"Rose.."Jimin yang sedari tadi berjalan dibelakang Rose akhirnya memanggil.
Setelah berpisah dengan Jungkook & Lisa, keduanya sibuk memeriksa setiap jengkal ruangan dilantai satu.
"Apa?"Sahut Rose tanpa menoleh, dengan hati-hati ia mengarahkan blitznya lurus kedepan.
Terimakasih pada Seokjin yang sudah mendekorasi lantai satu sedemikian luas. Ada sekitar tiga ruangan yang masing-masing adalah struktur rumah sakit. Seperti ruang operasi, farmasi & yang terpenting-- kamar mayat.
"Kau belum menjawab pertanyaanku yang kemarin"
"Pertanyaan apa?
"Kau mau menjadi pacarku atau tidak?"
Rose menghela nafas kasar lalu membalikkan tubuh dan mendelik tajam.
"Sunbae, apa kau pikir kita sedang piknik? Kita ini sedang setor nyawa"
"Justru itu aku membutuhkan jawabanmu sekarang juga. Kita kan tidak tau bisa keluar dari sini atau tidak, jadi kita harus jujur satu sama lain"
"Tidak, aku-aargghh!!"Rose berteriak histeris diakhir kalimatnya.
Siku ringkihnya tak sengaja menyenggol patung suster yang sedang menyuntik pasien. Lengan suster itu patah dan jatuh ke lantai.
Rose tidak melihat sekelebat masa lalu tapi melihat penampakan suster tersebut. Dia duduk diatas ranjang dorong dengan wajah berdarah-darah.
Jimin mengarahkan blitznya kearah lengan yang jatuh itu dan ia bergidik seketika melihat lengan tersebut sudah mengkerut dikerubungi belatung.
Bau busuknya amat sangat menyengat.
"Rose, kau tidak apa-apa?"Jimin menyentuh pundak Rose.
Rose mengangguk tapi kedua tangannya mencengkram hoodie Jimin.
"Lebih baik kita keluar dari sini"
Jimin menarik Rose dan mengajaknya keluar dari ruang operasi.
Mereka memilih ruang farmasi sebagai tempat kedua yang terpaksa mereka masuki.
Tidak ada yang menarik diruangan kosong bercat putih gading tersebut. Hanya didominasi buku-buku dan obat-obatan yang tentunya terbuat dari lilin.
Rose dengan iseng mengambil sebuah jarum suntik yang tergeletak diatas meja.
Tanpa diduga-- Suara nyaring khas alarm kebakaran tiba-tiba berbunyi.
"Ada apa?"Jimin menengok keadaan Rose.
"Alarmnya berbunyi saat aku mengambil jarum ini"Rose sendiri kebingungan.
Jimin mendengar suara derap langkah sepasang kaki dari luar ruang farmasi, ia pun menarik Rose untuk bersembunyi disebelah lemari buku yang tingginya dua kali lipat dari mereka.
"Apa itu Jungkook?"tanya Rose setengah berbisik.
Jimin menggeleng cepat.
"Bunyi sepatu Jungkook tidak seberat ini"ucapnya amat yakin."Matikan blitznya"
Rose menurut. Dengan cepat ia mematikan blitz ponselnya, begitupula dengan Jimin yang diam-diam membuka ransel dan mengeluarkan sebuah kacamata inframerah kemudian memakainya sebagai alat bantu melihat sekeliling yang gelap gulita.
Klek~
Pintu ruang farmasi terbuka tak lama kemudian.
Baik Jimin maupun Rose, keduanya sama-sama diam dengan perasaan was was.
KAMU SEDANG MEMBACA
I N S O M N I A
Fanfiction[COMPLETED]✔ "The boy who cant sleep tonight" [BTSxBLACKPINK] @aprlmhrayone 201709--201711