empat puluh dua

3.1K 130 2
                                    

Satu minggu berlalu dari hari perjanjian antara laura dan gibran. Gibran sungguh seperti seorang bodigart untuk laura. Selalu menempel pada laura di mana pun itu. Bahkan sampai laura ke toilet pun Gibran ikut. Ok itu terlalu berlebihan_-

Ya intinya gibran benar benar berusaha agar laura jatuh cinta padanya. Ya walau pun laura telah menegurnya agar tidak terlalu mengekangnya. Laura juga telah berjanji tidak akan membiarkan siapa pun masuk kedalam hatinya sebelum Gibran menghabiskan waktu perjanjian mereka.

Hari demi hari. minggu berganti bulan. Tak terasa besok sudah waktunya Acara kelulusan. Seperti tahun tahun kemarin laura selalu sibuk untuk mempersiapkan acara kelulusan esok hari.

Jika dulu Laura acuh pada dirinya tapi kini ada gibran yang senan tiasa mengingatkan dan menemani Laura.

Jujur. Semakin hari Gibran semakin membuat laura nyaman berada di sisi gibran.

"Lo udah siap buat besok ?" tanya gibran berjalan di sebelah Laura.

Saat ini mereka sedang berada di salah satu taman kota, sepulang sekolah

"Kenapa lo nanya gitu.?" tanya balik laura merasa heran

"Ya, gue takutnya lo pingsan lagi kaya tahun kemaren" jawab gibran

"Inget aja lo. Kali ini gue usahakan nggak sampai terjadi. Kalau pun terjadi kan ada elo yang jagain gue" ucap laura tak berani menatap gibran.

"Ciiee udah bisa gombal, haha" goda Gibran merangkul bahu laura

"Jangan nyari kesempatan deh lo" ketus laura mencoba melepaskan tangan Gibran dari bahunya

"Tapi lo suka kan" tanya gibran mempererat rangkulannya

Laura menunjukan kepalanya, malu untuk menjawab, sedangkan gibran hanya tersenyum puas karna akhir akhir ini Laura semakin dekat dengannya.

"Oyah. Besok gue jemput ya" tawar gibran

"Gak usah. Gue sendiri aja" tolak Laura yang telah menormalkan lagi dirinya yang sempat baper tadi

"Kakak lo nyuruh gue buat jagain lo. Lo inget" ucap gibran mengingatkan

"ya udah lo berhenti kalau lo ngerasa terbebani" ucap Laura berjalan mendahului Gibran

Gibran hanya bisa berdecak sebal, laura tetaplah laura yang selalu jutek dan gemesin buat gibran

"Bukannya gue keberatan tapi itu sama aja dengan kakak lo  merestui kita" ujar gibran yang sudah menyamai langkah laura

"Ngarep lo" ucap laura dingin

"Iyah gue selalu ngarep" gibran nyengir

"Udah anterin gue balik sekarang. Udah mau gelap" pinta Laura lebih terkesan menyuruh

"Ok" jawab gibran mengikuti kemauan Laura.

Setelah laura sampai kerumah laura langsung masuk kekamar dan membersihkan diri.

Laura duduk di kasur sambil pokus membaca novelnya tanpa menghiraukan keadaan sekitar.

"Ciiee yang baru pulang ngedate" suara seseorang yang sangat di kenal laura tapi sudah jarang ia dengar.

"Kak fadil" seru laura melompat menghampiri fadil yang sedang bersandar di pilar pintu kamar laura.

Laura memeluk fadil erat dan di balas oleh fadil lebih erat lagi.

"Segitu kangennya lo sama gue.?" tanya fadil melepaskan pelukan adik tersayang nya.

"Iyah gue kangen sama lo" jawab Laura menarik kakaknya untuk duduk bersamanya.

Cowok Rese (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang