Laura POV
Aku mematut penampilan ku di cermin besar yang di tempel di dinding kamar hotel.
Untuk acara yang sangat spesial ini aku memakai gaun panjang tanpa lengan berwarna dark gray di padu padankan dengan heels berwarna senada yang tertutup setengah gaunku. Rambut yang ku sanggul dengan hiasan kepala, dan mike up natural yang di aplikasikan di wajahku membuatku berpenampilan dewasa.
Setelah di rasa cukup aku mengambil tas hitam kecil di atas kasur lalu keluar dari kamar. Aku berjalan menuju salah satu kamar yang terhalang 2 pintu kamar lainnya.
Setelah berada di depan pintu kamar itu aku langsung membukanya tanpa ada ketukan atau pun salam kaki ku langsung melangkah mendekati seorang perempuan yang sedang berdiri di depan cermin yang akan menjadi ratu sehari untuk kami semua yang hadir.
"Cantik banget sih lo" ujarku memeluknya dari belakang.
"Makasih, lo juga cantik banget ra. Makin pinter aja lo dandannya" balasnya. Aku melepaskan pelukanku lalu menuntunnya untuk duduk di tepi kasur.
"Ternyata persahabatan kita gak cukup sampai disini yah. Dan sekarang lo bakalan jadi kakak ipar gue" ucapku semangat.
"Gue juga gak nyangka bakal nikah sama kakak lo" balasnya.
Ya! Acara spesial itu adalah acara pernikahan sivia dengan kakak rese gue, fadil. gak tau gimana caranya mereka bisa pacaran selama 1 tahun dan sekarang mereka meresmikan hubungan mereka.
"Gue di tinggal nikah sama sahabat gue" ujarku dengan wajah sedih yang sangat jelas di buat buat.
"Makanya lo resmiin juga hubungan kalian"
"Baru juga satu minggu vi"
"Penantian panjang lo berdua gak sia sia yah"
Aku tersenyum sambil mengangguk membenarkan kata kata ivi.
"Ayo vi, fadil udah ijab kobulnya" ajak tante yuni -ibunya sivia-
"Udah mah.? Kok cepet sih" tanya sivia dan aku mengangguk
Tante yuni terkekeh sambil geleng geleng kepala.
"Kalian ini ngobrol terus sih. Udah ayo" aku dan tante yuni menuntun sivia berjalan menuruni tangga menuju kak fadil yang sedang duduk di depan penghulu.
Kak fadil menatap sivia dengan raut bahagia yang sangat terlihat oleh siapa pun. Sivia duduk berdampingan dengan kak fadil untuk menandatangani buku nikahnya.
Aku berjalan menjauh dari mereka. Aku mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru ruangan mencari seseorang yang spesial untukku sekarang ini.
Aku menurunkan senyumku saat tak menemukan orang yang kucari.
"Hai! laura kan.?" tanya seseorang di belakangku.
"Iyah. Oji kan.?" laki laki itu menganggukkan kepalanya.
"Apa kabar lo.? Lama gak ketemu" tanya oji
"Baik. Lo gimana.? Eh ini siapa.?" tanyaku saat melihat seorang wanita di sebelahnya menggandeng lengan kekar oji.
"Gue juga baik. Kenalin ini nadia tunangan gue" aku tersenyum kearahnya lalu mengulurkan tangan mengajak nadia kenalan.
Tak ku sangka seorang oji yang dulu sempat mengejarku udah punya tunangan aja.
"jadi ini yang namanya Laura" ujar nadia membuatku menautkan alisku tak mengerti
"Maksudnya.?" tanyaku bingung
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Rese (Tamat)
Teen FictionDari benci bisa jadi cinta! Hal itu yang di rasakan oleh laura kepada gibran si cowok rese yang berhasil merebut hatinya