Suasana siang hari di halaman kerajaan Aequor begitu damai, apa lagi terlihat ikan-ikan tengah berenang kesana dan kemari dengan para gerombolannya.
Namun berbeda dengan suasana di dalam kastil bawah laut itu. Disana justru terasa begitu panas dan mencengkram.
Bisa dilihat dari Pangeran Harry yang tengah mengamuk karena adiknya hilang dari semalam. Tidak masalah jika Valerie tidak pulang kerumah, namun disini yang jadi masalah adalah wanita berambut pirang itu pergi tanpa memberi kabar kepada siapa pun dan lebih parahnya lagi di istana tidak ada yang melihat wanita itu pergi.
Jika pangeran Harry terlihat marah dan sang Raja terlihat cemas berbeda dengan selir Aldora, wanita paruh baya itu terlihat santai, terlihat dari air mukanya yang begitu tenang. Sungguh membuat Harry ingin menebas kepala wanita ular itu.
Bagaimana bisa seorang ibu kandung terlihat santai ketika anak perempuan satu-satunya menghilang dari rumah?
Atau jika memang ada rencana yang sedang di lakukan wanita ular itu dengan anaknya? Pikir Harry.
"Sungguh kalian tidak menemukan jejak apa pun?!" Tanya Harry kepada para penjaga istana.
Para penjaga yang sedang berlutut di hadapan Harry hanya menunduk tanpa berani menatap tuannya "b-benar pangeran kami tidak menemukan jejak apa pun" jawab mereka.
"Baiklah kalian boleh pergi."
Tidak mungkin Valerie bisa kabur tanpa meninggalkan jejak sama sekali, jika tidak ada yang membantunya, kalaupun ada yang membantu pasti ini pun sudah di rencanakan dengan matang.
Tapi jika memang begitu benarnya, rencana apaa yang di buat oleh Valerie? Rencana apa lagi yang ia lakukan? Apa ini semua ada hubungannya dengan wanita ular Aldora itu? Sungguh semua ini membuat kepala Harry pening.
"Sayang" panggin Ophelia seraya mengelus pundak Harry, Harry pun menoleh menatap ibunya teduh "sudah jangan kau pikirkan. Kau juga perlu menjaga kesehatan mu nak" Ophelia memberikan nasehat kepada anaknya.
Harry hanya mengangguk pelan.
"Yasudah kau mau makan?" Tanya Ophelia.
"Tidak bu. Aku belum lapar" jawab Harry.
"Begitu ya. Tapi kau belum makan sedari tadi nak. Ibu tau kau menghawatirkan adikmu. Tapi kau juga harus tetap sehat sayang"
"Iyaa nanti aku makan jika lapar"
Mendengar jawaban anaknya yang tetap pada pendirian nya itu Ophelia pun meinggalkan Harry yang menurutnya anak itu perlu waktu untuk sendiri.
Sepertinya aku harus turun tangan di masalah konyol ini. Batinnya.
***
Suasana sejuk dan terdengar suara burung-burung pipit yang berterbangan bebas dilangit seperti menambah kesejukan pula bagi wanita berambut pirang itu.
Laura yang sedang duduk di bawah pohon persik dan menikmati teh hangatnya sambil membaca buku, sedang merasa gembira.
Pasalnya lusa istanan yang menjadi tempat tinggalnya itu akan mengadakan acara suci, tidak salah lagi itu adalah acara pernikahan kakaknya. Ohh, acara yang sangat di nanti-nantikan semua makhluk Orbis. Sang Raja akhirnya menikah.
Namun terbesit rasa was-was juga, bagaimana jika makhluk Orbis tidak setuju dengan calon Ratu mereka? Memang jika setelah Briana melakukan upacara pernikahan dia akan mendapatkan sedikit kekuatan dari Aidan, karena ia meninum darah Aidan atau melakukan perjanjian darah dengan Aidan, tapi itu tidak menghapus jati dirinya, ia akan tetap menjadi manusia atau tetap menjadi makhluk fana.
Tapi Laura tetap percaya pada pilihan takdir, karena jika takdir sudah berbicara segalanya tidak dapat berubah.
"Laura" panggil Aidan yang tidak sengaja lewat dan melihat Laura sedang duduk bersantai dibawah pohon.
Laura pun menoleh ke arah suara yang memanggil namanya itu "ada apaa Yang Mulia" jawabnya acuh.
Yang benar saja, padahal dia menyebut nama Aidan dengan formal tapi tingkahnya justru terlihat acuh seperti itu. Untung saja kau adik ku. Batin Aidan.
Tanpa mempermasalahkan kelakuan Laura, sang Raja bersurai kelam itu mengatakan tujuannya datang menghampiri Laura yang sebenearnya adalah suatu kebetulan.
"Kemarin Valerie datang kemari" ucapnya.
Dengan cepat Laura menutup bukunya dan menatap Aidan yang ikut duduk di depannya dengan serius "untuk apa dia kesini?"
Aidan mengedikan bahunya "dia memprotes ku karena aku membawa Briana kemari"
"Astaga! Apa dia tau kalau calon Ratumu itu adalah makhluk fana?"
"Tidak. Dia belum bertemu dengan Briana"
"Kak! Kau harus mengubah Briana agar menjadi sama seperti mu..."
Belum Laura menyelesaikan kalimatnya Aidan memotong "laura! Kau tau kan, aku akan melakukannya. Tapi-tidak-sekarang!" Kata Aidan dengan penuh penekanan di akhir kalimatnya.
Laura sebenarnya mengerti itu, sangat mengerti. Tapi jika melihat kondisi saat ini. Sepertinya harus segera melakukan tindak urgent.
"Aku tau kak. Tapi kau lihat Valerie, kau tau betul kan bagaimana dia? Dia akan melakukan segala cara untuk mendapatkan mu kak!" Laura mengambil nafas lalu melanjutkan "setidaknya ubah lah Briana agar ia terlihat pantas menjadi Ratu Orbis. Dia harus kuat, karena dia calon pemimpin semua klan di dunia ini" begitu berat rasanya menjelaskan semua hal singkat itu bagi Laura saat ini karena aura kakaknya yang tidak bersahabat, apa lagi Laura secara tidak langsung mengatakan kalau Briana tidak pantas menjadi Ratu. Ohh tamatlah aku.
"Apa maksud mu Briana tidak pantas menjadi Ratu Orbis?" Skakmat! Benar dugaan Laura jika kakaknya beranggapan begitu. "Dengar Laura! Pantas atau tidaknya Ratu kalian nanti itu adalah hak ku! Aku Rajanya jadi terserah wewenang ku mau bagaimana! Dan bila Briana yang menjadi Ratunya itu tandanya bagi ku ia cukup pantas menjadi Ratu. Mengerti?" Jelas Aidan dengan dingin.
"Aku tidak menyangka kau adik ku justru berbicara begitu" lanjut Aidan yang dengan langsung ia meninggalkan Laura yang masih duduk di bawai pohon persik dengan bungkam.
Sebenarnya bukan begitu maksud Laura. Tapi mengapa kakaknya tidak mau mendengar penjelasannya terlebih dahulu?
Dasar tuan keras kepala. Batin Laura gundah.
Baiklah jika keputusan Aidan sudah bulat, berati tidak ada yang bisa menentangnya dan berati apa pun keadaannya besok upacara pernikahan itu tetap terlaksana.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Demon's Bride (END)
FantasyBriana yang awalnya adalah seorang Lady, harus terpaksa menerima lamaran sang Duke of Warwick, namun siapa sangka jika pria yang ia kira hanya seorang Duke tampan dan kaya raya namun ternyata adalah Raja Iblis yang berasal dari dunia yang berbeda de...