Laura masih saja murung di kamarnya, setelah fadil keluar kamarnya kini jadi sepi senyap seperti semula.
Ingatan tentang diagnosa dokter ross kembali berputar dengan jelas di otaknya.
Tak pernah ia sangka kalau penyakit maagnya bukan lah penyakit maag biasa melainkan penyakit berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Deerrt deerrtt
Getar hanephone laura yang menandakan ada pesan whatsapp yang masuk membuat ia tersadar dari lamunannya.
Laura mengambil telpon genggamnya yang berada di atas nakas dekat tempat tidurnya.
Laura membuka isi pesan itu yang ternyata dari pengirim yang di beri nama "cowok rese". Entah kenapa hatinya merasa senang saat mendapatkan pesan darinya
Cowok rese
Hai cantik
Apa.?
Lagi apa say.?"
Gi tiduran
Oo.
Tadi lo gak sekolah yah.?
Iyah.
Kenapa.?
Kenapa apanya.?
Kenapa gak sekolah.?
Gak enak badan
Pusing lagi, pingsan lagi.?
Ya gitu lah
Sebenernya lo tuh kenapa sih.?
Gak kenapa napa
Inget. Lo hutang penjelasan
Sama gue.Iya iya gue tau.
Jadi kapan.?
Besok istirahat di atap sekolah
Ok gue tunggu
Ya udah
Ok
Udah gue mau tidur ngantuk
ok. good night queen my heart
Dream of me as your king
ya tentu. ku akan memimpikanmu
Jadi rajakuAh. Beneran.?
Iyah. Kan cuman mimpi bukan asli
Ah teganya kau padaku:'(
Hahahahaha
Ketawa lagi.
Kenapa.? Gak boleh
Tentu boleh. Apa sih yang
Enggak buat kamuNajis
Ya udah. Katanya mau tidur
makanya lo diem
Ya udah iyah.
Read
Percakapan biasa tapi entah kenapa bisa membuatnya tersenyum.
Padahal ia membalas pesan itu dengan jutek tapi gibran masih saja melanjutkan percakapan tertulis ini.
"Ok gue tidur. Gue harus bilang apa ya sama gibran, jujur apa enggak.? Au ah liat besok aja" gumam laura dan bersiap untuk tidur.
____
Pagi seperti pagi biasanya. Setelah bangun laura bersiap siap untuk kesekolah, lalu di lanjutkan dengan sarapan dan terakhir berangkat sekolah di antar papahnya.
Laura dan fadil berjalan bersamaan melewati gerbang dan siapa sangka ferdi dan gibran sudah berdiri di sebrang menunggu laura eh salah mereka berdua datang.
"Lo berdua lagi ngapain.?" tanya fadil
"Nungguin lo" jawab ferdi
"Yu ra" ajak gibran langsung menarik laura
"Eh mau di ajak kemana tuh laura.?" tanya ferdi pada gibran
"Kekelas lah." jawab gibran
"Biar gue aja yang nganterin" usul ferdi
"Kita kan sekelas. bareng aja, lagi pula lo kan nungguin fadil bukan laura" ucap gibran
'Ah sial, salah gue' batin ferdi merutuki ucapan nya sendiri
"Ah lo curi star duluan" tuduh ferdi
"Ya salah lo sendiri make bilang nunggun fadil" sangkal gibran
"Kalian itu yah. Pagi pagi udah adu mulut. Gue ke kelas sendiri aja. Bye" lerai laura dan pergi meninggalkan mereka
"Ah lu sih" tuduh gibran
"Lu tuh" tuduh balik ferdi
"Lu yang salah" tuduh gibran lagi
"Lu" tuduh balik ferdi
"Udah stop deh. Mending kalian anterin gue aja kekelasnya yah" ucap fadil dengan maksud melerai
"OGAH" ucap ferdi dan gibran bersamaan
"Lo punya kaki, bisa jalan ,jalan aja sendiri" suruh ferdi
"Udah gue mau balik kekelas sebelum bel bunyi, bye" kata gibran dan pergi meninggalkan ferdi dan fadil di sana
"Gue juga mau balik kekelas" ucap ferdi dan pergi meninggalkan fadil sendiri
"Eh. Apa yang kalian lakukan ke gue itu jahat" ucap fadil lebay dan masih terdengar oleh gibran dan ferdi karna jarak mereka berdua belum jauh dan memang satu arah
"LEBAY LU" ledek gibran dan ferdi bersamaan
"KALIAN TUH YA AKURNYA KALAU NGEBULLY GUE DOANG" ucap fadil setengah berteriak
lagi lagi gibran dan ferdi kompakan saat ngebully fadil. Sekarang mereka memberikan jari tengah secara berbarengan pada fadil yang berjalan di belakang mereka.
"Shit" gumam fadil
Ferdi dan gibran memeng berteman baik, mereka memang saingan soal laura tapi tak pernah curang, bersaing secara sehat itulah janji mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Rese (Tamat)
Teen FictionDari benci bisa jadi cinta! Hal itu yang di rasakan oleh laura kepada gibran si cowok rese yang berhasil merebut hatinya