dua puluh

4.1K 178 3
                                    

Laura masih saja murung di kamarnya, setelah fadil keluar kamarnya kini jadi sepi senyap seperti semula.

Ingatan tentang diagnosa dokter ross kembali berputar dengan jelas di otaknya.

Tak pernah ia sangka kalau penyakit maagnya bukan lah penyakit maag biasa melainkan penyakit berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.

Deerrt deerrtt

Getar hanephone laura yang menandakan ada pesan whatsapp yang masuk membuat ia tersadar dari lamunannya.

Laura mengambil telpon genggamnya yang berada di atas nakas dekat tempat tidurnya.

Laura membuka isi pesan itu yang ternyata dari pengirim yang di beri nama "cowok rese". Entah kenapa hatinya merasa senang saat mendapatkan pesan darinya

Cowok rese

Hai cantik

Apa.?

Lagi apa say.?"

Gi tiduran

Oo.

Tadi lo gak sekolah yah.?

Iyah.

Kenapa.?

Kenapa apanya.?

Kenapa gak sekolah.?

Gak enak badan

Pusing lagi, pingsan lagi.?

Ya gitu lah

Sebenernya lo tuh kenapa sih.?

Gak kenapa napa

Inget. Lo hutang penjelasan
Sama gue.

Iya iya gue tau.

Jadi kapan.?

Besok istirahat di atap sekolah

Ok gue tunggu

Ya udah

Ok

Udah gue mau tidur ngantuk

ok. good night queen my heart
Dream of me as your king


ya tentu. ku akan memimpikanmu
Jadi rajaku

Ah. Beneran.?

Iyah. Kan cuman mimpi bukan asli

Ah teganya kau padaku:'(

Hahahahaha

Ketawa lagi.

Kenapa.? Gak boleh

Tentu boleh. Apa sih yang
Enggak buat kamu

Najis

Ya udah. Katanya mau tidur

makanya lo diem

Ya udah iyah.

Read

Percakapan biasa tapi entah kenapa bisa membuatnya tersenyum.

Padahal ia membalas pesan itu dengan jutek tapi gibran masih saja melanjutkan percakapan tertulis ini.

"Ok gue tidur. Gue harus bilang apa ya sama gibran, jujur apa enggak.? Au ah liat besok aja" gumam laura dan bersiap untuk tidur.

____

Pagi seperti pagi biasanya. Setelah bangun laura bersiap siap untuk kesekolah, lalu di lanjutkan dengan sarapan dan terakhir berangkat sekolah di antar papahnya.

Laura dan fadil berjalan bersamaan melewati gerbang dan siapa sangka ferdi dan gibran sudah berdiri di sebrang menunggu laura eh salah mereka berdua datang.

"Lo berdua lagi ngapain.?" tanya fadil

"Nungguin lo" jawab ferdi

"Yu ra" ajak gibran langsung menarik laura

"Eh mau di ajak kemana tuh laura.?" tanya ferdi pada gibran

"Kekelas lah." jawab gibran

"Biar gue aja yang nganterin" usul ferdi

"Kita kan sekelas. bareng aja, lagi pula lo kan nungguin fadil bukan laura" ucap gibran

'Ah sial, salah gue' batin ferdi merutuki ucapan nya sendiri

"Ah lo curi star duluan" tuduh ferdi

"Ya salah lo sendiri make bilang nunggun fadil" sangkal gibran

"Kalian itu yah. Pagi pagi udah adu mulut. Gue ke kelas sendiri aja. Bye" lerai laura dan pergi meninggalkan mereka

"Ah lu sih" tuduh gibran

"Lu tuh" tuduh balik ferdi

"Lu yang salah" tuduh gibran lagi

"Lu" tuduh balik ferdi

"Udah stop deh. Mending kalian anterin gue aja kekelasnya yah" ucap fadil dengan maksud melerai

"OGAH" ucap ferdi dan gibran bersamaan

"Lo punya kaki, bisa jalan ,jalan aja sendiri" suruh ferdi

"Udah gue mau balik kekelas sebelum bel bunyi, bye" kata gibran dan pergi meninggalkan ferdi dan fadil di sana

"Gue juga mau balik kekelas" ucap ferdi dan pergi meninggalkan fadil sendiri

"Eh. Apa yang kalian lakukan ke gue itu jahat" ucap fadil lebay dan masih terdengar oleh gibran dan ferdi karna jarak mereka berdua belum jauh dan memang satu arah

"LEBAY LU" ledek gibran dan ferdi bersamaan

"KALIAN TUH YA AKURNYA KALAU NGEBULLY GUE DOANG" ucap fadil setengah berteriak

lagi lagi gibran dan ferdi kompakan saat ngebully fadil. Sekarang mereka memberikan jari tengah secara berbarengan pada fadil yang berjalan di belakang mereka.

"Shit" gumam fadil

Ferdi dan gibran memeng berteman baik, mereka memang saingan soal laura tapi tak pernah curang, bersaing secara sehat itulah janji mereka.

Cowok Rese (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang