Sick Day (IzuAli)

23 5 2
                                    

Sore itu, terlihat seorang gadis tengah terbaring di atas ranjangnya. Sambil membilak-balikan setiap halaman pada majalah yang ia pungut asal, matanya menatap kata demi kata yang hanya sekilas ia baca. Bosan, satu kata tersebut tercetak besar di keningnya secara imajiner.

Gadis itu pun menghela napas lalu menutupi wajahnya dengan majalah tersebut. "Aku benci hidupku," gumamnya.

Seorang pemuda tengah duduk di kursi sambil bermain ponsel, tepat di samping gadis itu berbaring. Keningnya berkerut, menoleh kepada sang gadis. "Apa yang barusan kau katakan, Risu-chan? Sangat negatif," katanya.

Gadis yang dipanggil Risu-chan itu menyingkirkan majalahnya. Buku tersebut ia peluk di dada. "Satu minggu. Hanya bisa berbaring. Tidakkah hidupku sangat menyebalkan? Aku bahkan merasa bahwa mengangkat laptop pun rasanya sudah mustahil bagiku. Kekuatanku menghilang, benar-benar lumpuh," tukasnya.

Pemuda di sampingnya menghela napas. "Bisa jangan sebut laptop? Kau harus benar-benar menjauhkan pikiranmu dari pekerjaan untuk sekarang ini," katanya, "Kau siapa? Tidak terdengar seperti dirimu. Biasanya kau over positif sampai bikin orang sebal," katanya."

"Ah, itu sih, kau saja yang merasa begitu Izumi-chan," balas Risu--Alice maksudnya.

"Tidak bisa. Aku rindu bekerja--" rengek gadis itu. "Bisa kau bawakan laptopku ke sini?"

"Heh, jangan mengeyel."

"Huuh.... Sebal! Aku bisa kok! Toh, cuma duduk depan laptop saja. Tolong bantu aku duduk!"

"Arisu... aku pulang saja kalau itu yang ingin kau lakukan."

"Izumi-chaaann--"

Takk! Satu sentilan melayang pada kening gadis malang tersebut. Ia meringis kesakitan sambil memegangi keningnya.

"Kau sudah tidak waras, ya? Aku bilang tidak, ya tidak. Demi kebaikanmu juga," omel Izumi.

Alice hanya cemberut.

"Jangan buat aku benar-benar memarahimu, ojou-chan," tambah Izumi dengan penekanan pada akhir kalimatnya.

Lagi-lagi Alice masih cemberut. Ojou-chan, panggilan itu sebenarnya adalah sebuah sarkasme yang ditujukan Izumi padanya.

"Uh... Aku benci. Padahal lagi seru-serunya kebanjiran job, eh malah sakit. Mana abis publish RP harem, lagi. Belom masukin database! Aku bahkan belum menulis apapun untuk audisi bulan ini," gerutu Alice dalam gumaman.

"Anak ini dikasih tau, susah sekali, sih? Tadi pekerjaan, sekarang permainan dan audisi," Izumi berdecak kesal.

"Aku bosan dengan menu makananku yang itu-itu saja."

"Mau sembuh, tidak?"

"Hambar, tak ada rasanya."

"Makanya jangan sakit."

"Aaah... Aku benci, super benci."

Sabar, Izumi, sabar.... Pemuda itu pun menghela napas, menyabarkan diri.

"Kenapa tidak tidur lagi saja? Mungkin ketika bangun kau akan merasa lebih baik?" sarannya sebelum kembali fokus pada ponselnya.

"Aku sudah tidur selama 12 jam. Mana bisa tidur lagi?"

"Yah... Namanya juga orang sakit. Bisa saja, kan?"

"Tak bisa tidur."

"Mau kuambilkan pain killer? Biasanya habis minum itu, kau langsung tertidur."

"Heck, no."

Abaikan. Alice sedang gila.

Alicia's Dumb Book 2Where stories live. Discover now