Chapter 4

71.1K 5K 20
                                    


"Panggilkan Laura kemari dia pasti punya banyak akal" perintah Aidan kepada dua pengawalnya.

"Baik tuan!" Jawab Alex dan Max dan mereka segera pergi meninggalkan Aidan keluar ruangan untuk segera melaksakan perintah dari sang Raja Demon itu.

👑      👑      👑

Raja Demon itu memijit keningnya di kursi kerjanya, saran yang di berikan Laura adiknya itu sama sekali tidak berguna menurutnya, hanya membuang-buang waktu. Ia perlu saran yang lebih tepat, ya tepat dalam standarnya lebih jelasnya.

Beberapa jam yang lalu....

Saat ini Laura sedang berhadapan dengan kakaknya di ruang makan, Laura yang sedang berada di kediamannya sambil bersantai meminum teh mendapat pesan dari pelayannya kalau kakaknya itu menyuruhnya untuk datang kerumahnya karena keperluan yang penting. Namun sesampainya ia diruang makan ini kakaknya justru memintanya untuk memberi saran di urusan percintaannya.

"Kau ini mengapaa sepertin orang bodoh begitu, huh?" Tanya Laura seraya memotong daging di hadapannya dengan garpu dan pisau.

"Orang bodoh bagaimana?!! Aku hanya bertanya pada mu, beri aku saran agar aku dapat memikat hati Briana lalu dia akan memilih ku dari pada harus memilih Earl of the shit itu!!"

Laura mengerutkan keningnya, bagaimana bisa kakaknya yang sudah lumayan lama tinggal di lingkungan bangsawan bisa berkata kasar begitu, ia pun menggeleng kan kepalanya "ya kau tinggal lakukan saja cara yang biasa di lakukan para pria bangsawan lainnya untuk memikat hati wanita incarannya itu"

Aidan menggenggam pisau dan garpu di kedua tangannya dengan geram, ia kesal dengan jawaban enteng dari adiknya itu, ia merasa adiknya itu tidak mengerti kondisinya saat ini "enteng sekali kau bicara begitu!!" Sahutnya kesal.

Adiknya yang sedang ingin memasukan potongan daging kemulutnya itu langsung menundanya dan menoleh ke arah kakaknya dengan tatapan bingung.

"Ap.." belum selesai bicara Aidan sudah memotongnya.

"Ayoo lah Laura! Maksud ku, kau itu kan wanita pasti kau tahu apa yang di sukai para wanita, cara apa yang mereka sukai untuk apa yaa bagaimana aku menjelaskannya" Aidan diam sejenak untuk berpikir, lalu melanjutkan "ahh! Ya, maksud ku apaa yang harus pria lakukan untuk mencuri hati wanita incarannya, jadi apaa yang mereka sukai ?"

Sungguh Laura binggung dengan bahasa yang di gunakan Aidan untuk memberikan pertanyaan sederhana, terkadang ia bingung apakah Raja dari seluruh makhluk immortal ini pantas disebut Raja dengan tingkah lakunya yang seperti orang bodoh itu.

"Sebenarnya aku kurang tahu kalau yang kau maksud itu wanitanya adalah manusia. Kau mengertikan kak, wanita di dunia kita dan wanita di bumi itu berbeda. Lihat saja dari budayanya, belum lagi ta..."

"Iyaa aku tau itu. Sudah lah tapi kan wanita tetap saja wanita" kata Aidan memotong.

"Ya kalau pada umumnya kau berikan saja hal-hal manis dengan kau bersikap manis padanya lama lama juga akan luluh"

Aidan hanya terngangga, kalau hanya itu sih dia juga tahu.

Sungguh saat ini Raja Demon itu sedang gelisah dan benar-benar butuh pencerahan! Karena waktu yang tersisa sebelum Earl of Shit itu sampai di kediaman Marquess of Huntly hanya tinggal menghitung hari saja, ia harus mendapat kan matenya itu apaa pun caranya.

Akhibat akohol yang ia minum, terbesit ide licik yang ia dapatkan dan ia tidak peduli kalau cara itu adalah cara terkotor sedikit pun.

***

"Ohh baginda Raja ku Yang Mulia ku, suatu kehormatan yang besar saya bisa di panggil ke hadapan Yang Mulia Aidan Federick" ucap wanita berambut merah menyala itu, lebih tepatnya suatu sindiran.

"Tidak usah banyak basa-basi Caroline! Aku menyuruh mu datang kemari karena ada misi penting yang harus kau kerjakan!" Ucap Aidan dengan penuh ketegasan.

Yang diberi perintah hanya tertawa saja "misi? Misi kotor maksud mu Yang Mulia?" Jawab Caroline seraya memutarkan bola matanya mengejek.

Semua makhluk immortal tau kalau Caroline adalah sosok yang paling bisa di andalkan dalam menjalankan misi kotor.

"Cukup Caroline! Aku tidak mau berlama-lama melihat wajah kotor mu itu! Cukup diam dan dengarkan perintah ku lalu kau pergi dann aku ingin mendengar kabar kalau kau berhasil menjalankan misi ku ini dan satu lagi! Tutup mulut mu jangan sampi semua rakyat ku tau kalau aku memanggil mu!!"

Caroline hanya berdiri sambil melipat kedua tangannua di dada dan memandang santai Rajanya yang sedang berbicara panjang lebar itu.

"Yayaya katakan apa tugas ku Yang Mulia"

"Cari lah Earl of Roadhill dan habisi dia"

"Hei! Tunggu! Siapaa itu Earl of Roadhill? Lalu bagaimana cara aku menghabisinya? Maksud mu aku harus membunuhnya?" Tanya Caroline tanpa jeda. Walaupun Caroline adalah pembunuh bayaran yang kotor, dia tetap tidak mengerti bagaimana seorang Rajanya yang sangat di kagumi oleh para rakyat bisa melakukan hal kotor untuk kepentingan pribadi.

"Pokoknya aku tidak peduli! Intinya orang itu adalah Earl of Rodhill, bangsawan dari Skotlandia. Dan terserah kau mau kau apa kan! Kau jadikan dia makanan mu juga tidak masalah"

"Oke oke baiklah Yang Mulia. Tunggu saja kabar baik dari ku.

Sepeninggalan Caroline sang wanita Vampire itu, Aidan hanya tersenyum senang di kursi yang ia duduki tadi, sambil menikmati cairan merah kental dan berbau anyir itu. Ia sudah tidak peduli lagi dengan citra nama baiknya, toh jika Caroline tidak membocorkan pertemuan mereka pasti tidak akan terjadi apa apa.

Dan yang dia tau juga Kalau wanita Vampire itu terkenal akan kepercayaan menjaga privasi para customer nya. Dan dia sedang mencoba mempercayai wanita itu. Ia pun sudah membayar mahal pada wanita Vampire itu.

















Tolong biasakan jangan menjadi Silent reader yaa. Cek juga cerita-cerita ku yang lain, kali aja kalian tertarik😋😁

King Demon's Bride (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang