#113 in Fantasy💐
Ko ga naik-naik ya ini ranknya wkwk, gimana si caranya biar naik gitu 😭
***
"Kau tau apaa yang sudah kau perbuat?" Lirih Valerie saat ia sudah ada di balik sel Alaric.
Valerie sedang mengendap-endap ke ruang tahanan Alaric, walaupun itu sangat sulit untuk sekedar mencari celah tapi ia tetap memaksakan diri agar bisa sekedar menjenguk sahabatnya itu.
Alaric dalam keadaan tidak baik, setidaknya itu kata pertama yang tebesit di otak Valerie saat pertama kali melihat penampilan sahabatnya.
Terlihat Alaric yang tengah di rantai kaki serta tangannya dan di kurung dalam penjara dengan wajah yang babak belur, terlihat darah yang merembes di pakaian putih yang ia kenakan lalu bau anyir yang begitu pekat tercium pula di sekitar Alaric.
Rasanya saat ini jugaa Valerie ingin menangis meraung-raung karena melihat kondisi sahabatnya yang begitu menyedihkan.
Alaric menatap Valerie dengan pandangan yang seolah mengatakan kalau ia tidak kenapa-kenapa, namun pandangan itu justru semakin membuat Valerie marah karena khawatir.
"Alaric" Valerie menyentuh sel itu dengan kedua tangannya dan menggengamnya erat "aku tak tau harus berbuat apa pada mu saat ini"
Alaric sedari tadi hanya diam memperhatikan Valerie mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut sahabatnya itu, rasanya tenggorokan nya ingin terbakar setiap kali ia ingin mengeluarkan suara, dan ia pun serasa tak punya tenaga jugaa walaupun hanya untuk sekedar bergumam.
"A-aku merasa sudah gagal" Valerie menundukan kepalanya menatap ke tanah yang tengah ia pijak "kau tau? Para pemberontak yang sudah susah payah kita kumpulkan, di musnahkan semua tanpa tersisa oleh Aidan. Lalu kali ini, kau dikurung olehnya"
Hati Alaric berdesir, walaupun ia tidak menjawab perkataan Valerie ia tetap merasakan apa yang tengah wanita itu rasakan. Kesedihan, rasa putus asa, serta merasa gagal. Semua perasaan itu seolah-olah juga terasa menyiksa di hati Alaric.
Ia juga jadi merasa bersalah pada wanita yang ada di depannya, jarak yang lumayan jauh karena adanya jeruji yang menghalangi mereka, sementara keadaannya pula yang tengah di rantai membuatnya tak bisa melangkah walaupun hanya untuk menghampiri sahabatnya itu.
Valerie menggelengkan kepalanya pelan lalu menatap Alaric lagi "lalu aku harus bagaimana? Aku tidak mungkin kembali ke istana dalam keadaan seperti ini. A-aku belum siap Al" lirihnya.
Valerie terus berbicara, mengeluarkan semua keluh kesahnya yang selama ini menganggu pikirannya. Walaupun ia tau kalau pria yang ada di hadapannya itu tak akan merespon.
Ia juga tau kalau Alaric terkena sebuah mantra dari salah satu pengawal Aidan, sehingga pria itu tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun.
"Aku kembali ya Al, aku tidak bisa berlama-lama disini. Terlalu menyakitkan untuk ku rasakan berada disini. Lagi pula sepertinya penjaga akan kemari" kata Valerie ingin berpamitan.
Namun baru ketika Valerie berbalik dan ingin melangkah, tangannya merasakan sesuatu. Ia pun mengangkat tangan kirinya, dan dilihat ada sebuah bunga tulip perak dengan secarik kertas.
Berikan bunga ini pada Mir.
Valerie pun berbalik lagi menatap Alaric yang sedang tersenyum penuh arti padanya. Ia memang tidak mengerti maksud Alaric yang menyuruhnya memberikan bunga tulip perak itu pada Mir salah satu teman Alaric yang tinggal di bagian timur Orbis itu dekat gurun pasir yang ganas.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Demon's Bride (END)
FantasyBriana yang awalnya adalah seorang Lady, harus terpaksa menerima lamaran sang Duke of Warwick, namun siapa sangka jika pria yang ia kira hanya seorang Duke tampan dan kaya raya namun ternyata adalah Raja Iblis yang berasal dari dunia yang berbeda de...