"Jika gue selalu salah di mata lo, gue akan coba masuk ke hati lo. Siapa tahu dia lebih terima gue dibanding mata lo"
-Wonderful Feelings-
Parkiran mobil Trans Studio Makassar kini telah kedatangan banyak orang. Meskipun terbilang baru terbuka beberapa menit yang lalu, orang-orang sudah mulai berdatangan dari berbagai arah.
Tujuan dan maksud mereka pun berbeda-beda. Ada yang datang hanya untuk berbelanja, ada yang datang untuk menonton film di bioskop, ada juga yang datang untuk bermain di theme park.
Hal serupa juga dilakukan oleh rombongan Adit. Mereka memutuskan tuk pergi ke tempat ini setelah makan dan berjalan-jalan sebelumnya.
FLASHBACK ON
Tangki perut mereka pun terisi penuh setelah menghabiskan makanan mereka masing-masing. Kini mereka semua tengah meminta bill makanan pada pelayan di sana.
Dengan cepat, pelayan datang dengan papan bill di tangan kanannya. Tanpa menunggu waktu lama, mereka pun membagi bayaran mereka sesuai pesanan masing-masing.
"Gue berapa Dit?" tanya Astrid sambil menghabiskan es teh manis miliknya.
"Lo 20 ribu, As" jawabnya setelah sebelumnya melihat bill yang kini berada di tangannya.
Mereka memang tengah bersantap di sebuah rumah makan yang tidak terlalu mahal dan berkelas. Prinsip mereka dalam makanan tak terlalu ribet.
Murah, Enak, dan Memuaskan.
"Kalau Lara 23 ribu" sambungnya lagi yang masih fokus akan bill tersebut.
"Gue berapa?" tanya Putra yang baru saja selesai menghabiskan makanannya.
"Lo itu.. tunggu yah.. ayam goreng dua, nasi goreng dua,.. apa lagi yah.. Oh es jeruk tiga. Totalnya 57 ribu Put" jelasnya.
"Buset dah, itu siapa yang makan?" tanyanya yang diikuti dengan tawa ketiga wanita itu.
"Elo lah, Putra Cakra si perut karet. Buruan sini bayar. Jangan mau enaknya aja lo"
Ia pun merogoh sakunya seraya mengambil uang, "Iya iyaa.. nih uangnya"
Sosok cowok bermata coklat itu lalu berdiri dan segera berjalan ke arah kasir. Sadar akan dirinya yang belum membayar makanannya, Jenni segera mengikuti jejak Adit yang sudah berada di kasir terlebuh dahulu."Dit, nih uang gue, kembaliannya bentar aja" sahutnya sambil menyodorkan selembar uang berwarna biru kepada Adit.
Sambil tersenyum, cowok itu berbalik ke arah Jenni. Ia kemudian mengulurkan tangannya ke dekat tangan Jenni. Namun, bukannya mengambil, Ia malah mengatupkan jemari Jenni.
"Gue udah bilang sama lo kalau gue bakal bayar"
Kali ini, Jenni kembali mengingat kejadian subuh tadi. Ia teringat kata 'Gue jajanin' yang keluar dari bibir cowok itu. Ia tak menyangka bahwa apa yang Ia katakan itu dalam keadaan sadar. Ia pikir, semuanya itu hanya sekedar skenario untuk menarik perhatiannya, sama seperti yang lain.
"Tapi--"
"Cowok gak akan jilat ludah sendiri" potongnya seakan tahu maksud Jenni.
Jeni terdiam, tak tahu harus membalas kebaikan Adit dengan apa.
FLASHBACK OFF
"Kayaknya lama nih nunggunya. Lo mau tunggu sampai kapan nih? Sampai anjing melata juga nggak bakal nih" ketus Astrid.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Feelings
Teen Fiction[FOLLOW DULU] "GUE SAYANG SAMA LO!" "Iya. Gue juga sayang sama diri gue." *************************************************** "Lo kok gak bisa sih ngertiin gue sekali aja. Gue capek diginiin!" "Gue lebih milih ngertiin matematika daripada ngertiin c...