tiga puluh empat

3.1K 149 2
                                    

"Gue bakalan lakuin apapun supaya gibran bisa jadi milik gue. Walau pun gue harus nyingkirin lo" ancam tea penuh amarah.

"Oyah. Kalau gue sih gak perlu lakuin apa apa. Nanti juga dia bakalan ngikutin gue kemana pun gue pergi" sambong laura

"Iiiihh. Kita liat aja nanti. Awas lo ya. Maudi ayo" tea menarik maudi pergi dengan keadaan hati yang kesal

"Mmfftt. Malu dah kalah debat" sindir savia dengan volume suara lumayan keras agar bisa terdengar oleh tea.

"Hahaha. Udah deh gak usah di peduliin lagi" ucap laura cekakakan

Flashback off

_____

Kau tau kebodohan apa saja yang telah di lakukan tea.? Yang paling memalukan menurut author

Tea pernah datang ke kelas gibran sebelum anak anak lain datang kesekolah hanya untuk menulis di papan tulis dengan kata kata 'gibran gue sayang dan cinta sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue. Tolong lo tulis jawabannya di papan tulis kelas gue sebelum anak anak datang. TEA❤'

Keesokan harinya seperti interupsi dari tea gibran menulis jawabanya di papan tulis. Saat tea masuk ke kelas paling terakhir. anak anak menatapnya. Ada yang berbisik dan ada juga yang senyam senyum gak jelas.

Tea telah mengira kalau ini pasti gara gara balasan gibran di papan tulis. Tea tak ingin melihat ke arah papan tulis dulu dia ingin ini menjadi surprise di pagi hari.

Tea duduk di kursinya lalu menatap ke arah maudi yang duduk di sebelahnya.

"Anak anak kenapa.?" tanya tea pada maudi pura pura tidak mengerti

"Coba lo liat ke papan tulis" jawab maudi sambil mengarahkan telunjuknya ke arah papan tulis.

Tea tersenyum dan perlahan melihat ke papan tulis. Sedetik kemudian senyum tea hilang kemudian tea memberalakan matanya. Terkejut dengan apa yang ia lihat.

Ternyata jawaban dari gibran tak seperti yang ia bayang kan.

'Tea. Makasih ya lo udah sayang sama gue. Tapi gue gak ada perasaan apapun sama lo. Sorry gue gak bisa jadi pacar lo. GIBRAN'

Tea sakit hati.? Jelas. Malu? Apa lagi. Tapi tea tak berhenti sampai di situ banyak hal yang telah tea lakukan untuk hanya bisa di lirik oleh gibran tak terkecuali hal yang konyol sekalipun.

Seperti sekarang. Tea masuk ke kelas gibran. entah apa yang ingin tea lakukan sekarang.

Tea masuk kedalam kelas dan berdiri di depan kelas.

"Gibran" panggil tea dengan volume suara yang lumayan keras. Membuat semua orang yang ada di dalam kelas melihat ke arahnya.

"Gibran gue berdiri di sini nahan malu cuma buat bilang kalau gue suka sama lo. Lo maukan jadi pacar gue?" pernyataan tea untuk kesekian kalinya.

Semua mata tertuju pada gibran tak terkecuali laura yang duduk di samping gibran.

Banyak anak yang ber'cie'ria. Ada yang nyuruh nerima, ada juga yang nyuruh tolak dak pertahankan Laura.

Gibran tak memperdulikan teriakan anak anak. Gibran beralih menatap laura yang sudah tak menatapnya lagi.

"Gue harus jawab apa ra.?" tanya gibran pada laura

"Ya serah lo. Kan lo yang di tembak bukan gue" jawab laura membalas tatapan gibran dan dengan nada sinisnya tapi di barengi dengan senyum manis yang selalu membuat gibran meleleh.

Gibran tak ingin berpaling dari wajah laura yang sedang memperlihatkan senyum yang selalu menghipnotisnya

"Anak tuyul. lo jawab tu. Kasian anak orang nungguin" tegur laura membuat gibran dengan berat hati beralih menatap tea yang telah menunggu jawabannya.

"Ok kalau gitu gue jawab" lirih Gibran

"Ok tea" panggil gibran dengan nada suara di tinggikan karna tak ingin beranjak dari posisi nyamanya.

"Tea gue mau_" belum sempat Gibran menyelesaikan kalimatnya tea telah memotong perkataan gibran dengan asumsinya sendiri.

"Yey. Lo lihat laura. Gue bisa buat gibran luluh dan berpaling dari lo" seru tea membanggakan diri pada laura

Sedangkan laura hanya mengangkat kedua halis dan bahunya tanda tak perduli.

"Gue belum selesai ngomong tea" tegur gibran dengan penekanan di setiap katanya

Tea hanya mengangguk tanda mempersilahkan gibran untuk kelanjutkan kata katanya.

"Tea gue mau_ lo berhenti buat diri lo sendiri malu di hadapan umum" pinta gibran membuat semua orang yang menonton mereka sedari tadi tertawa renyah

"Apa. Gue gak bakalan berhenti. Lo juga udah kaya orang gila ngejar ngejar laura. Kenapa gue gak boleh" tanya tea

"Karena lo cewek tea. Punya harga diri dikit napa. Dan satu hal lagi. Gue hanya cinta dan sayang sama laura." jawab gibran lalu memenatap laura sambil tersenyum seraya merangkul leher laura.

Sedangkan laura hanya memalingkan muka dan pasrah.

Tea kesal? Sudah tak bisa di sangkal. Tea malu? Dia udah kebal. Untuk kesekian kalinya ia di tolak dan di tertawakan anak anak satu kelas.

Apa lagi kini ia melihat laura yang tersenyum manis ke arahnya dalam rangkulan tangan gibran yang terlihat seperti mengejek di matanya membuat tea semakin kesal.

Tea keluar dari kelas Gibran dan laura menahan marah, kesal dan malu yang ia pendam.

Cowok Rese (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang