karangan dua puluh delapan B

3 2 2
                                    

terbongkar 2

Surat ketiga, tidak lain pembatas buku itu, sudah jelas terdapat angka 11 disana.

Dan surat terakhir berisi sobekan sampul novel Lupus.

"Lupus kan novel kesukaan Bunda?!" Saddam melotot tidak percaya.

"Bawa Bunda novel Lupusnya! biar Joel teliti!" Joel berseru menyombongkan diri.

"Bunda punya 28 novel lupus dari tahun 86 sampai 2003 hehehe," Bunda nyengir.

"Kasih Joel novel yang terbit saat Bunda SMA!" ucap Joel setelah berpikir sebentar.

Bunda berjalan ke Kamarnya, mengambil novel dan memberikan pada Joel.

Angka, angka yang ada pada sebuah novel hanya terdapat pada halamannya. Menurut Joel ini bukan tentang jumlah Halaman namun tentang halaman special disana dan, Crap! Joel menemukan satu halaman yang tercoret spidol hitam bertuliskan KDRT, halaman 21.

"KDRT?" Saddam menatap Bundanya dengan linglung.

"Besok Bunda ceritain." Bunda tersipu malu.

Nomor-nomor terkumpul hingga tersusun

87 11 21.

"Sebenernya masih ada satu surat lagi Dam," Bunda berjalan meninggalkan Joel dan Saddam yang kebingungan.

Bunda mengambil amplop itu di kamarnya, dan menyerahkan pada Joel.

"Kenapa Bunda nggak ngasih surat ini ke Saddam?"

"Bunda kira kan cuma untuk KIR Dam, mana Bunda tau."

Mereka berempat sama-sama menghela nafas. Didalamnya hanya ada sebuah kertas dengan tulisan nomor 19.

Joel tidak faham, jika saja ia bertemu pengirimnya nanti mungkin akan ia patahkan hidungnya karena sudah membutnya pusing tujuh keliling.

"Delapan, tujuh, sebelas, dua satu, Sembilan belas... Bunda Joel mau tanya, nomor yang familiar buat bunda?" Joel sudah seperti tukan togel sekarang.

Bunda menggeleng.

"Sesuatu tentang SMA Bunda, come on!" Saddam menambahi. Zerra masih terdiam karena foto tadi, tak perlu ditanya.

"Delapan tujuh, bunda lulus tahun delapan tujuh Dam!"

Joe menjerit kegirangan, walaupun tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.

Joel menyerah Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan sisa-sisa angka tersebut. 11 21 19.

"Mungkin itu sandi angka." Zerra membuka mulutnya setelah sekian lama.

"Sebelas itu 'K', duapuluh satu 'U' semilan belas itu 'S' KUS?" kata Joel.

"Lo yakin nggak salah angka Jo? Kus apaan Kus? Dari kemaren kita bingung dia cuman mau bilang Kus ?"

Joel menjerit dengan keras, "Gue pengen nyopot kepala!!!!!"

Tiba-tiba Bunda ikut berteriak badannya seperti tersetrum, Saddam, Joel dan Zerra reflek memegangi Bunda.

"Kenapa Bun? Bunda, Bunda kenapa?"

"Zerra,Siapa nama Mama kamu ? Bukan Claudia kan?"

"Nama Mama Zerra Claudia, Tan."

"Nggak mungkin!"

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang