Lauara kembali ke kelasnya dengan perasaan kesal yang menyelimutinya.
Laura membanting tasnya ke atas meja dan duduk di kursinya.
"Lo kenapa ra.?" tanya savia teman sekelas sekaligus sahabatnya.
"Kesel gue sama si kampret" jawab laura kesal
"Gibran maksud lo?"
"Iyah. Siapa lagi coba yang bisa bikin gue naik darah pagi pagi gini"
"Ya elah. Kalian itu kapan sih akurnya?" tanya via geleng geleng kepala
"Tau deh" jawab laura acuh sambil mmelipat kedua tangannya di atas meja dan membenamkan wajahnya.
Gibran masuk ke kelas yang sudah ramai dengan santai ia melihat ke kursi yang berada di sebelah kursinnya.
"Kenapa?" tanya gibran pada via sambil menunjuk laura yang masih tenang dalam posisinya.
"Katanya gara gara lo" jawab via tenang
"Oo." kata gibran dan duduk di kursi sebelah laura.
Gibran menarik narik rambut laura yang terurai separuh ke belakang Dari kursinya.
"Diem" kata laura masih di posisi nyaman nya
Gibran tak mehiraukan ia tetap menarik rambut laura. (Gibran lo jail ya)
"Gibran gue tau itu lo. Diem napa" kata laura yang hasih di hiraukan gibran.
Laura bangkit lalu berdiri dari kursinya dan
BRUUKK
Laura menggebrak meja gibran membuat semua isi kelas melihat ke arah mereka.
"EH. BRENGSEK. LO BISA DIEM GAK SIH" triak laura yang sudah habis kesabaran.
"mm gimana ya" kata gibran tampak seperti sedang berpikir
"Bisa gak sih lo gak ganggu gue sehari aja" pinta laura mulai melembut
"Gak bisa" jawab gibran nyebelin
"ARGH" geram laura lalu duduk lagi di kursinya.
"Jangan marah marah dong sayang. Nanti cepat tua lo" kata gibran lembut namun dengan volume suara besar.
"CIEEE.." seru teman teman sekelas.
"Tapi gak papa deh cepet tua juga. Gue tetep cinta" kata gibran masih membelai lembut rambut laura.
Semua teman sekelas laura bersorak. Ada yang ber cie ira, bersiul, bahkan meneriakan nama laura dan gibran
"DIEM LO KUNYUK" bentak laura dan menepis kasar tangan gibran.
"Aiiss galak amat sih" kata gilang pura pura cemberut
"Ra." panggil gibran
".." hening. Tak ada jawaban
"Lauraa" panggil gibran lagi
"..." masih tak ada jawaban
"Laauuurrraaaaaa" panggil gibran bernada panjang
"ASTAGA. KODOK SAWAH. LO BISA GAK DIEM. JANGAN GANGGU GUE" teriak laura jengah
Kembali. Semua pandangan tertuju pada mereka
"bisa. Gue bisa diem. Gue bisa gak ganggu lo lagi" kata gibran
"YA UDAH LO DIEM DEH" kata laura masih teriak
"tapi ada syaratnya"
"Iist. Apa?" tanya laura kesal
"GUE BAKALAN DIEM GAK GANGGU LO KALAU LO JADI CEWEK GUE. DI JAMIN HIDUP LO BAKALAN TENANG" Triak gaibran
Laura tercengang sebentar tak lama kemudian ia menjawab
"Gibran sayang. OGAH GUE JADI CEWEK LO. BUKANNYA TENANG GUE MALAH BAKALAN MATI BERDIRI KARENA KELAKUAN LO" jawab laura lembut namun penuh penekanan
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Rese (Tamat)
Teen FictionDari benci bisa jadi cinta! Hal itu yang di rasakan oleh laura kepada gibran si cowok rese yang berhasil merebut hatinya