XXVIII ; Random pt. 2 ; Sadar

535 76 16
                                    

"Kau harusnya sadar Ten!"

Doyoung membentak Ten, membuat Ten sedikit mendesis

"Taeyong sudah meninggal! Bahkan dia sangat menyedihkan se-"

"CUKUP DOYOUNG!"

Ten berdiri dari sofa, lalu berlalu ke kamarnya

Membiarkan Doyoung yang menatapnya sedih

"Sadar Ten, Taeyong sudah meninggal" ucapnya lirih

Namun jawaban yang ia dapat hanyalah sebuah dobrakan keras dari arah pintu kamar Ten

Doyoung menangis, merutuki takdir mereka yang menyedihkan seperti ini

"Kau seharusnya sadar" Doyoung mengulangi perkataan itu lagi

Mencoba membuat Ten mengerti sangatlah susah

Ten sungguh mencintai Taeyong, menggilainya dari awal kuliah hingga bisa benar benar mendapatkan hati Taeyong

Bersama Taeyong hampir sepuluh tahun, mencoba melewati semuanya dengan bahagia

Namun, bertepatan di tahun yang ke sepuluh ini, Taeyong meninggal

Mendapat luka yang benar benar tak bisa dibayangkan

Awalnya Ten hanya tersenyum sambil mengatakan

"Itu bukan Taeyong-ku, dia orang lain"

Ucapnya meyakinkan diri sendiri

Namun setelah mengetahui itu, Ten berubah drastis

Tak bisa mengontrol emosinya, terkadang menangisi takdirnya, terkadang tersenyum seperti orang kesetanan

Membuat Doyoung tak mengerti yang telah terjadi pada Ten

Ingin rasanya ia cepat cepat membangunkan Ten dari mimpi kelamnya, namun ia tak bisa

Sementara disuatu ruangan, tepatnya dikamar Ten

Ten mengusap wajah dingin Taeyong yang berada dipangkuannya, menangis dalam diam sambil tersenyum

"Kau tau? Semua orang menganggapku orang gila yang menggilai dirimu"

"Padahal kau tau bukan? Kalau kau sangat lelah"

"Bukan seperti yang mereka katakan, kau meninggal, itu tak mungkin kan sayang?"

"Kau ingin berisitirahat berapa lama lagi sayang? Jangan terlalu lama"

Ten terisak semakin keras

Memeluk kepala itu dan mencium kening Taeyong sayang

"Kau tau, aku merindukanmu, sangat merindukanmu"

Sementara Doyoung mendengarnya, menahan isakannya

Menangisi takdir Ten yang seperti ini

Jika ia bisa merubahnya, ia akan merubah semuanya, asal Ten tak seperti ini

"Sayang?"

Doyoung menoleh dan mengusap kasar air matanya

"Hng?"

"Ayo kita pulang, biarkan Ten seperti itu, besok kita akan membujuknya lagi"

"Tapi-"

Jaehyun menggeleng, mengambil tangan Doyoung lalu mengajaknya keluar dari apartemen Ten, dan menutup pintu itu

"Hiks, kau tak mengerti Jaehyun"

Doyoung terisak kesekian kalinya, sementara Jaehyun tersenyum pahit

"Aku juga merasakannya sayang, Ten hanya membutuhkan waktu, kau tak bisa selamanya bersikeras, kau harus menunggunya"

"Tapi sampai kapan? Kau tak melihat bagaimana tubuh Taeyong yang sudah membiru dan Ten yang semakin tak jelas arah pikirannya? Kau bahkan tak bisa melihat-"

"Ten hanya butuh waktu, percaya padaku, besok kita membujuknya"

Lalu Jaehyun memeluk tubuh Doyoung, mengusap pelan punggungnya

"Ten sedang terguncang sayang, kau tau bukan bahwa dia sangat mencintai Taeyong begitupun sebaliknya-"

"Ta-tapi hiks takdir me-"

"Aku tau, ayo kita kembali saja"

Jaehyun merangkul dan mengusap pelan tubuh Doyoung

Sementara Ten sudah berada didekapan Taeyong beserta selimut yang menyelimuti mereka

"Kau tau? Aku disini sendirian-"

Ten mencoba membuat Taeyong merespon perkataannya

Namun yang ia lakukan sia sia, membuat Ten sedikit menghela nafasnya

"Jangan pernah meninggalkanku-

-sendirian"

END

Sabodo amat:"
Gue lagi sedih:"

BBPHON BBYONG✨💞

A. Marshmallow; TaeTen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang