karangan delapan-terpongkeng

121 5 7
                                    

Terpongkeng

7 hari sebelumnya

Saddam termenung,  beberapa soal cerita matematika di depannya ia biarkan menganggur bersama pensil coklat yang tergeletak.
"biarin sekali-kali biar soalnya ngerjain sendiri, "
Saddam tersenyum seraya meraih telepon genggam yang berada tidak jauh dari mejanya.

Saddam : Jo,  aku udah mulai lucu.
JOEL : paan sih lo literally gajelas banget wich is lo belajar dari gue dan actually harusnya lo say thank you ke gue.

Saddam tertawa pelan,  kawannya itu selalu dapat mengubah udara panas di sekitarnya menjadi tawa renyah.

Saddam : Jo,  besok anterin gue ke rumah itu lagi ya pokoknya harus.(titik)
JOEL : awas aja kalau gue sampe mati!!

-

"Sabar Jo kita harus lebih sabar gausah keburu-buru,"
Saddam melihat rumah aneh itu dengan serius.
"Sabar Jo sabar, "
Joel mengerutkan alis,
"Ye santai aja kali pak,  lo udah ngomong kata sabar 4 kali selama kita disini lho!"
Saddam terkikik,  tidak lama setelah itu gagang pintu di depannya terbuka.

Saddam dan Joel menjatuhkan kebelakang dan refleks bersembunyi di semak-semak terdekat. Jantungnya berdegup sangat cepat,  nafas pendek tipis-tipis.

"Josiee! josiee?! makan saatnya makan siang! Say" gadis itu mengetuk tempat makan dengan sendok beberapa kali.

Sementara itu Joel menahan rasa gatal sambil misuh-misuh.
"Jo siapa dia Jo? "
"Zerra, "
Saddam menelan ludah,  gadis yang tidak sengaja ia ikuti beberapa hari lalu adalah orang yang mengirim surat-surat serta peta aneh ke rumah Saddam? 
"Gue takut jo, "
"Maksudnya? "
"Gue takut Zerra, "

"Aduh masih untung ketemu Zerra bukan Zombie,  kalau lo takut ini mah namanya terpongkeng*, Dam! "

Tak selang lama gadis itu masuk bersama Josiee kucing belangnya. Saddam dan Joel pun berjalan kearah motor mereka yang di parkir jauh dari TKP.

"Terpongkeng ya Jo?"
"Terpongkeng dam!"

-

Sekarang

"Saddam ada surat lagi, kamu mau jadi pillateli? " Bunda menggoda.
"Enggak bun,  jadi gini ini yang ngirim temen Saddam, untuk judul karya ilmiah dan juga mengetes kinerja Pos Indonesia ditengah genjatan media sosial, "
Bohong nya Saddam memang nggak tanggung-tanggung.
"Temen kamu?  Joel? " Bunda bertanya lagi.

Memang susah punya temen cuma satu.

"Iya Joel, Bun!"
"Joel sudah ikut KIR, nak ?"
"Terpongkeng!"

* Terpongkeng : kalah,  tertendang,  tergusur

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang