Jika memang Tuhan telah memberikan tujuan dalam setiap kehidupan seseorang di dunia dan akan berlanjut di alam baka, maka biarlah kamu menjadi salah satunya
-Wonderful Feelings-
Gadis itu berlari ke segala arah, berniat mencari jalan keluar dari tempat yang bahkan Ia tidak tahu sama sekali. Keadaan panik dan kondisi lampu yang tidak menyala pun sangat tidak mendukung proses yang sedang Ia lakukan.
Bahkan, kerap kali kakinya tersandung perabotan di rumah itu, baik itu kursi, meja, hingga sesuatu yang berbentuk kenyal. Ia tak peduli dengan segala hal yang dialaminya sekarang. Yang Ia inginkan, hanyalah jalan keluar.
Namun, melihat kematian salah satu orang terpenting dalam hidupnya, rasa frustrasi akan kelanjutan hidupnya pun mulai nampak.
Pintu demi pintu, bilik demi bilik, bahkan ruangan demi ruangan telah Ia tempuh. Namun, mungkin karena tempat yang sangat besar, Ia tak kunjung menemukan jalan keluar.
Tenaga dalam dirinya pun sudah mulai meredup. Akan tetapi, sebelum sempat menyerah akan kehidupannya, sepucuk harapan kembali muncul pasca melihat sebuah lampu. Ia lalu mendekatinya, berniat tuk mencari petunjuk.
Ia menoleh ke kiri dan ke kanan dari pusat cahaya itu. Bak mencari jarum di tengah pasir, Ia tak dapat menemukan apa-apa. Kepasrahan pada dirinya sukses membuatnya terduduk diam di salah satu sisi ruangan tersebut, tanpa cahaya sedikit pun.
Kesialannya hari ini tak berhenti sampai di situ saja. Entah kemana dan bagaimana, gadget miliknya hilang. Menurut prasangkanya, Ia yakin telah membawa gadget itu.
Namun, sekali lagi, meskipun terus menerus meyakinkan hal itu, prasangkanya terbantahkan setelah mengecek seluruh saku yang ada pada pakaiannya.
Walau awalnya sedikit mendengus kasar, diliriknya jam tangan yang masih terpasang rapi pada tangannya. Dengan bantuan cahaya yang agak redup karena posisinya yang lumayan jauh dari sumber cahaya, Ia berusaha mengidentifikasi waktu saat ini.
02:13 PM
Decak kesalnya kembali mencuat melihat hal itu. Gadis itu juga belum menyentuh makanan hingga saat ini. Rasa lapar dan kesal sukses bercampur padu menjadi kesialan yang merana pada hari indahnya saat ini.
Jennii.. seru seseorang yang membuat Jenni mendongkak kaget. Suara yang Ia keluarkan sangat familiar di telinga gadis itu.
Putra! pekiknya dalam hati.
Langkah kaki orang itu semakin terdengar jelas, tanda bahwa Ia semakin mendekat. Rasa takut dan cemas akan hidupnya kini kian menderu. Segala macam doa telah Ia keluarkan hanya untuk keselamatannya sekarang.
Jenni... lo dimana? serunya lagi dengan nada yang sedikit menggoda.
Tak lama kemudian, siluet Putra mulai nampak dan berdiri di tengah-tengah cahaya yang sebelumnya menjadi tempat berpijak Jenni. Jenni yang berada tak jauh dari situ hanya menenggelamkan wajahnya di tengah kedua tangannya, berpasrah akan segala kemungkinan yang menurutnya pasti. Ia akan terluka.
Jenni.. godanya lagi untuk kesekian kali, berniat membuat gadis itu ketakutan.
Usaha memang tak ada yang mengkhianati hasil. Betul saja, gadis itu kini semakin meringis ketakutan pasca mendengar panggilan Putra yang kian menggoda. Ia menenggelamkan kepalanya semakin dalam seraya terus berdoa agar Putra tidak menemukannya.
Di lain sisi, meskipun tak melihat raga Jenni secara pasti, Putra tahu dan yakin akan satu hal sekarang. Jenni sangat ketakutan
Untuk sekian detik, suara dan langkah kaki Putra hilang bak ditelan ombak. Bahkan, deruan nafasnya yang terdengar tergesa-gesa sebelumnya, kini tak sampai ke telinga Jenni. Hal itu sukses membuatnya sedikit lebih tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderful Feelings
Dla nastolatków[FOLLOW DULU] "GUE SAYANG SAMA LO!" "Iya. Gue juga sayang sama diri gue." *************************************************** "Lo kok gak bisa sih ngertiin gue sekali aja. Gue capek diginiin!" "Gue lebih milih ngertiin matematika daripada ngertiin c...