Warning 21+
Raut wajah Valerie nampak masam, penyerangan yang ia rencanakan untuk menurunkan tahtah Ratu fana itu gagal. Padahal ia sudah mengumpulkan ratusan pemberontak tapi entah kenapa itu semua masih saja tidak berhasil.
Harus dengan cara apa lagi untuk menyingkirkan Ratu fana yang tidak berguna itu?
Ingin sekali ia segera meracuni Ratu fana itu sehingga membuat makhluk itu langsung mati keracunan, tapi untuk mendekatinya saja sangatlah sulit. Dua pelayan pribadi sang Ratu benar-benar menjaga Ratu mereka dengan begitu ketat.
Kepala Valerie serasa pening memikirkan strategi apa lagi yang harus ia lakukan. Alaric yang seharusnya membantunya malah sibuk merayu makhluk fana itu.
Valerie juga tidak peduli jika saja temannya itu ketauan oleh Aidan dan langsung membakar tubuh Alaric sampai hangus menjadi debu. Baginya sejauh ini Alaric tidak membantunya sama sekali.
Bahkan sampai detik ini pula Alaric tidak menampakan wujudnya di depan Valerie. Apakah temannya itu sudah lupa dengan wanita yang sedang pusing memikirkan strategi penyerangan lagi?
"Nona" salah satu suara membuyarkan pikiran Valerie, sehingga gadis itu menoleh ke arah suara yang memanggilnya.
"Iya. Bagaimana keadaan disana?" Tanya Valerie.
"Hmm...seperti dugaan nona, tidak satu pun yang selamat"
Valerie hanya mendengus pasrah. Ratusan pemberontak yang sudah ia siapkan walaupun selebihnya mereka adalah orang-orang yang otaknya di cuci oleh Valerie sudah tewas tak tersisa.
See, bagaimana selanjutnya jika saat ini ia tidak punya pasukan atau pun pembela. Semua pasukan dan pembelanya sudah di musnahkan tanpa tersisa oleh Aidan.
Sekarang hanya ada dia dan lima pemberontak yang berada di markas.
"Lalu rencana apa lagi nona yang harus kita lakukan? Saat ini hanya tinggal kita berenam" kata salah satu pemberontak yang ada diruangan itu.
Valerie mengedikan bahunya, sungguh ia tidak tau harus berbuat apa lagi saat ini andai saja ada Alaric yang ahli dalam membuat strategi pasti semuanya akan lebih terasa mudah.
Tapi sayangnya Alaric sekutunya itu sedang entah kemana, apakah urusan pendekatannya dengan istri orang lebih penting dari pada perjanjiannya sebelumnya?
Lagi pula rencana penyerangan ini kan ide Alaric pertama kali, kenapa orang itu serasa lepas dari tanggung jawab.
"Apa kalian ada ide?" Tanya Valerie pada sekelompok orang yang ada diruangan itu.
Mereka semua kompak menggeleng.
"Yasudah, kita bahas nanti lagi saja ketika salah satu dari kalian sudah ada ide" kata Valerie memutuskan.
Akhirnya, kelima orang itu memutuskan untuk keluar dari ruang diskusi. Karena memang benar kata Valerie lebih baik dibahas nanti saja ketika sudah ada ide dari pada memaksakan dan berakhir sia-sia seperti saat ini.
Apa lagi seperti sekarang hanya ada mereka berenam dan tujuh dengan Alaric seharusnya.
"Rasanya ingin ku sudahi saja ini semua. Alaric cepat kembali" gumam Valerie yang tengah di landa keputusasaan.
***
"Mmhhh... Ahh-Aidan" racau Briana.
Aidan hanya menyeringai mendengar desahan yang tak tertahankan dari istrinya itu. Aidan terus menjilati puncak payudara istrinya dan meremasnya dengan tangan kokohnya itu.
Ia sangat suka menggoda istrinya, dan juga kegiatan percintaannya itu. Baginya tidak ada yang lebih nikmat dari pada mencecap setiap inci tubuh mulus nan sexy milik Briana itu.
Setelah sudah menjilati dan meremas dua gundukan besar dan kenyal itu Aidan kembali menatap wajah istrinya yang sedang menikmati sentuhan suaminya.
Ia pun tidak tahan untuk tidak melumat bibir ranum milik istrinya yang sedang terbuka sedikit karena terlena akan kenikmatan yang diberikan suaminya hanya dengan menjilati dan meremas payudaranya.
Aidan melumat bibir Briana dan memasukan lidahnya kemulut istri nya lalu memainkan lidahnya di dalam mulut Briana untuk menggoda Briana, dan ciuman itu dibalas istrinya akhinya lidah mereka saling menari-nari.
"Ngghh..." desah Briana saat satu jari Aidan masuk kedalam kewanitaannya.
Aidan terus mengocok jarinya di dalam kewanitaan Briana ditengah-tengah ciuman mereka.
Merasa istrinya butuh oksigen Aidan melepaskan ciumannya dan menggantinua dengan menjilati leher jenjang Briana.
"Manis" kata Aidan saat menjilati jarinya yang basah karena cairan Briana yang sudah keluar.
"Jangan menatap ku seperti itu ma chérie, kau membuat ku semakin tidak tahan untuk segera memasuki mu"
Briana menatap suaminya dengan tatapan penuh hasrat, memangnya dia pikir hanya dia yang sudah tidak tahan untuk manjutkan permainan ini lebih lanjut? Dasar Raja bodoh.
"Kalau begitu cepat masuki aku Aidan" pinta Briana dengan suara serak.
Aidan terkekeh seraya membuka celananya.
Setelah ia membuka celana Briana tercengang melihat benda kokoh yang sudah mengacung dengan tegang di depannya, walaupun sudah berkali-kali Briana melihat kejantanan Aidan tapi tetap saja Briana merasa kalau ukuran milik suaminya itu di atas rata-rata.
Dengan cepat Briana mengusap kejantanan yang besar dan keras itu dengan tangan lembut miliknya lalu memasukannya kedalam mulutnya, ia pun mengulumnya layaknya permen lolipop.
Aidan pun meracau nikmat karena permainan lidah dan mulut lembut istrinya dengan juniornya itu.
"Sudah sayang, let's playing" kata Aidan menyudahi permainan istrinya yang sepertinya sudah menganggap juniornya itu sebagai lollipop manis.
Aidan membaringkan istrinya dibawahnya dengan sekali hentakan ia berhasil memasukan juniornya di kewanitaan Briana yang lembut dan hangat itu.
Dengan menggoyangkan nya perlahan ia ingin Briana merenggek seperti biasanya untuk mempercepat gerakannya.
"Aidan hard" pinta Briana yang sudah tidak tahan, Aidan sedang menggodanya dan dia tidak suka!
"Kenapa ma chérie" goda Aidan "Mau lebih cepat?" Lanjutnya menggoda.
Briana hanya mengangguk.
"Cepat seperti ini?" Tanya Aidan dengan mempercepat tempo gerakannya dan Briana hanya kembali mengangguk.
"Okee bersiaplah ma chérie" kata Aidan.
Aidan pun mempercepat gerakannya dan membuat Briana mendesah nikmat. Mereka terus mendesah kenikmatan akan permainan yang mereka buat.
Sampai akhirnya keduanya sampai di puncak pelepasan, dengan cairan hangat yang menyembur di dalam rahim Briana.
Briana sudah penuh dengan keringat dan bersiap untuk memjamkan mata, namun sepertinya tidak dengan suaminya itu. Terbukti dengan sesuatu yang kembali tegang di dalam milik Briana.
"Sepertinya dia belum puas sayang" kata Aidan menyeringai.
Briana mendengus, sampai pagi pun sepertinya suaminya itu tidak akan puas. Dan ini akan menjadi malam yang panjang untuk keduanya seperti biasanya, karena jika sudah sekali Aidan tidak akan berhenti sebelum dia benar-benar puas.
Cobaaa ituuu update tiga part wkwkwk. Kalo imajinasi lagi lancar dan suasana hati lagi kondusif kayannya bawaannya pengen ngetik terus ya hahaha. Dan jangan cibir adegan ranjang aneh yang gue buat itu wkwk.
Seperti biasa, tolong jangan lupa tinggalkan jejak kalian kalo udah baca part ini.🐾🐾
See u next part guys❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
King Demon's Bride (END)
FantasyBriana yang awalnya adalah seorang Lady, harus terpaksa menerima lamaran sang Duke of Warwick, namun siapa sangka jika pria yang ia kira hanya seorang Duke tampan dan kaya raya namun ternyata adalah Raja Iblis yang berasal dari dunia yang berbeda de...