XLVIII ; Random pt 9 ; Mimpi

320 59 5
                                    

Ten terbangun dari tidurnya, lalu menatap kesegala arah, nafasnya memburu, sangat tak mengenakan, ia terkaget

Dan Ten hanya menatapa ruangan putih, dengan bau obat-obatan yang sangat pekat tercium oleh hidung Ten, dan mencoba terduduk

Menetralkan nafasnya yang masih memburu

"Lo udah bangun Ten?"

Ten mengedarkan keseluruh ruangan, mendapati seorang Lee Taeyong datang dari arah pintu kamar, membawa sebuah plastik besar

Menatapnya khawatir lalu terburu-buru kearah Ten yang sepenuhnya terduduk, melepaskan bawaannya dan terduduk dikursi penjenguk, memegang erat tangan kiri Ten

"G-gue"

"Jadi tadi apa?"

Ten mengernyit, mengingat bagaimana mimpi itu seakan nyata

Apa maksud dari mimpinya yang tak mengenakan ini? Membuatnya harus terkurung dalam rumah sakit jiwa dan Taeyong yang mengukungnya dalam ilusi

Membuatnya bingung setengah mati, tak mengerti maksudnya

"Lo gak apa-apa Ten? Kenapa nafas lo gak beraturan? Mimpi buruk?"

Ten terdiam, menatap Taeyong dan menggeleng, menghela nafasnya pelan, lalu memijat perlahan kepalanya yang berdenyut

"Lo mimpi buruk pasti, iya kan?"

Ten menggeleng sekali lagi

Lalu menatap Taeyong kembali

"Gue ada dimana?"

Taeyong mengernyit

"Lo ada dirumah sakit, memangnya kenapa?"

"Lo gak sama Seulgi?"

"Seulgi? Siapa itu?"

"Pacar lo yang baru-"

"Tck! Gue udah putus sama pacar gue. Dan apa tadi? Seulgi? Bahkan mantan gue cuma Jennie"

Ten mengernyit

Lalu siapa Seulgi? Tanya Ten dalam hatinya

"Lo makin aneh Ten, mengada-ada saja"

Dan yang Ten tau, didalam hatinya, ia merasa bahwa ini bukan seperti mimpi biasanya

"Lo mau makan?"

Ten menatap Taeyong, yang sudah memegang sebuah roti, menyodorkan pelan tepat dibibir Ten

Sementara Ten menggeleng

"Gue gak mau-"

Taeyong terkekeh

"Lo mau apel?"

×.×.×.×.×

Taeyong tersenyum menatap Ten yang memakan buah apel merahnya dengan tenang

Walaupun harus dipaksa berkali-kali dan harus ditolak berkali-kali oleh Ten

Tetapi Taeyong tetap senang, karena setidaknya saat Ten sakit, dia tak akan terlalu keras kepala

Karena dengan alasan Ten sakit seperti ini

"Sudah?"

Ten memicing kearah Taeyong, membuat Taeyong terkekeh

"Kan memang benar, lo itu sakit"

"Tapi gue kan bilangnya gak mau"

Dan berakhir Ten mendengus, sementara Taeyong terkekeh, mengambil piring kecil dari tangan Ten dan meletakannya di meja kecil sebelah Ten

"Jangan keras kepala"

Taeyong memberikan segelas air putih kearah Ten, menyodorkannya pelan sedotannya dan menyuruh Ten meminumnya

"Buka mulut lo, ayo aaa"

Ten mendengus, menatap Taeyong jengkel

Lalu meminum air itu dengan rakus

"Lo bahkan sangat rakus Ten, mau sakit tetap saja rakus"

Ten tersedak, lalu menatap Taeyong kesal

"LEE TAEYONG!!"

Dan berakhir Taeyong yang diserang dengan pukulan maut Ten

×.×.×.×.×

"Selamat bermain sayang"

Dan saat itu juga Ten tidak tau bahwa ilusinya akan menjadi nyata

END

Sumpah gue ngelakuin kesalahan besar banget

Yang sebelumnya pake kata-kata baku jadi kata santai gini

Maafkeun kesalahan gue

Sebagai gantinya, gue agak ngerubah, yang sebelumnya endingnya gak kek gini gue rubah lagi ya jadinya seperti ini:"))))

Sabar aja gue mah kalo dah buyar kek gini:")))

A. Marshmallow; TaeTen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang