Chapter 29

39.7K 2.1K 1
                                    

Di ruang rapat.

"Saya juga tidak begitu paham apa alasannya Yang Mulia" kata Raja Sam, Raja dari kerajaan Aequor.

Di ruang rapat yang di hadiri oleh dua pemimpin kerajaan yaitu Raja Sam dan Pangeran Harry dari kerajaan Aequor serta Raja Iblis yaitu Aidan serta dua pengawalnya Alex dan Max sedang duduk di kursi dengan meja rapat yang ada ditengah-tengah mereka.

Satu minggu sebelum pertemuan mereka ini, kerajaan Aequor sudah mengirim surat untuk mengadakan pertemuan yang di lakukan di kerajaan Diabolus, untuk membahas masalah yang tengah kerjaan Aequor hadapi itu.

Masalahnya sendiri adalah kerajaan Aequor tengah kehilangan puteri mereka, Valerie.

Aidan menyenderkan tubuhnya di bangku yang ia duduki wajahnya memperlihatkan jika ia sedang berpikir "anda tau, saya sendiri telah lama tidak berhubungan lagi dengan puteri anda Yang Mulia. Terakhir saya bertemu itu sebelum saya menikah dengan isteri saya"

"Maaf jika saya lancang Yang Mulia" kata Alex menyanggah pembicaraan kedua Raja itu.

Semua yang ada di ruang rapat tersebut menatapnya menunggu ia melanjutkan kalimatnya "saya sempat melihat Puteri Valerie ada di istana ini. Tepatnya ketika para pemberontak datang kemari"

Pangeran Harry yang sedari tadi bungkam pun mengeluarkan suaranya "Apa?! Kenapa kau tidak memberi tau pada kami?" Tanyanya.

Alex menggeleng "maaf Yang Mulia Pangeran. Pada saat itu saya tidak tau masalah tentang kerajaan anda"

Pangeran Harry pun mengusap wajahnya frustasi "apa kau tau kemana dia setelah itu?"

"Maaf Yang Mulia. Saya tidak tau" jawab Alex seadanya.

Karena memang pada saat itu Alex sendiri tidak tau kemana perginya Valerie, ia hanya melihat wanita itu sedang berada di paviliun. Dan saat itu Alex hanya beranggapn jika wanita itu hanya ingin bertemu dengan Aidan seperti biasanya.

Namun yang Alex herankan, Aidan berkata kalau terakhir kali pria itu bertemu dengan Valerie adalah pada saat sang Raja Iblis belum menikah dengan Ratu Briana. Lalu jika padaa saat itu mereka tidak bertemu apaa yang di lakukan Valerie datang ke kastil ini?

"Tunggu Alex" kata Aidan, Alex pun menoleh ke arah Aidan "kau bilang pada saat itu Valerie datang kesini?" Alex pun mengangguk "lalu apa yang ia lakukan disini?" Tanya Aidan.

"Saya tidak tau Yang Mulia"

Keheningan pun menyelimuti ruangan itu, belum ada yang memiliki topik pembahasan untuk meluruskan masalah yang terjadi.

Tak ada yang tau kemana perginya Puteri Kerajaan Aequor. Wanita itu menghilang seolah-olah di telan bumi, sama sekali tidak meninggalkan jejak sedikit pun.

Mungkin Raja Aequor sudah hampir putus asa untuk mencari keberadaan puterinya, sehingga pria paruh baya itu nekat meminta bantuan pada Sang Raja dari segala Raja tersebut.

Raja Sam pun beranjak dari duduknya "baiklah Yang Mulia. Saya rasa ini sudah cukup, terimakasih sudah ingin membantu kami. Saya permisi" Pangeran Harry pun ikut berdiri dan memberi hormat pada Aidan.

Mereka pun berjabat tangan dan meninggalkan ruangan rapat yang luas itu.

***

"Kau yakin tidak tau dimana Mir berada?" Tanya Valerie dengan nada mengancam.

Kurcaci yang di tanyakan oleh Valerie itu hanya menunduk takut, tapi sungguh memang benar kurcaci berambut merah itu sama sekali tidak menau soal keberadaan Mir si penyihir yang di cari Valerie sampai nekat untuk pergi sejauh itu.

Sejak pertama kali Alaric menyuruh Valerie untuk pergi menemui Mir, pada saat itu juga wanita itu langsung bergi seorang diri ke bagian Timur Orbis. Ia tak ingin membuang waktunya ia ingin masalah itu cepat selesai.

Mendapatkan Aidan. Dan semua persoalan selesai.

"Benar. Saya tidak tau dimana Mir berada nona" cicit  kurcaci itu.

Valerie mendengus gusar, kemana lagi ia harus mencari keberadaan Mir? Yang ia tau penyihir itu tinggal di dekat gurun pasir bagian timur Orbis. Dan sekarang ia sudah ada ditempat tujuannya itu.

Sempat Valerie berpikiran bagaimana jika ia menggunakan cara kotor untuk melenyapkan Briana dan dengan begitu ia bisa kembali lagi kepada Aidan, caranya cukup ia datang pada Caroline si wanita Vampire yang sering mendapatkan tugas untuk membunuh orang-orang jika si pemilik dendam tidak ingin mengotori tangannya sendiri.

Namun ia tidak cukup percaya diri jika ia sudah melenyapkan Briana apakah ia akan tetap bisa mendapatkan Aidan yang jelas-jelas sudah tidak punya rasa apa pun padanya.

"Lalu apaa kau tau siapa yang mengetahui keberadaan Mir?" Valerie kembali bertanya pada kurcaci berambut merah itu.

Namun kurcaci itu menggelengkan kepalanya "maaf nona saya tidak tau. Karena memang tidak ada yang tau dimana penyihir itu tinggal"

"Pasti ada! Tidak mungkin tidak ada yang mengetahui keberadaannya"

Kurcaci itu mengedikan bahunya "tapi saya memang tidak tau nona. Silahkan saja nona cari sendiri"

Valerie merengut kesal melihat tingkah kurang ajar kurcaci itu, seenaknya bicara begitu lalu dengan santainya berjalan meninggalkan Valerie seorang diri. Awas saja jika nanti kau bertemu dengan ku lagi. Batin Valerie.

Valerie pun berjalan gontai karena rasa putus asanya, ia sudah mencari ke segala sudut petunjuk tentang keberadaan Mir yang ia ketahui namun sampai saat ini dia tidak menemukan penyihir itu.

Apa lagi sedari tadi ia merasa haus, karena tempat panas seperti pinggir padang pasir itu memang bukan tempatnya. Ia sedari kecil hidup di lingkungan perairan sedangkan sekarang sudah hampir seharian ia berada di tempat gersang.

Rasanya ia ingin memaki Alaric karena tidak memberikan petunjuk yang jelas.

Ia mengeluarkan bunga tulip perak pemberian Alaric yang katanya harus ia berikan pada Mir, lama ia menatapnya sampai-sampai ia merasa masuk kedalam lubang dimensi.

"Aaaaa....." teriak Valerie yang merasa dirinya bagaikan tersedot kedalam sebuah lubang hitam dan gelap.

King Demon's Bride (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang