Day5

325 68 18
                                    

Hari hari itu gue sama bagas semakin deket, dan gue yakin banget dan ngerasa kalo gue suka sama Bagas entah dari mana?

Seakan akan semuanya telah dia hipnotis sakit hatinya gue saat dulu.

Seminggu yang lalu gue cerita ke Salsa kalo gue suka Bagas.

Dan anehnya seminggu yang lalu juga gue ngerasa Salsa beda. perbedaan itu buat gue penasaran.
                         
                           --------------

   Saat menanggapi satu hal,kau tidak boleh bertindak gegabah sebelum menemukan buktinya

"Nad lo sepasang sama gue ya?" Tanya Redi ragu.

"Ohh iyaaa gue lupa kalo gue sepasang pentas seni sama lo. Yang katanya disuruh bikin kontes nyanyi buat nanti?"

Untuk pertama kalinya gue ngobrol dengannya.

Dia itu pendiam di kelas, kayanya belom bisa beradaptasi dengan teman barunya.

Semoga aja gue bisa berteman baik dengannya.

"Iya Nad lo sepasang sama gue, jadi mau kapan kita kerja kelompok buat lagu nya?"

"Gimana kalo pulang sekolah aja bener ga sih biar cepet kelar dan hapal lagunya?"

"Iya iya pulang sekolah lo bareng gue ya, kita pergi ke taman belakang aja gimana menurut lo setuju ga?

"Iya Red gue terserah lo aja, gue ngikutin aja kalau lo mau di taman belakang juga gue gak samalah. Jadi nanti gue sama lo pulang bareng ya Red? Kalo gitu gue mau ke kantin dulu bay Redi"

Ucap gue melambaikan tanggan dan tidak lupa juga tersenyum kearahnya.

"Bay. Nad jangan lupa ya hehe" Senyum Redi merekah di wajahnya.

"Iya Red tenang aja gue gak pikun" Tawa gue dan menghilang dihadapannya.

Gue berjalan di sepanjang lorong dan disitu gue bertabrakan dengan Bagas.

"Arghhhhh, ehh lo punya mata gak sih sakit tau ini tangan gue lo tabrak!" Ucap gue memegang tangannya tampa tau penabraknya adalah Bagas

Sumpah ini perih banget! Lecet kan jadinya.

"Ehh Nad sorry gue gak sengaja, mana sini gue liat tangan lo" Bagas menundukkan badannya dan melihat tangan gue dengan penuh hati hati.

Sontak gue kaget dengan kehadiran Bagas.

Ternyata bagas adalah pelakunya.

"Engga gapapa gak sakit, ini cuman luka biasa."

"Sini mana gue mau liat dulu." Bagas menarik tangan gue yang mungil.

"Tuhkan liat Nad tangan lo berdarah? cepet ikut gue ke ruang uks nanti lo tambah infeksi kalo gak cepat di bersihkan. "

Ajak bagas menarik pelan tangan gue.

"Enggapapa, lo lebay banget sih cuman gini doang mah gapapa kali gausah ribet ribet, gue bisa sendiri."

Tanpa berpikir panjang Bagas menarik paksa gue ke ruang uks.

Dari tadi gue terus mengoceh tidak mau di obattin.

Tapi Bagas tidak sekalipun mendengar ucapan gue. Dasar tuliii.

"Udah beres." Ucap Bagas membereskan peralatannya dan hendak ingin meninggalkan gue.

"Bagas" Ucap gue dengan ragu.

"Iya kenapa?"

"Thanks lo udah obatin gue."

"Sama sama" Saat melangkah keluar gue bersuara lagi, rasanya gue tidak ingin Bagas ninggalin gue begitu saja.

"Bagas kenapa lo beda? lo gak seperti dulu lagi yang selalu bikin gue emosional ketika di deket lo? Lo yang setiap malem chat dan bahkan telpon gue, lo kenapa? apa jangan jangan lo marah sama gue? atau lo gak bisa move on dari gebetan lo yang dulu itu?" Tanya gue ragu dan hati hati.

Bagas berjalan mendekati ranjang gue dan duduk disampingnya.

"Enggak Nad gue gak marah sama lo. Gue cuman belom bisa move on dari gebetan gue dulu, gue sengaja deket sama lo biar gue bisa lupa sama dia. Tapi nyatanya gue gak bisa lupa sama dia Nad, maafin gue dulu pernah ganggu hidup lo maafin gue yang selalu bikin lo emosional dan maafin gue yang pergi tanpa sebab."

"Apa jangan jangan lo deket dan suka sama Salsa? Sahabat gue?"

"Awalnya gue dari dulu udah deket sama Salsa sebelum gue deket sama lo, hingga saat itu gue pernah tertarik sama lo, dan sampai akhirnya gue deket sama lo. Tapi minggu minggu ini entah kenapa gue gak tau perasaan gue gimana? gue cuman gak bisa move on dari gebetan gue dulu. Minggu ini gue suka curhat ke Salsa tentang gebetan gue dulu." Ucap Bagas

"Pelangi itu indah layaknya kamu, tapi sayangnya keindahan itu hanya sementara, aku harap kamu mengerti arti penting langit yang selalu setia bertahan meski hujan, panas dan selalu menunggu agar pelangi itu datang sama seperti kamu adalah langit yang menunggu pelangi itu datang."

"lo kenapa Nad?" Dengan penuh tanya di mimik wajahnya.

"Kamu adalah alasan mengapa aku tinggal, padahal kamu hanya sekedar layaknya pelangi yang hanya indah saat datang saja, ketika pergi tidak meninggalkan bekas tetapi meninggalkan kenangan, disini aku hanya orang bodoh yang menunggu pelangi saat cerahnya matahari, seperti kamu datang hanya saat bosan ataupun sedih, aku hanya bisa mendefinisikan kamu adalah pelangi datang saat hujan membawa keindahan lalu pergi itulah kamu, jika aku adalah langitnya kuharap tuhan tak ambil keindahan pelangi itu, aku ingin keindahan pelangi itu selalu mewarnai langit biru diatas sana." Ucap gue.

"lo kenapa Nad lo ko ngomong gitu?"

"Jika tidak ada niat bersama, jangan buat gue jatuh cinta." Ucap gue meninggalkan Bagas.

Kesalahanku adalah terlalu berharap pada seseorang yang bahkan tidak pernah "PEDULI" terhadapku

Gimana part ini?maaf ya kalo masih ada yang typo,, dan sekarang gimana nasib nadya?

Nadya selalu mencintai orang yang salah dia belom pernah mendapatkan cinta yang sesungguhnya selalu mendapatkan cinta hanya sesaat dan menyakitkan baginya):

Vote ya hehe

There's love in our friendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang