Chapter 30

37.8K 2.3K 14
                                    

#91 in Fantasy❣️

***

Valerie menerjap-nerjap kan matanyaa dengan wajah bingung "di-dimana ini?" Ia pun beranjak dari duduknya lalu melihat sekeliling untuk mencari tau dimana ia saat ini.

Ia pun berjalan menyusuri ruangan itu, ruangan yang berdominasi warna putih serta hanya terdapat satu meja bundar dengan satu vas bunga dan bunga tulip putih. Matanya tertuju pada satu pintu, ia pun melangkah kan kakinya mendekati pintu tersebut. Namun sebelum ia sempat menyentuh gagang pintu tersebut sesorang sudah lebih dulu membukanya.

Valerie melonjak kaget mendapati seorang pria bertubuh lebih tinggi dari pada dirinya dengan pakaian serba putih pula, kaos putih dengan jas putih dan celana putih lalu sepatu putih.

Begitu lah yang Valerie lihat dari penampilan pria yang membuka pintu berwarna gading itu.

Pria itu menutup pintu tersebut lalu menatap Valerie "oh jadi kau rupanya"

Valerie menatap pria berpakaian serba putih dengan rambutnya yang berwarna perak tersebut dengan pandangan tidak mengerti.

"Kau kan yang mencari ku sampai nekat berkeliling di gurun pasir gersang itu? Padahal kau tau kalau kau itu adalah seorang duyung" lanjut Pria berambut perak itu berkata.

Valerie memincing kan matanya "jadi kau adalah Mir?" Tanyanya memastikan.

Alis pria itu terangkat "seperti yang kau kira nona"

Valerie merasa bersyukur akhirnya ia bertemu dengan orang yang sudah seharian ini ia cari, ternyata pengorbanannya dengan berkeliling di gurun pasir gersang itu tidak sia-sia. Tanpa sadar ia tersenyum lega.

"Kau gila ya" ucap pria berambut perak itu.

Valerie yang tengah tersenyum serta mengusap dadanya lega itu mendadak mendongakan kepalanya dan menatap pria di hadapannya dengan kesal "apa maksud mu?"

Pria itu mengangkat bahunya "kurasa kau gila tersenyum sendiri"

Valerie menyipitkan matanya "kau tak tau kalau aku sedang bersyukur. Karena akhirnya berhasil menemukan mu!" Sanggahnya.

"Tidak. Kau tidak menemukan ku! Akulah yang menemukan mu ditengah-tengah gurun pasir  itu hampir sekarat"

Valerie mendengus ingin rasanya ia membalas perkataan pria aneh itu namun ia rasa tidak ada gunanya, jika ia membuat pria itu kesal bisa-bisa pria itu tidak mau membantunya. Jadi percuma saja perjalanan jauhnya, jika berakhir dengan membuat pria itu tidak mau menolongnya.

"Maaf tuan" gumam Valerie "tapi kalau memang begitu kenyataannya saya mengucapka terimakasih karena sudah sudi menolong saya yang hampir sekarat"

"Tentu saja memang sepatutnya kau berterimakasih pada ku" jawab pria itu penuh percaya diri. Valerie hanya mencibirkan bibirnya saja "ngomong-ngomong, ada apa kau sampai nekat mencari ku?"

Valerie menghela nafas pelan "aku kesini karena ingin membawakan titipan Alaric" jawab Valerie seraya menyerahkan bunga tulip perak yang ia taruh di saku mantelnya.

Air wajah pria berambut perak itu berubah menjadi terkejut namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya "ohh Alaric ya" gumamnya seraya mengambil bunga tulip perak dari tangan Valerie.

Mir menatap bunga tulip itu mencerna apa maksud Alaric memberikannya padanya melalui wanita yang tengah memperhatikannya.

"Kenapa tidak dia sendiri saja yang datang kemari?" Tanya Mir.

Valerie tertunduk lesu, Mir melihat perubahan raut wajah wanita iu menjadi sedikit lesu "Alaric, di penjara oleh Raja Iblis" lirihnya.

"APA?!" Kata Mir kaget "kau bercanda bukan?"

Valerie menggeleng "tidak! Aku serius. Maka dari itu dia mengirim ku kesini"

Mir mengabaikan jawaban dari Valerie, ia kembali memperhatikan bunga tulip perak yang dititipkan Alaric melalui wanita itu. Ia berpikir apa guna bunga tulip perak itu sampai-sampai dengan niatnya pria itu menitipkannya pada wanita bodoh di depannya itu.

Mir membuka pintu yang tadi ia lewati untuk masuk ke ruangan serba putih tempat Valerie berada, dengan memberi intrupsi agar Valerie mengikutinya keluar dari ruangan serba putih itu melalui pintu bercat gading itu ia berjalan mendahului wanita yang ada dibelakangnya.

Pria berambut perak itu berjalan menyusuri lorong-lorong gelap dan sunyi yang hanya di terangi oleh obor yang terpasang di tembok-tembok sisi lorong tersebut.

Valerie hanya mengukuti Mir berjalan di belakang pria itu dengan diam, ia tidak mau menganggu pria itu karena terlalu takut dengan suasana di lorong panjang dan sunyi yang tengah ia lewati.

Valerie menyipitkan matanya, mempertajam penglihatannya ke arah ujung lorong yang bercahaya kebiruan.

"Ngomong-ngomong" ucap pria berambut perak itu "kenapa Alaric bisa di penjara?" Tanyanya seraya melangkahkan kaki ke arah cahaya kebiruan di ujung lorong.

Valerie mendongak menatap punggung Mir yang bertanya tanya memalingkan wajahnya "ia nekat mencium istri sang Raja Iblis"

Mir terkekeh, rupanya sifat agresif temannya itu tidak kunjung berubah "tapi dia hanya di penjara bukan? Tidak di bunuh oleh Raja Keji itu?"

Valerie menyerit, kenapa orang itu tidak khawatir tapi justru malah terkekeh? "Aku tidak tau. Yang ku tau Alaric masih di penjara"

Mir diam sampai akhirnya mereka sampai di ruangan ujung lorong yang bercahaya biru tadi. Rupanya ruangan itu seperti labolatrium Mir. Karena banyak alat-alat serta tungku di ruangan itu.

Mir mencelupkan bunga tulip perak kedalam wadah berisikan air panas yang di rapalkan mantra-mantra oleh pria berambut perak itu.

Valerie hanya diam memperhatikan Mir yang tengah berkonsentrasi terhadap objek peneitiannya.

Sampai pada akhirnya Mir tersenyum miring dan memasukan air hasil rebusan bunga tulip perak itu kedalam sebuah pipa kecil yang kemudian ia tutup rapat.

"Akhirnya aku tau apa tujuan Alaric memberikan itu pada mu untuk diserahkan pada ku" kata Mir.

"Apa tujuannya?" Tanya Valerie penasaran.

Mir tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk memberikan pipa berukuran kecil itu kepada Valerie.

Valerie pun mengambil pipa kecil itu dari tangan Mir "apa ini?"

"Ternyata pria agresif itu masih memperdulikan mu walaupun ia sedang sekarat di penjara" ucap Mir dengan nada misterius.













Seperti biasa jangan lupa tinggalkan bintangnya atau komennya guys💐

Maaf kalo ada typo🙅🏻

King Demon's Bride (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang