PART 13

80 16 3
                                        

“Gue bisa sayang banget ama orang. Tapi, benci gue juga tak bisa dianggap remeh.”

-Wonderful Feelings-








“Ma, Adit boleh izin sebentar gak?” bujuk anak itu pada mamanya.

Perempuan tua yang sedang duduk menonton Tv itu kemudian berbalik menghadap anaknya yang sudah berada di sampingnya. Meskipun sudah mau berkepala empat, perempuan itu tak terlihat tua sama sekali. Kerutan dan noda hitam di wajahnya tak dapat terlihat jika hanya sekilas. Wajah cantiknya memang sangat cocok dengan anak-anaknya yang sangat tampan.

“Mau ke mana emangnya?”

“Mau nginep di rumah temen, Ma. Besok pagi Adit pasti pulang kok. Besok kan teman-teman Adit mau ngumpul di sini untuk jalan-jalan, yang tadi udah Adit ceritain itu” jelasnya sambil tersenyum lebar.

“Nggak boleh” potong seorang cowok yang baru saja keluar dari kamarnya. Sama seperti Adit, cowok ini bermata coklat terang. Ia sedikit lebih tinggi dari Adit. Wajahnya juga sangat mirip dengan cowok yang satu itu.

Namanya Edgard Rio. Dia anak sulung dari keluarga mereka. Sekarang, Ia tengah melanjutkan studi di UNHAS (Universitas Hasanuddin) jurusan Teknik Lingkungan semester lima. Dulu, Ia juga bersekolah di SMA 75 Makassar, sekolah Adit sekarang.

Mendengar jawaban kakaknya itu, Adit mendengus dan membungkukkan badannya. Ia memang adalah tipe cowok yang tak suka melawan perkataan keluarganya jika tidak terlalu penting.

“Ya udah.. kalau gi--”

“Boleh kok. Mama izinin” potong mamanya.

Mendengar hal itu, Ia mengangkat kepalanya lagi ke arah mamanya itu. Tatapan tak percaya yang jarang Ia keluarkan. Pasalnya, Ia jarang sekali diberi izin untuk keluar rumah, apalagi malam-malam seperti ini. Apalagi jika Ia meminta izin pada Starla Putri, orang yang telah melahirkannya.

“Cepet gih bersin barang kamu terus pergi” sambungnya seraya kembali menonton.

Namun, Adit masih tak berkutik pada posisinya. Meskipun sedang menonton, Starla tahu posisi anaknya sekarang. Belum sempat menegurnya kembali, dua buah lengan mengapit pinggul perempuan tua itu. Hal itu sontak membuatnya kaget bukan main. Sudah lama Ia tak dipeluk oleh anaknya yang satu ini. Ia pun membalas pelukan Adit dengan mengelus punggung anaknya itu.

“Adit sayang mama”

“Tanpa mama bilang pun, kamu udah tau nak. Mama gak bisa hidup tanpa kalian, anak-anak mama”

Starla pun mengeratkan pelukannya pada anaknya yang satu itu.


***


Gadget ditangannya kembali berdering. Padahal, Ia baru saja ingin memanjakan perutnya dengan makanan-makanan yang telah mamanya siapkan. Meskipun setengah putaran lagi hari baru akan dimulai, Ia tetap saja ingin melakukan kebiasaannya itu. Namun, kali ini, Ia lebih memilih tuk mengecek gadgetnya dahulu.

+6285263787798 incoming call

Antusiasnya kembali mencuat ketika melihat nomor yang tak Ia kenali. Ia memang salah satu tipe cowok yang senang dan penasaran akan sesuatu yang baru. Namun, bukan berarti prinsip itu Ia gunakan pada pasangannya.

“Halo” sapa orang itu.

Bila didengar dari suaranya, lelaku itu telah berumur 40-50 tahunan.

Wonderful FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang