empat belas

4.8K 204 1
                                    

"Kalau menyangkut Laura gak bisa di tunda atau di acuh kan yah." ucap tea sinis

Gubran tersenyum menanggapi perkataan tea

"Ya begitulah. Apa pun untuk laura" jawab santai gibran seraya menengadahkan kelapanya menghadap langit langit uks masih tersenyum

"Wah. Wah. Beruntung sekali laura bisa di cintai oleh laki laki yang di impikan hampir semua cewe di sekolah ini" puji dan juga sindir tea pada laura

"Bukan. Bukan laura yang beruntung. Tapi gue" ucap gibran membuat laura menatap bingung kepadanya

Gibran melirik pada tea. Se akan dia tau apa yang sedang di pikirkan tea gibran pun melanjutkan omongannya tadi.

"Gue bakalan jadi cowo yang paling beruntung karna bisa dapetin cewe yang paling gue sayang, cewe idaman yang siapapun gak bisa dapetin, cewe spesial dan unik di tambah dia adik dari temen deket gue" jelas gibran sambil tersenyum dan mata menerawang

DEG""

PROK PROK PROK

"Hebat. ternyata lo bisa seromantis itu. Gue kira lo cuman cowo tengil dan rese yang hanya bisa bikin laura kesel. Salut gue" puji tea setelah mendengarkan penjelasan gibran.

"Hehe. Biasa aja kok" gibran yang salting langsung mengaruk kepalanya yang aku yakin kalau itu sama sekali tidak gatal.

"Ya udah kalau gitu gue pergi ya. Lo jagain gih permaisuri kesayangan lo tuh." pamit tea

"Ok. Serahkan hal itu sama gue" jawab gibran cepat

"Awas lo kalau dia lo apa apain" ancam tea

"Ya elah gak percaya lo sama gue" sinis gibran

" ya siapa tau kan"

"Udah sana pergi"

"Ya udah gak di suruh juga gue mau pergi kok"

Tea membuka pintu dan keluar dari uks meninggal kan gibran dan laura berdua disana.

Gibran berjalan menuju ranjang di mana laura tak sadarkan diri

Betapa kagetnya gibran saat melihat laura telah membuka matanya

'Sejak kapan.? Apa laura denger semuanya.?' batin gibran

"ra lo udah sadar" seru gibran saat laura telah membuka matanya.

"Kenapa.?" satu kata penuh pertanyaan terlontar dari mulut laura

"Apanya.?" tanya Gibran balik

"Kenapa harus gue yang jadi orang spesial nya.? kenapa gue yang jadi orang yang lo perjuangin.?" tanya laura tanpa menatap mata Gibran

"Kenapa.? Mm gue juga gak tau" jawab gibran

"Tapi yang jelas gue suka sama lo dari dulu, dari semenjak kita satu kelas waktu smp. gue baru sadar gue suka sama lo saat itu, padahal gue sering main kerumah lo gak tau karna saat itu gue masih kecil jadi gak tau apa yang gue rasain kalau ketemu lo." jelas gibran panjang

"Kenapa harus gue.?" pertanyaan yang hampir sama yang di lontarkan laura

"gak tau. Harusnya lo tanya sama hati gue" jawab Gibran ngeselin

"Itu kan hati lo, harusnya lo dong yang tanya" omel laura kesal

"Lo lah yang tanya" kekeh gibran

"ya gimana caranya.?" tanya laura polos

"Pake hati lo lah" jawab gibran berhasil membuat laura menutup mulutnya kehabisan kata kata

Laura bangkit dari tempat tidurnya sambil memegang kepalanya yang masih terasa pening

BRUUKK

"laura di mana.?" tanya fadil sambil ngos ngosan kehabisan napas

"Apaan sih lo kak.? Lebay deh" celoteh laura yang melihat kakaknya

"Lo gak papa.? Ada yang sakit gak, masih pusing, apa mau kedokter.?" tanya fadil bertubi-tubi

Ya walau pun fadil dasarnya nyebelin tapi dia sayang sama adik satu satunya ini

"Kagak, lebay banget lo" jawab laura

"Yeey. Gue khawatirin malah ngomel" omel gibran

"Ya habisnya lo lebay banget sih"

"Eh lo gak apa apain ade gue kan.?" tanya fadil pada gibran yang masih berada di sana

"Kagak lah." jawab gibran

"Ya kali aja, kan di sini cuman kalian berdua"

"Bukannya bilang makasih udah bawa ade lo kesini, gue jagain dengan segenap hati dan jiwa gue. Ini malah di tuduh yang enggak enggak" omel gibran

"Haha, ya gue percaya kok sama lo."

Cowok Rese (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang