karangan empat belas-bunda

15 2 5
                                    

bunda

Alunan sendok yang bertempur dengan pinggiran mug merah terdengar sangat keras menemani Bunda. Pernyataannya malam tadi sebenarnya sudah ingin Bunda utarakan sejak beberapa minggu lalu. Sejak usia Bintang sepuluh tahun, Saddam menawarkan pada mamanya tentang les music, dahulu memang yang dipikirkan Bunda hanyalah tentang Saddam dan Bintang agar mereka bahagia.

Bunda selalu melarang Saddam keluar rumah dan selalu tidur siang, mengajaknya ke panti asuhan dan Saddam hanya berteman dengan Bintang.

Hingga saat ini Saddam tujuh belas tahun, Bunda hanya mengenal Bintang dan Joel. Bunda yang lebih mengenal Saddam, trauma Bunda di masa lalu, sebenarnya itu latar belakangnya.

Bunda melihat beberapa surat yang berkelakar di kardus di bawah kamar Saddam. "Tidak mungkin," Bunda menutup mulutnya, ia membaca beberapa postcard dan peta. "1987, aku kelas dua SMA. Tidak mungkin,"

Bunda terus menelaah peta dan foto itu satu persatu. "Surat ini untukku, dan aku tau siapa pengirimnya."

-

"Aneh nggak sih Ra, dia orang yang sama yang ngeliatin gue waktu gue di kamar mandi."

"Dia ngintip lo Zer?"

"Bukan Ra! Waktu gue pinjem celananya Arang."

Ines datang membawa beberapa keping gorengan ke meja Kora dan Zerra.

"Kok gue takut ya Zer, berarti dia juga orang yang manggil lo di perpustakaan itu?"

"Iya Nes! Ngeri nggak sih, dia juga pernah ke rumah gue, nemuin gue di halte sama temenya yang sama-sama gila itu."

"Dia Psikopat Zer fix!"

Kora dan Ines memakan santapan mereka dengan lahap, sementara itu Zerra hanya berkutat pada telepon genggamnya sambil memikirkan surat berisi peta dan foto kemarin.

"Bukan psikopat deh Nes, dia lagi PDKT sama Zerra!" Kora tertawa terbahak hingga orang-orang menengok kearah mereka.

"Ra! Apaan sih! Jangan keras-keras!" Zerra menabok Kora hingga temannya itu mengaduh kesakitan.

"Ini Instagram dia Zer," Zerra dengan cepat merebut smartphone Ines, tidak ada banyak foto hanya foto Saddam dengan ibunya sewaktu balita dan foto Iron Man. Cukup misterius.

"Lupain,"

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang