karangan dua puluh delapan A

3 2 2
                                    

terbongkar 1

"Kalau ini surat buat Bunda kenapa sih ditulis untuk Saddam di amplopnya?! Terus kenapa Bunda punya pembatas buku sama kayak Zerra?!" Saddam frustasi ingin menjambak rambutnya.

"Dam udah, mending kita langsung cari pasangan benda itu aja. Maka semua pertanyaan lo pasti bakal kejawab." Joel menenangkan temannya, tidak tahu kenapa akhir-akhir ini Joel menjadi bijak dan cerdas di banding Saddam sendiri.

-

"Surat yang pertama datang, isinya peta Indonesia tahun 80-90an, sama kayak peta biasa dan koran? Emm potongan surat kabar, di setiap kata bulan di buletin pakai spidol merah Bun? Maksutnya?" Saddam lagi-lagi kebingungan, dan Zerra di sebelahnya masih tak percaya kehadiran Om Galih.

Joel menuangkan idenya lagi, "Bunda koran dirumah Bunda bisa dicek?"

"Koran dirumah ini ada segudang Jo," Joel memutar otak tiba-tiba pandangan Joel menabrak sebuah pigura yang di dalamnya ada koran-koranprestasi. Mulai dari sekolah Saddam yang berhasil juara lomba angling, juara taekwondo oleh ayah Saddam dulu, namun yang paling menarik perhatian Joel adalah Bunda Saddam yang dulunya menjadi PASKIBRAKA dan masuk koran pada tanggal 18 agustus 1987.

Joel mendekati sisi dinding itu dan membacanya, "Gue yakin koran ini yang dia maksut! Semua berhubungan tentang Bunda kan?"

Orang-orang hanya mengangguk tidak faham apa yang ada di otak Joel kali ini.

"Bunda, kapan Bunda dapet pembatas buku itu?"

"Waktu masih SMA," ucap Bunda pelan.

"Nah berarti bener, Bunda jadi PASKIBRAKA juga waktu Bunda SMA. Dua benda mengarah pada waktu SMA." Joel berpikir singkat dan melanjutkan gagasanya, "setiap kata bulan di surat kabar itu di bulletin kan? Gampang kita dapet satu clue angka delapan."

"Kok bisa?" Saddam kebingungan.

"Kata yang di bulletin kata bulan, bulan waktu Bunda jadi Paskibraka. Bulan Agustus, bulan ke delapan."

Surat kedua, Joel menyimpulkan hubungan foto lama yang ada di surat itu sama dengan satu-satunya foto SMA bunda yang masih tersisa.

"Nggak ada angkanya Jo."

"Tunggu, Bunda SMA berapa?"

"SMA tujuh kenapa?"

"Tujuh angka kedua tujuh."

"Ngaco lo Jo!"

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang