[30]. Death Game

6.2K 885 93
                                    


"Jungkook, apa kau sudah gila? Kenapa harus mengiyakan tawarannya? Kita bahkan tidak tau permainan seperti apa yang sudah dia siapkan"Jimin memuntahkan puluhan protes begitu dirinya & Jungkook keluar dari gedung agensi.

"Dia bilang semacam 'escape', Aku pernah memainkannya sebelumnya."

Jimin berdecak.

"Kau percaya dia tidak akan berbuat curang? Ayolah Jungkook, Apa seumur hidupmu kau tidak pernah ditipu orang?"

"Sudahlah Hyung, percayakan saja padaku."ucap Jungkook yang kemudian mengambil langkah seribu menuju tempat parkir dan meninggalkan Jimin yang tetap menggerutu dibelakangnya.

Sesampainya mereka didalam mobil..

"Ada apa dengan kalian?"Lisa menjadi pihak pertama yang menangkap gelagat aneh pada Jungkook & Jimin.

Kedua pemuda itu terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang marahan.

"Tidak apa-apa."Jawab mereka kompak.

Mobil pun melaju kearah pulang. Lisa yang masih penasaran tapi tidak punya niatan bertanya pada Jungkook & Jimin lagi, memutuskan untuk menyenggol lengan Rose. Ia yakin Rose lebih tau.

"Uh?"Rose terkejut menerima senggolan Lisa.

"Kau tau apa yang terjadi pada Jungkook dan Jimin sunbae?"Lisa mendekat pada Rose dan berbisik tepat disamping telinganya.

Rose melirik Jungkook & juga Jimin yang masih tak saling pandang & bicara.

"Tidak tau."Rose menggeleng.

Lisa kecewa tapi segera mengangguk paham. Mungkin ada kalanya seorang Rose tidak tau apa-apa.

Alhasil, dua puluh menit perjalanan pulang mereka berlalu tanpa adanya sepatah suara ataupun pergerakan. Bahkan hingga Jimin memarkirkan mobilnya didepan rumah Lisa, keadaan tidak kunjung berubah.

"Ehem."Lisa berdehem membuat Jungkook menoleh sebentar kearahnya sedangkan Jimin menepuk alat kemudinya.

Rose mengernyitkan dahi, merutuk dalam batin jika keadaan yang mengekang mobil Jimin sangatlah aneh dan tidak penting.

Jika memang ada masalah atau kesalah-pahaman diantara Jungkook & Jimin, harusnya mereka saling mengungkapkan. Bukannya diam-diaman seperti anak baru 5 tahun.

"Aku tau diam itu emas, tapi bisakah kalian tidak diam terus-menerus dan membuat kami yang tidak tau apa-apa ini ikut-ikutan diam seperti kambing congek?"Lisa akhirnya mengungkapkan rasa tidak nyaman.

Jimin menghela nafas kemudian menatap Lisa & Rose secara bergiliran.

"Seokjin benar-benar gila. Dia menyuruh kita masuk kedalam permainannya jika memang ingin membawa mayat Jennie pulang. Kalian pasti bisa membayangkan seperti apa permainan seorang Psikopat? Kami memang sudah mendapatkan bukti yang bisa menjebloskannya ke penjara tapi dia mengancam akan membakar mayat Jennie jika kita berani melakukan itu"Jimin kembali menghela nafas sebagai penutup kalimat tanpa koma & titiknya.

"Jungkook menyetujuinya?"Serobot Lisa.

"Ya, bukankah dia sudah bosan hidup?"

Lisa tidak mengatakan apa-apa, dia segera keluar dari mobil kemudian berjalan cepat memasuki rumah.

Jungkook merutuk dalam batin.

"Jungkook, kurasa kau harus turun dan membicarakan ini dengan Lisa. Dia sangat mengkhawatirkanmu, dia tidak suka kau memutuskan semuanya seorang sendiri. Kita ada disini untuk merundingkan segala sesuatunya."tutur Rose yang membuat Jungkook menghela nafas pelan kemudian ikut turun dari mobil & menyusul Lisa.

I N S O M N I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang