Ten memasuki kamarnya dengan lesu
Menutupnya pelan, menguncinya, dua kali berbunyi klik berasal dari kunci dan pintu terdengar di telinga Ten, lalu memojokkan dirinya, mengambil sebuah minuman berakohol dari tasnya, lalu mencoba membuka penutupnya perlahan
Ten ragu, seumur hidupnya, ia belum pernah meminum minuman seperti ini, tapi dia sungguh ingin mati tanpa sadar
Membiarkan tangannya reflek mengambil botol minuman itu, lalu sedikit meneguknya setelah berhasil membuka sepenuhnya penutupnya
Ten terkaget, merasakan bagaimana reaksi kerongkongannya yang sedikit tak suka dengan minuman yang mengalir indah dan lancar disitu disekali tegukan
Namun Ten membiarkannya, membiarkan egoisnya muncul, ia ingin egois, bukan hanya dunia yang perlu egois kepadanya
Meneguk minuman itu secara kasar lagi, hingga Ten kehilangan setengah kesadarannya
"Aku- hik- membencimu-"
Ten sedikit tertawa random, lalu mencari sebuah pisau lipat diujung saku mantel tipisnya dengan kesusahan
Menyeringai, lalu ia membuka lipatannya pada pisau
Mencoba menyari denyut nadinya, kepalanya seperti berputar, membuatnya susah mencari letak nadinya karena matanya kurang terfokus
Seseorang menggebrak kasar pintunya tiba-tiba, hingga pintu itu terbuka dan memunculkan sesosok pahlawan kesiangan bagi Ten
Ten menatapnya remeh, lalu mendengus
"Aku- hik- membencimu- dasar tuan tak- hik- tau di-ri"
Ten tertawa sambil cegukan, kepalanya sungguh pusing, kerongkongannya mengering, membuat suaranya serak serta matanya yang sayu
"Apa yang kau lakukan Ten?!"
Ten mendecih, lalu mengangkat pisaunya tinggi-tinggi
"Kau melihat- hik- ini sebagai apa? Kau tak mengerti semacam- hik- memutuskan nadi? Bunuh diri, kau tak tau itu- hik-? Hah, memang dasarnya kau yang terlalu- hik- kolot akan kasih sayangmu terhadapnya, membutakan semua duniamu sebelumnya- jangan- hik- mendekat mr- Lee- hik- bangsat"
Taeyong menatap Ten sedih, ada apa sebenarnya dengan sahabatnya ini?
Ucapannya melantur tak karuan
"Kau menatap- hik- diriku layaknya mereka- hik- kan? Hahaha, menatap- hik- sok iba-"
"Kau memang seharusnya-"
Ten mendengus, lalu menatap nyalang Taeyong
"Kau sama- hik- saja seperti mereka- hik"
"Kau terlalu mengambil kesimpulan yang terburu-buru Ten!"
"Hik- kau sungguh- hik- pribadi yang- hik- impulsif"
Ten mencoba memfokuskan pandangannya kearah pergelangan tangannya, lalu mencoba mengiris pergelangan tangannya sendiri
Membuat Taeyong berlari kearahnya dan melempar asal pisau lipat itu
Menimbulkan sedikit luka, hampir mengenai nadi Ten
Ten sedikit meringis
Dengan sigap Taeyong menahan darah Ten yang mengalir keluar
"Kau bodoh Ten!"
Ten tertawa, menertawakan dirinya
"Ya- aku- hik- terlalu bodoh- hik- sehingga mempercayaimu bahwa- hik- kau-"
Ten mencoba memfokuskan matanya, menatap Taeyong yang sekarang memangkunya, sambil mencoba mencari cara agar darah Ten tidak mengalir banyak
Seketika Ten merasa dunianya berputar, menggelap tiba-tiba, hilang kesadarannya
Ten pingsan begitu saja
Membuat Taeyong semakin panik, memapah tubuh Ten, tergesa-gesa menuju kearah mobilnya dan mencoba untuk mempercepat laju kendaraannya
"Kau bodoh Ten"
END
Hwhw, gak tau gue ngetik apaan:)
Sangad random:)
Lanjut?
Yay or nay?Btw
Happy Sunday❤
Salam dari anak yang paling imut:)
Anaknya TaeTen😳
KAMU SEDANG MEMBACA
A. Marshmallow; TaeTen✔
Short StoryKenapa Marshmallow? Karena, TaeTen itu kisah yang selalu manis dan ringan RANDOM ONESHOOT💚 xTaeTen ©MamaCeceh2k17Oct30