Day22B

174 11 0
                                    

Tapi ketahuilah berpura pura seakan baik baik saja itu hanya membuat kita menjadi lemah, jika terlihat kuat itu hanya sementara

Sekarang? Tingkah gue berubah drastis kepadanya, menjadi seorang pemalu, tidak berani berbicara apalagi menatap matanya.

------------

Nadya's POV

Saat gue masuk kelas, gue duduk dibelakang bangku Bagas, ya cowo pertama yang gue sukai di sekolah ini.

Awalnya gue pikir, gue gak akan pernah bisa move on dari Bagas.

Tapi nyatanya saat Redi hadir di hidup gue, dia bisa ngerubah 180 derajat menghapus memori gue tentangnya.

"Lo kenapa Nad, kaya abis dikejar setan?" Tanya Salsa.

"Mampus Sal gue tadi salfok." masih terlihat ngos ngossan karena efek lari sepanjang koridor.

"Atur napas dulu Nad, nih minum dulu."

"Enggak ga usah." Gue mengatur napas pelan pelan

1 2 3 Buang, tarik napas buang lagi, itu yang gue lakuin secara berulang ulang.

"Jadi gini-"

Tetttt

Bel menandakan jam pelajaran dimulai.

"Sial! baru juga gue mau curhat."

"Yaudah deh gapapa." Jawab Salsa kemudian kembali ke bangku asalnya.

Saat gue ngeliat ke arah jendela, tiba tiba Redi melambaikan tangannya menuju arah gue.

"MAMPUS NASIB GUE!!!" spontan tanpa disadari Redi sudah berada dibelakang gue, dan mendengar ucapan yang keluar dari mulut gue.

"Emang kenapa nasib lo Nad? Lo gapapa kan?"

"Enggak engga, gue gapapa."

"Cepet cerita lo kenapa dari tadi keliatannya lo beda."

"Ehemm ehemmm..."

"Berisik!" jawab Redi tanpa menoleh.

"Ehemm."

"Gue bilang berisik, atau gue-"

"Mau ngapain hemm?"

Gue mencubit Redi agar dia bisa menengok ke arah belakang, siapa yang telah berdehem.

Ternyata pak Ahmad, seorang guru killer, yang harus terus istigfar setiap berada didekatnya.

Redi melihat wajah jelas Pak Ahmad yang berada didekatnya.

"Ehh pa selamat pagi."

"Pagi, sedang apa kamu?"

"Saya? Mau duduk, itu disebelah Nadya permisi pak."

menghilang dari hadapan Pak Ahmad, setelah itu Redi mengikuti gaya ala mengelus kepala yang botak, ceritanya sih sedang meledek Pak Ahmad dibelakangnya.

Dasar Redi, cowo super aneh yang pernah gue kenal, tapi yang bisa buat gue berubah, hebat....

Sepanjang pelajaran Pak Ahmad, Redi terus memandang muka gue tanpa henti.

"Omaygattt Redi, kenapa sih gue harus duduk satu bangku sama lo, gue kan jadi gak fokus apalagi terus diliatin kaya gini." Ucap gue dalam hati.

"Pliss Nad lo jangan jadi salting apalagi kalo gue blushing." Ucapnya

Perasaan gue tidak karuan, semakin lama Redi melihatnya semakin bertambah tingkat kemaluannya akibat terus di perhatikan olehnya.

1 menit 2 menit sampai 5 menit gue masih bisa bertahan agar gue ga blushing.

There's love in our friendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang