dua puluh satu

4.1K 185 3
                                    

Teett.. Teett...

Bel tanda intirahat berusaja berbunyi

"Baiklah anak anak, sampai disini dulu pertemuan kita, kita bertemu lagi rabu depan" ucap pak yanto

Pak yanto pun keluar dari kelas, tak lama kemudian murid murid yang lain berhamburan keluar kelas.

Laura berdiri dari kursinya berniat untuk pergi ke kantin bersama sivia.

"Ayo ra" ajak gibran sambil menarik tangan Laura

"Jangan harap lo bisa kabur lagi dari gue" ucap gibran lalu berjalan sambil memegang tangan laura

Laura terkejut dengan perbuatan gibran tapi juga tak memberontak

"Gibran balikin laura, dia udah punya janji sama gue" teriak sivia

"Dia udah punya janji duluan sama gue" jawab gibran sebelum menghilang di balik pintu

"Aiiss. Dasar anak itu" gumam sivia kesal

Gibran terus menarik laura, laura juga tak memberontak seperti biasanya.

"Udel kuda. Bisa pelan pelan gak sih. Gue gak bisa nyamain langkah lo" pinta laura yang tak bisa menyamakan langkah kali gibran.

Gibran melirik sebentar ke arah laura dan menyamakan langkahnya dengan laura.

Dengan masih berpegangan tangan mereka tampak seperti sedang gandengan

Semua mata terarah pada mereka berdua, bagai mana tidak, gibran si cowo rese yang selalu ngejar ngejar laura, dan laura yang selalu menolak gibran, kini mereka berjalan bersamaan dengan tangan yang saling berpegangan.
...

Kini gibran dan laura telah tiba di atap sekolah. Laura melepaskan tangannya dan berjalan ke pinggir atap.

"Lo belum jelasin kegue. Jangan mati dulu" ucap gibran asal

"Gue masih waras kali" oceh laura

"Penjelasannya.?" tanya gibran seraya berjalan mendekat pada laura

"Lo gak sabaran ya" jawab laura.

"ya lah. Gue penasaran"

"Kenapa lo pengen tau.?" tanya laura

"Udah jawab aja pertanyaan gue jangan ngeles. Sebenernya lo punya penyakit apa.?" tanya gibran to the poin

Laura terdiam sebentar menimbang nimbang apa ia harus memberi tau gibran.? Tapi entah kenapa berat rasanya

"Kenapa diem. Jawab laura.?" tanya gibran tak sabaran

"Eh itu. Sebenernya gue.." ucap laura terputus

"Gue apa.?" tanya gibran penasaran

"Gue gak papa. Cuman anemia gue kambuh lagi" jawab laura sambil tersenyum manis ke arah gibran.

Bluss gibran memalingkan mukanya, entah kenapa melihat laura tersenyum dengan jarak sedekat ini selalu membuat jantungnya berdebar hebat. Ia yakin pipinya sudah memerah padam saat ini.

"Lo kenapa.?" tanya Laura yang tak menyadari keadaan gibran

"gue gak papa." jawab gibran

"Yaudah" ucap laura berjalan menjauh dari gibran

"Lo mau kemana.?" tanya gibran masih diam di sana

"Duduk" jawab laura lalu duduk di lantai

Gibran berjalan mendekati laura dan duduk tepat di sebelahnya laura.

Gibran menatap langit yang sedang mendung dan teringat akan sesuatu

"Sampai kapan?" tanya gibran

"Maksud lo.?" tanya laura balik

"Sampai kapan gue harus ngejar lo.?" tanya gibran tiba tiba

"kenapa.? Lo udah cape.?" tanya balik laura

"Bukan" jawab gibran

"Lalu.?" tanya laura memperjelas

"Apa lo bakal nyuruh gue nyerah.?" tanya gibran

"Gue gak akan nyuruh lo buat nyerah. Karna dari awal juga gue gak nyuruh lo berjuang" jawab laura

"Apa hati lo bakalan terbuka buat gue.?" tanya gibran

"Entah lah. Mungkin iya mungkin tidak" jawab Laura

"Kalau lo udah cape lo bisa berhenti, gue gak nyuruh lo buat suka sama gue, saat lo mau berhenti lo bilang ya sama gue" lanjut laura dengan senyum yang di arah kan ke gibran

"Kenapa gue harus bilang ke lo kalau gue berhenti?" tanya gibran

"Gak papa sih" jawab laura

"Gue turun ya, gue mau makan obat dulu, takut kambuh lagi anemia gue" pamit laura

Gibran hanya mengangguk tanda mengerti

Laura beranjak dari sana dan berjalan menuruni tangga. Laura berhenti sejenak saat telah melewati satu lantai.

"Lo kenapa ra.? Dari awal lo juga kan yang gak anggap perasaan gibran. Sekarang kenapa lo gak rela kalau gibran nyerah dapetin lo.?" tanya laura pada dirinya sendiri

"Apa sekarang gue beneran udah suka beneran sama gibran?" tanya nya lagi

Laura melanjutkan jalannya yang sempat terhenti. Selain itu di tempat lain
Gibran masih diam duduk ditempatnya entah apa yang dia pikirkan sekarang.

"Ra. Gue gak akan nyerah buat dapetin lo. Gue gak akan berhenti gitu aja. Gue udah lama nungguin lo dari smp. Gue gak akan lepasin lo gitu aja. Walau gue harus lawan orang tua gue" ucapnya dengan keyakinan kuat.

Cowok Rese (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang