Dia itu bagai pangeran yang tertidur di dalam gunung es. Menunggu seseorang mencairkan lapisan es dan membebaskannya. Tubuh hangatnya tertidur bagai waktu telah terhenti. Namun, sebenarnya ia melewatkan waktu yang sangat banyak, bukan?
Tidak ada seorangpun yang mampu menggapainya. Alih-alih memberikannya kehangatan yang lama tak didapat, malah semakin tebal menimbun es di atasnya. Kasihan, bukan?
Kemudian seorang penjelajah mencoba melumerkan gunung es tersebut. Memang lamban, namun ia percaya bahwa suatu saat ia akan berhasil. Berkali-kali terhadang badai dan hujan, berkali-kali es tang telah ia pahat membeku, semakin tertimbun. Namun, apakah ia menyerah?
Mimpi itu ada, hanya butuh usaha yang sedikit lebih besar untuk mewujudkannya. Dia percaya dan pantang menyerah meski orang lain mengolok-ngolok. Itulah kehangatan pertama yang sang pangeran rasakan.
Suatu saat, ia berhasil mencapai sang pangeran nan tertidur. Sang pangeran membuka kelopak mata secara perlahan, dan orang itu tersenyum hangat padanya. Itulah kehangatan kedua yang pangeran dapatkan.
Gunung es pun kelak mencair, dan pangeran turut terbebas. Ia pikir hari-harinya kian berwarna sebab sang penjelajah yang setia menemaninya sepanjang hari. Itulah kehangatan ketiga yanv pangeran dapatkan.
Namun, tidak ada yang sempurna di kehidupan ini. Bermacam kecemburuan datang silih berganti pada si penjelajah. Sang pangeran bersedih, dan mengajak si penjelajah melakukan petualangan bersamanya.
Tetapi penjelajah berkata, "Aku mengasihani serta berpura-pura ingin berteman denganmu demi mencari keuntungan semata. Aku tidak tulus berada di sisimu."
Sang pangeran tentu tersakiti setelah tahu kebenarnannya. Tetapi beliau membalas, "Aku tidak peduli. Kau telah membawakanku kehangatan, memberiku alasan hidup, oleh sebab itulah aku akan menunggu hingga ketulusanmu untukku timbul. Tidak peduli seberapa lama waktu yang akan terpakai, aku akan menunggu."
Sayangnya sang pangeran tidak tahu bahwa seberapa kerasnya ia berjuang, sang penjelajah tidak dapat berada di sisinya terus. Mereka tidak ditakdirkan untuk bersama, penjelajah tahu hal ini.
Sang penjelajah hanya bisa berdoa, supaya seseorang akan muncul untuk menggantikan posisinya. Seseorang yang mencintai serta mampu berdiri di samping sang pangeran untuk waktu yang lama.
"I'm sorry, but i wish you're happy without me."
YOU ARE READING
Alicia's Dumb Book 2
RandomBuku ke-2, isinya masih sama: Tags, QnA, and Random Scenarios. kebanyakan sih isinya gajean. Pokoknya gitu lah ._. Ciao~~ Alicia