josie dan memori
"Siang tan, gimana mama ?" Zerra meneguk airnya hanya berbasa-basi padahal hati tidak peduli.
"Gak papa, kata dokter ya Alzheimernya masih biasa, karena Mama mu dulu stress sewaktu mengandung kebanyakan obat dan alkohol," ucap Tante sambil membenarkan letak scarf kesayangannya.
Zerra kira Alzheimer hanya menyerang wanita lanjut usia, ternyata sema sudah ada yang mengatur Tuhan tidak mengharuskan siapa, kapan, dan bagaimana cara mendapatkan keajaibanNya.
"Sekarang Mama dimana Tan?"
"Diatas Zer, jangan lupa makan dulu!"
Zerra berlari seraya tangannya merangkai rambut coklatnya ke belakang dan mengaitkan mereka dengan seutas karet gelang.
Zerra berdiri diatas pintu kayu yang mungkin sudah lupa bagaimana rasanya diketuk tangan manusia yang sepenuhnya hidup, karena di rumah ini hanya beberapa dari mereka yang benar-benar terbangun.
"Ma?"
Wanita di dalam sana tetap diam tanpa jawaban. Senyum Zerra perlahan pudar, ia menyadari sudah berapa lama mereka tidak berbicara.
"Zerra masuk ya?"
Zerra membuka pintu itu perlahan, ketika tangan dingin Zerra menarik kenop besi pintu terbuka sedikit.
"Mama?!"
Zerra masuk tanpa aba-aba. Zerra menjerit tak karuan mendapati mama nya duduk bersila dengan darah segar di sekelilingnya.
"Ma, ada apa Ma?"
"Ma! Mama ada apa jawab Zerra Ma! Lihat Zerra!"
Zerra membentak, ia menggenggam tangan mamanya yang penuh darah, wanita paruhbaya tadi menjatuhkan pisaunya dan bergelung di pelukan anaknya.
"Kucing itu Zerra dia memakan ikan-ikan lucu mama."
Zerra melotot, di belakang mamanya Josie terbaring dengan darah di segala penjuru kamar.
"Josie! Jos-" Zerra menangis, memegang kucing matinya di pojok ruangan.
Percakapan mereka tidak jadi berakhir indah, yang terdengar hanyalah tangisan Zerra dan darah yang bermuncratan.
"Mama, mama nggak pernah punya ikan-ikan itu! Ma! Mama ngebunuh Josie Ma!"
"Maafkan Mama Zerra, tapi ikan Mama mati,"
"Kemarin Zidan pergi karena wanita hantu yang nggak lain adalah mama! Sekarang Josie kucing kesayangan Zerra-" Zerra terisak tidak bisa meneruskan kata-kata nya.
"Zerra harap nggak ada lagi yang menghilang di hidup Zerra setelah ini Ma," Zerra membopong Josie keluar kamar itu, "cukup ingatan Mama aja."
-
Selamat malam minggu <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Karangan Tanpa Tinta
Short Storycover by : betterdavis [complete] Di era digital sekarang ini kita lebih banyak menerima email daripada surat dari pak pos yang sangat kuno. Begitu pula dengan Saddam, remaja yang hanya berkutat dengan pembelajaran dan juga karya ilmiah dituntut un...