Bucin Mode: UnGraceful Princess

30 6 0
                                    

Aku tahu aku berbeda, tetapi tidak ada yang kusesali. Ketika gadis lain pergi bersolek, aku pergi ke medan perang. Ketika gadis lain menghias tubuhnya dengan gaun dan perhiasan yang indah, aku malah menghiasi tubuhku dengan pakaian perang dan senjata tajam. Ketika gadis lain seusiaku harum akan parfum mahal, aku malah membiarkan debu dan darah membuat pakaianku bau. Meski begitu, tiada yang kusesali.

Mengapa seorang wanita sepertiku harus terjun ke dunia militer? Mengapa seorang wanita dengan status sosial tinggi sepertiku harus bergaul dengan para lelaki berwajah menyeramkan? Bukannya bergaul dalam dunia sosialita yang glamour.

Wanita yang aneh, putri yang menakutkan. Bahkan seorang pria pun berpikir dua kali untuk memperistriku. Dan rumornya aku memiliki standar yang tinggi.

Banyak yang mengumpat, aku dan juga sang raja. Seolah mereka malu memiliki pewaris tahta sepertiku.

Jujur saja, aku memang sedikit membenci dunia sosialita dimana gadis-gadisnya seolah berlomba-lomba menjadi yang tercantik, termewah, terkaya, dan terpopuler. Dunia yang isinya hanyalah kepalsuan. Topeng, mereka semua hanya tikus-tikus pengerat yang memakai topeng.

Mendapat suami kaya saja sudah cukup, dan kau akan diagungkan semua orang. Mengenakan gaun dan perhiasan super mewah saja sudah cukup untuk mencuri pandangan semua orang. Tetapi aku, tidak mau semua itu.

Biarlah mereka mengumpat sesuka hati. Biarlah mereka munafik di hadapanku. Sok baik, sok peduli, sok memujiku padahal di belakang menjatuh-jatuhkanku. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya mereka beruntung.

Misalnya, saat ada upaya pembunuhan saat aku menginap di kerajaan sebelah, saat pengawal yang ditugaskan menjagaku telah dilumpuhkan, aku berdiri dengan kedua kakiku sendiri, menarik pedang dan memukul mundur musuh. Bukankah hal itu mustahil dilakukan jika aku adalah seorang putri feminim seperti yang mereka dambakan? Mungkin saja mereka telah kehilangan satu-satunya pewaris tahta mereka sekarang.

Dan tidak perlu khawatir, suatu saat nanti pasti akan hadir seorang pria yang dapat menerima sifatku dengan tulus, mencintaiku apa adanya, bukan karena menginginkan wilayah untuk dimonopoli.

Jangan marah ketika kutolak lamaran raja dari kerajaan dengan harta, wilayah, dan militer yang menjanjikan. Jangan jadikan pernikahanku alat demi memperluas kekuasaan. Meskipun tugasku untuk menikah suatu hari nanti, tetapi jika pernikahan itu tidak membawakan kebahagian rohani untuk mempelainya maka ... Bagaimana caraku untuk menyebarkan kebahagian untuk rakyatku?

Biar kutunjukan bahwa dengan tangan kita sendiri, kita bisa berjaya, sama seperti yang ayahku lakukan dahulu. Dan biarkan aku turun ke lapangan demi mendidik diri agar menjadi pemimpin dengan empati tinggi. Pemimpin yang tidak hanya memahami manis dari kesuksesan kalian, tetapi juga segala pahit demi mencapai kesuksesan tersebut.

Perhatikan saja aku seperti yang biasa kalian lakukan. Namun, aku harap kalian memperhatikan dengan kedua mata lebar serta pikiran yang jernih.

From the bottom of my heart,
L.


Alicia's Dumb Book 2Where stories live. Discover now