Chapter 36

33.4K 2.1K 27
                                    

#38 in Fantasy🌸

Maaf kalo ada typo✌🏾

***


"Makanannya Yang Mulia" ucap pelayan yang membawakan nampan berisi makanan untuk Briana, pelayan itu menaruh nampan tersebut di nakas samping tempat tidur Briana dan membungkuk hormat lalu meninggalkan Briana sendirian lagi di dalam ruangan pengap itu.

Briana yang tengah duduk di tempat tidur dengan menekuk kedua kakinya lalu memeluknya, hanya menatap dinding bercat putih gading itu dalam pandangan kosong.

Pikirannya berkeliaran kemana-mana, entah itu memikirkan suaminya yang berubah derastis, atau memikirkan sampai kapan ia akan diperlakukan seperti ini, atau yang lainnya. Semua pertanyaan dan perkiraan tentang nasibnya saat ini menyeruak dalam pikirannya.

Bayangkan saja, jika setiap harinya Briana selalu dihantui oleh suara-suara rintihan percintaan sesorang di samping kamarnya tersebut. Iya, kamar Briana bersebelahan dengan kamar Aidan yang dulu dipakainya untuk tidur, namun sekarang harus berpindah tangan, saat ini kamar tersebut di pakai oleh wanita perebut suami orang itu!

Jika Briana bisa, ia ingin menulikan pendengarannya setia ia harus mendengar rintihan sialan itu, pernah Briana meminta pelayan untuk memindahkan kamarnya yang berada jauh dari kamar Aidan namun pelayan itu tidak bisa karena Aidan tidak mengizinkannya. Untuk apa Aidan tidak mengizinkannya? Apa salahnya, sampai-sampai Aidan terus menyiksanya seperti ini?

Sungguh ini adalah cobaan terberat yang pernah Briana rasakan.

Namun ia bisa apa? Ia memang sudah sedikit mengetahui tentang dunia yang tengah ia pijaki ini, namun ia tidak punya cukup nyali untuk keluar dari kastil itu tanpa adanya Aidan. Briana cukup tau diri kalau ia hanyalah manusia biasa yang hidup di sekeliling makhluk-makhluk berkekuatan lebih.

Briana menatap nanar nampan yang berisikan makanan dan minumannya, serta ada tiga butir pil yang sudah ia minum rutin, karena tabib bilang itu akan memberinya stamina lebih untuk masa kehamilannya, bisa dibilang itu semacam vitamin.

Jika saja ia tidak ingat akan adany kehidupan dalam perutnya ia tidak akan sudi memakan makanan itu. Lebih baik ia mati kelaparan dari pada harus tersiksa karena ulah suaminya sendiri.

Briana mengulurkan tangannya untuk meraih gelas berisikan air putih yang ada di atas nampan tersebut, namun tangannya terlalu lemah untuk mengengam gelas itu sehingga gelas itu pecah.

PRANGG...

"Aaaaa..." pekik Briana tanpa sadar.

Briana yang tengah menutup kedua telinganya karena kaget mendengar pecahan gelas pun beranjak kaget karena ada seseorang yang membuka pintu kamarnya kasar.

Briana menoleh ke arah pintu dan mendapati suaminya berjalan ke arah nya dengan langkah lebar.

Aidan menatap tajam ke arah Briana yang sedang duduk dikasur "apa yang kau lakukan?!" Tanyanya dengan dingin.

Briana yang tak sanggup melihat suaminya seperti itu padanya hanya diam, lidahnya terlalu kelu untuk sekedar menjawab dan rasanya suaranya tertahan ditenggorokan.

Aidan berdecih "apa sekarang kau menjadi bisu?"

Baru Briana mau menjawab pertanyaan sinis dari suaminya sendiri, suaranya tertahan karena ada yang menyela.

"Dia hanya mencari perhatian mu saja sayang" ucap Valerie seraya berjalan mendekati Aidan.

Aidan mengelus tangan Valerie yang tengah bergelayut manja di lengan Aidan "tapi kurasa dia memang sedikit lemas karena sedang mengandung anak ku, bayi iblis"

King Demon's Bride (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang