“Gue paling suka dengan yang namanya jalan-jalan. Untung aja lo datang ikat gue dengan hal yang disebut cinta.”
-Wonderful Feelings-
Siang ini, kelas Jenni sedang tak belajar. Pasalnya, guru Kimia mereka sedang terbaring lemah di rumahnya. Ia sedang terserang penyakit DBD (Demam Berdarah). Alhasil, seluruh kelas yang diajar olehnya, mendapatkan ‘free class’, hal yang diimpikan oleh setiap siswa di alam mana pun.
“Guys!” sahut Lara yang baru masuk ke dalam kelas.
Dengan segera, Jenni, Putra, dan Adit menoleh ke arahnya.
“Apaan?” jawab Jenni ketus.
Hari ini, Jenni memang kedatangan tamu bulanannya. Alhasil, kepalanya sakit, perutnya mules, dan emosinya tak teratur. Meskipun sudah sering kedatangan tamu seperti ini, setiap wanita pasti akan terganggu, sama seperti Jenni.
“Gini, besok kan kita libur, gimana kalau kita jalan-jalan keliling Makassar? Soalnya kan, gue anak baru di sini. Masih harus beradaptasi. Salah satunya dengan cara ini. Mau yaaa?”
“Gak ah. Males” jawabnya sambil segera mengalihkan pandangannya ke arah gadgetnya.
Hal itu kemudian membuat Putra dan Adit melihat ke arah Jenni dan Lara secara bergantian. Tak seperti Jenni yang tampak biasa saja, Lara tampak cemberut dan menundukkan kepalanya. Tentu saja hal itu menarik perhatian dua lelaki itu.
“Besok jam berapa?” tanya Putra.
“Emm, gak usah, Put. Gue gak jadi aja” sahutnya seraya berjalan kembali menuju bangkunya.
“Tenang, Jenni pasti ikut kok” sahut Adit sambil tersenyum pada Lara. Hal itu sontak membuat Jenni menoleh ke hadapannya dengan mata melotot, tanda tak suka.
“Hah?! Serius Jen?!” pekiknya histeris. Raut di mukanya seketika berubah drastis. Ia tersenyum lebar menghadap Jenni, menantikan kepastian jawaban dari Jenni.
“Sorr--”
“Jenni pergi kok, Lara”
“HORRAAYYY!” pekik Lara kegirangan.
Di lain sisi, mata Jenni kembali ingin keluar dari tempatnya. Ia sangat kesal dengan Adit yang seenaknya saja mengatur dirinya. Ditambah lagi dengan emosinya yang tak stabil sekarang.
Namun, serasa tak bersalah, Adit hanya tersenyum lebar menanggapi luapan emosi Jenni.
“Eh, apaan nih? Kok heboh gak ngajak-ngajak sih?” potong Astrid yang kini mencoba masuk dalam percakapan mereka.
Kini, kedatangan Astrid, sukses membuat Putra salah tingkah. Ia merapikan baju, rambut, hingga posisi duduknya. Seperti yang Ia katakan dulu, Astrid memang cewek yang sangat mudah bergaul dan juga hiperaktif. Namun, hal itu tak mengganggu orang-orang di sekitarnya. Malahan, kehadirannya dinantikan banyak orang.
“Eh, ada Astrid” sapa Adit.
“Hai Dit! Ada apaan nih heboh-heboh?” tanyanya seraya menarik bangku untuk duduk di dekat mereka.
“Gini, besok kita berempat mau jalan-jalan--”
“Tiga” potong Jenni yang masih tetap pada posisinya.
Jenni sukses menarik perhatian empat pasang mata yang ada di sana. Namun, seakan tak ada apa-apa, gadis itu tak ambil pusing.
“Intinya, besok kita akan pergi berkeliling Makassar. Kan Jenni dan Lara itu anak baru di Makassar. Jadi, mereka mau mengenal Makassar lebih dalam lagi. Yah, seperti itu lah” sambung Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Feelings
Teen Fiction[FOLLOW DULU] "GUE SAYANG SAMA LO!" "Iya. Gue juga sayang sama diri gue." *************************************************** "Lo kok gak bisa sih ngertiin gue sekali aja. Gue capek diginiin!" "Gue lebih milih ngertiin matematika daripada ngertiin c...