[25]. Find Yoongi

6.8K 911 71
                                    


Didalam mobil-- Rose masih memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya menjadi satu titik.

Ia memanggil nama Jungkook berulang-ulang kali. Berusaha menggunakan kemampuan telephaty-nya untuk memberitau Jungkook sesuatu.

Sulit memang ber-telephaty dengan orang yang bukan indigo tapi Rose pernah melakukannya sekali pada Hoseok dan berhasil.

Ia tidak bisa memberitau Jungkook saat mereka masih sama-sama diruangan Jennie. Selain tidak ingin melukai perasaan Lisa, ia sendiri juga masih shock setelah mendapat penglihatan dari tangan misterius yang menjegal kakinya.

"Sakit?"

Konsentrasi Rose buyar seketika.

Kedua matanya terbuka tanpa diperintah.

Atensinya segera tertuju pada sosok Jimin yang berlutut didepannya dengan kotak P3K dalam pangkuan.

Rose melirik luka dilututnya yang kini sudah tertutup rapi oleh plester. Jimin mengobati lukanya dengan sangat telaten.

"Mm, sudah tidak sakit. Terimakasih"Jawabnya kaku.

"Sama-sama."Jimin menerawang jauh kedua bola mata Rose yang terbungkus softlens hitam."Jangan ceroboh sepertinya jika tidak ingin membuatku salah paham."

Kening Rose mengernyit dalam. Belum sampai otaknya mencerna ucapan Jimin-- Beberapa mobil polisi datang dan membuat suasana hening basement pecah seketika karena suara sirine-nya yang bersahut-sahutan.

Para pria berseragam polisi berhambur turun dan berbondong-bondong menaiki lift khusus lantai 21, lantai apartemen Jennie.

"Apa yang terjadi?"Jimin melihat kearah lift dengan perasaan ingin tau.

"Syukurlah Jungkook menemukannya.."Rose menghela nafas lega.

"Menemukan apa?"

Rose tidak menjawab. Yang ia lakukan justru berdiri dan menarik lengan jimin untuk sama-sama turun dari mobil.

Jimin menatap tangan kecil yang mengerat dilengannya tersebut dan berlagak pasrah ketika pemilik tangan itu menariknya memasuki lift-- menyusul para pria berseragam polisi.

Hal pertama yang mereka lihat saat menginjakkan kaki kembali dilantai 21 adalah Jungkook yang berdiri dengan tatapan kosong kearah pintu apartemen Jennie yang terbuka lebar.

Lisa ada dalam pelukannya. Menangis tersedu-sedu.

Jimin menyaksikan dua polisi memasang garis lintas disekitar dinding, dua lainnya tampak mengintrogasi pemilik apartemen dan karyawan yang bekerja. Ia yakin masih banyak polisi lain yang berada didalam apartemen Jennie mengingat ada tiga buah mobil polisi yang terparkir di basement tadi.

Rose melepaskan pegangannya dari lengan Jimin kemudian berhambur kearah Lisa. Ia menatap miris keadaan gadis yang seolah tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata tersebut. Ia tau Lisa dalam kondisi tergoncang.

Rose tidak mengatakan apa-apa, ia hanya mengusap bahu Lisa berharap itu cukup untuk menguatkannya.

Tak lama kemudian dua mayat yang sudah dimasukan kedalam plastik tebal berwarna merah digotong keluar oleh 4 polisi yang mengenakan masker berwarna hijau.

Diantara mereka, hanya Jimin-lah yang tidak tau apa-apa. Pemuda itu terlihat kebingungan dengan beribu pertanyaan yang tak satupun bersedia menjawabnya.

ⓘⓝⓢⓞⓜⓝⓘⓐ























I N S O M N I ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang