Setelah mengucapkan beberapa janji-janji suci sekarang adalah waktunya ritual perjanjian darah. Aidan dan Briana maju beberapa langkah dari altar tempat mereka mengucapkan janji suci menuju lingkaran yang berupa simbol yang Briana tidak mengerti arti simbol itu. Tapi yang ia lihat simbol itu seperti bentuk burung tapi entah lah ia tidak tau.
Saat sudah memasuki lingkaran yang berupa simbol itu, Alex dan Laura memberikan nampan yang berisikan satu belati emas. Sang Raja Iblis itu mengucapkan berupa mantra-mantra yang tidak dapat didengar oleh Briana, alhasil Briana hanya memandang Aidan yang sedang merapalkan mantra itu.
Selesai mengucapkan mantra Aidan menyayat lengannya, lalu mendekatkan ke mulut Briana dan membisikannya "minumlah" Briana hanya menurut dan meminum darah Aidan. Merasa cukup Briana menyudahinya dan Aidan kembali menarik tangannya.
Lalu Aidan mendekat kearah Briana dan mengoreskan belati emas itu ke lengan kiri pengantin wanitanya itu. Lagi-lagi Briana hanya menurut tanpa bertanya, ia meringis sakit saat belati itu berhasil melukai lengannya dan membuat lengan itu berdarah. Kemudian Aidan meminum darah yang keluar dari lengan Briana sama seperti yang Briana lakukan tadi.
Sudah dengan upacara ritual suci, Aidan pun memegang kedua tangan Briana lalu menciumnya tidak seperti pernikahan mereka sebelumnya yang Briana hanya mendiamkan Aidan ketika pria itu menciumnya, kali ini Briana membuka mulutnya dan membalas ciuman Aidan, tercetak senyuman Aidan di sela-sela ciuman itu.
Sorak sorak dan tepuk tangan terdengar memenuhi aula pernikahan itu. Rupanya mereka semua juga merasakan kebahagiaan Aidan dan Briana.
Aidan pun meggandeng tangan Briana membawanya ke altar tadi "Saya ucapkan banyak terimakasih pada kalian semua yang sudah bersedia hadir di upacara sakral ini" Briana yang berdiri di samping Aidan tersenyum memandang suaminya yang memang memiliki aura Raja, segala sifat kepemimpinannya sangat terpancar dalam diri Aidan.
"Jadi, silahkan nikmati hidangan yang sudah tersedia. Dan sesuai jadwal di undangan yang kalian terima, besok adalah upacara penaubatana istri ku sebagai Ratu dari kerajaan Diabolus" lanjut Aidan.
Setelah mengumumkan pidato singkatnya, Aidan membawa Briana keluar dari aula itu. Karena ia yakin Briana tidak akan sudi melihat menu hidangan yang di bicarakan Aidan saat pidato tadi.
Briana pikir Aidan akan mengajaknya ke dalam kastil tapi nyatanya Aidan mengajaknya ke taman belakang istana, dan Briana pikir lagi istana ini adalah istana tandus mengingat Aidan bilang kalau istana ini adalah istana Iblis, ya ternyata tidak seburuk yang Briana bayangkan. Justru taman ini terlihat bagaikan taman surga, mengingat pemandangan yang ada mulai dari pohon persik yang berbunga indah lalu hamparan bunga-bunga berwarna-warni, ohh Briana akan mengklaim taman ini sebagai tempat favoritnya.
Briana duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan indah di depan matanya.
"Kau menyukainya?" Tanya Aidan.
Briana mengangguk penuh semangat "ya! Aku sangat menyukainya. Aku yakin ini akan menjadi tempat favoritku setelah perpustakaan mu itu" jawabnya senang.
Aidan tersenyum, ia senang kalau istrinya menyukai tempat ini "baguslah kalau kau senang" indah sekali senyuman yang Briana pancarkan itu, pasalnya Aidan jarang melihat Briana tersenyum seceria itu. Aidan bertekad untuk membuat wanita di hadapannya itu tersenyum selalu. "Kau mau minum?" Tanya nya.
"Aku mau teh hangat saja" jawabnya.
Aidan pun meminta salah kepada salah satu pelayannya untuk membawakan dua cangkir teh hangat sesuai keinginan Briana.
***
Lain halnya jika di bagian pusat Orbis disana mungkin semua orang sedang bersorak bahagia, karena pada akhirnya raja mereka memiliki ratunya.
Disisi utara Orbis terlihat seorang wanita tengah beraut masam, sedari tadi ia terus mengumpat.
Dan tampak di belakangnya seorang pria tengah memijit pelipisnya karena merasa pusing atas ocehan wanita yang sedang berdiri di depannya terus mengoceh tanpa henti.
"Sudahlah Val, aku pusing! Kau kenapa cerewet sekali, huh?!" Akhirnya si pria membuka suara karena sudah merasa tak tahan atas ocehan Valerie sedari tadi.
"Kenapa? Kau bertanya aku kenapa?!" Tanya Valerie dengan nada meninggi "aku sudah meminta mu menolong ku untuk menggagalkan acara pernikahan Aidan, dan kau justru bersantai begini !" Valerie besedekap.
Pra itu beranjak dari duduknya lalu menggiring Valerie agar duduk di bangku sampingnya "Val dengar!" Valerie hanya memandang pria yang duduk di sampingnya dengan ekspresi kesalnya "kau berencana untuk menggagalkan pernikahan bodoh Raja mu itu tanpa rencana yang matang! Apa kau bodoh, huh?! Disana banyak para petinggi-petinggi dari berbagai belahan Orbis ini! Dan kita hanya berdua saja. Apa kau cari mati?!"
Valerie hanya menunduk diam mendengar ucapan pria itu, baginya ada benarnya juga apa yang temannya itu katakan. Ia hanya berdua, sedangkan disana banyak orang-orang penting. Dan belum lagi para penjaga. Sedangkan ia, sudahlah hanya berdua dan tidak memiliki rencana apa pun pula.
Valerie kembali menatap temannya itu dengan sendu "lalu aku harus apa? Kau tau, ibu pasti akan sangat marah Al"
Alaric mendengus kesal, lagi-lagi soal ibunya.
"Baiklah begini saja" lalu Alaric membisikan rencana-recana liciknya.
Valerie tersenyum mendengar rencana yang dibuat oleh Alaric, baginya Alaric paling bisa di andalkan untuk urusan seperti ini. Beruntung Valerie bisa mengenal dekat sosok pria berambut pirang di sampingnya itu yang tengah menjelaskan segala rencana yang akan mereka lakukan. Tapi tidak untuk di waktu dekat ini.
***
Briana tengah memandang sosok keindahan dunia, ya menurutnya pemandangan di depannya itu adalah suatu keindahan dunia yang tak ada duanya. Melihat Aidan yang sehabis selesai mandi dengan handuk menggantung di pinggangnya dan rambut hitamnya yang tampak basah tapi acak-acakan membuatnya terlihat. Seksi. Dengan susah payah Briana mencoba memalingkan wajahnya namun seperti tidak bisa ia melakukan itu. Baginya di depannya itu lebih menarik dari pemandangan apa pun yang ada di ruangan kamar ini.
"Menikmati apa yang dilihat nyonya?" Goda Aidan.
Lagi-lagi Briana hanya menunduk kan kepalanya karena malu, ia merasa hawa panas terasa di wajahnya.
Dan memang Briana akui ia belum melakukan hal itu dengan suaminya. Ia juga salut dengan Aidan yang sabar menunggu dan tidak memaksa, walau terkadang suaminya itu sesekali mencoba merayunya agar ia mau, tapi Briana merasa belum siap.
"Sudahlah tidak usah malu aku ini suami mu" kata Aidan, kali ini pria itu berdiri tepat di depannya, Briana mendongak dan menadapati Aidan dengan keadaan yang begitu seksi. Lagi.
Ohh ayolah jika begini terus Briana akan kehilangan keperawanannya malam ini. Jujur saja Briana mulai tegoda, apa lagi saat ini Aidan sudah menciumi bibir dan leher Briana dengan begitu nikmat.
Briana hanya menikmati segala perlakuan suaminya itu. Persetan dengan apa pun Briana sudah tidak peduli lagi pula tidak ada yang salah disini. Ia kan melakukannya dengan suaminya sendiri.
"Kau siap?" Tanya Aidan dengan wajah penuh hasrat.
"Iyaa" jawab Briana.
"Baguslah karena aku sudah tidak tahan"
Aidan pun membuka pakaian Briana dan mengelus punggung wanitanya itu. Briana hanya mengeluh nikmat. Dan itu justru membuat Aidan semakin menjadi-jadi.
Briana akui juga ia memang sudah mulai mencintai suaminya itu. Karena sejauh ini segala perlakuan Aidan kepadanya sangatlah manis. Belum lagi mereka akan melakukan hal itu, dan pastinya itu akan membuat Briana semakin mencintainya.
Hahahahahahaha abstrud ya pas bagian anunya. Sorry ya sorry gue jugaa ga ngerti itu pun asal nulis ajaa😂😂
Jangan lupa vote atau komennya❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
King Demon's Bride (END)
FantezieBriana yang awalnya adalah seorang Lady, harus terpaksa menerima lamaran sang Duke of Warwick, namun siapa sangka jika pria yang ia kira hanya seorang Duke tampan dan kaya raya namun ternyata adalah Raja Iblis yang berasal dari dunia yang berbeda de...