karangan dua puluh lima-lollipop lollipop

3 2 2
                                    

Zerra masih tertidur di balik selimut di kamar Saddam, sementara dirinya terpaksa menahan kantuk karena menunggu telepon masuk dari petugas kantor pos.

Namun hasilnya nihil, hari sabtu ini Zerra menghabiskan akhir pekan bersama keluarga Saddam dan Joel. Zerra sendiri bisa geleng-geleng kepala jika mengingat fakta ini.

Zerra duduk di sofa, sementara Joel dan Saddam bermain PS di depannya. Zerra mengecek ponselnya, ia sengaja tidak membalas puluhan pesan dari Ines maupun Kora. Mungkin sulit dipercaya jika Saddam adalah orang pertama yang tau latar belakang Zerra, bukan Ines maupun Kora. Sore nya mereka bersepeda keliling kompleks, melihat anak-anak bermain layang-layang, malamnya mereka habiskan dengan menoton film horror yang membuat Joel tidak berani pergi ke kamar mandi.

Zerra sudah menuju kamar Saddam, namun Saddam masih menunggu ponselnya berdering. Hingga tengah malam, hingga Saddam lupa dan tidur karena kelelahan.

Lolipop lollipop lo loliloliloli lollipop

Saddam menarik selimutnya, ponselnya berdering tidak lain dari petugas kantor pos itu.

"Mas saya dapat suratnya, Jalan Kate nomor 47."

"Udah Mbak foto?"

"Sudah Mas,"

"Bisa ketemu besok siang?"

""Yah nggak bisa mas saya pulang pagi ini."

"Oke, pagi ini saya ke sana mbak!"

-

"Joel kalau nginep disini bisa satu minggu dia baru balik lho Zer,"

"Oh ya Tante? Pantesan kayak udah dirumah sendiri."

Bunda dan Zerra bercakap-cakap sambil mengiris beberapa sayur untuk memasak sarapan.

"Tapi tante suka kalau rumahnya rame, kalau Cuma sama Saddam jadi horror!"

"Banyak ya yang suka nginep disini Tan?"

"Cuma Joel, temen Saddam kan cuma Joel, sekarang Alhamdulillah udah tambah sama kamu."

Zerra tersenyum melanjutkan pekerjaannya.

"Kata Saddam tante psikolog ya?"

Zerra tidak tau apa lagi yang harus ia katakan. Pikirannya tentu masih berkecamuk tentang Mama, bagaimana keadaannya hari ini setelah malam tadi.

"Yep Psikiater, tapi dua tahun ini tante vakum emm apa ya bahasanya. Rehat istilahnya."

"Kenapa Tan?"

"Nggak papa, tante pengen aja. Pengen jualan kue online biar lebih apa ya? Menikmati hidup tante sendiri!"

Zerra hanya mengangguk.

"Jadi psikiater itu harus selalu menyelai masalah banyak orang Zer, biasanya tante hanya menangani anak TK atau SD. Tante nggak pengen Saddam punya Bunda yang kebanyakan mikir masalah orang lain, nanti cepet keriput!" kata Bunda.

Zerra teringat bagaimana keadaan Mamanya yang masih se usia Bunda namun wajah nya sudah sangat keriput dan kelabu. Rambutnya pun mulai dipenuhi uban-uban kecil.

Karangan Tanpa TintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang