MPBF - 20

91.4K 4.9K 123
                                    

Boleh minta vote sama komennya kan?😅

***

"Makasih Pa, udah bantuin Saka dari jeweran Mama." - Saka Aldino Justine

***

Saka sudah terlihat rapih dengan pakaian kantornya, kemeja berwarna putih serta rompi dan jas hitam, dasi yang melingkar rapih di lehernya serta sepatu berwarna putih menambah kesan elegan pada tampilannya.

Saka sudah terlihat rapih dengan pakaian kantornya, kemeja berwarna putih serta rompi dan jas hitam, dasi yang melingkar rapih di lehernya serta sepatu berwarna putih menambah kesan elegan pada tampilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian ia sedikit menghela napasnya saat matanya masih mendapati Naqila, Azka serta Nadia dan juga orangtuanya masih terus berbincang di ruang tamu.

Sebenarnya apa yang tengah mereka semua bicarakan? Kenapa Om, Tante serta sepupunya itu betah sekali berada di rumahnya? Justru Saka sendiri yang bosan melihat mereka berada di rumahnya terlalu lama.

"Wah Pak Boss kita sudah tampan dan lebih rapih sekarang," kekeh Azka menyambut kehadiran Saka di ruang tamu.

Saka sebenarnya sangat bosan dengan basa-basi Om-nya ini, tapi bagaimanapun sejak kecil ia tidak pernah diajarkan untuk berperilaku kurang sopan terhadap orang yang lebih dewasa darinya oleh orangtuanya. Membuat Saka mau tak mau harus tetap menyunggingkan senyumnya manis.

"Jam segini baru mau pergi ke kantor, Sak?" komentar Aqila.

"Lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali, Kak, right?" Jawaban Saka berhasil membuat Karisma menyunggingkan senyumnya.

Laki-laki itu sepertinya merasa bangga saat putranya seolah mewarisi sifatnya. Sifat yang terkesan arogan namun sebenarnya tidak. Itu hanya sebuah kamuflase saja.

"Jawaban songongnya kayak Karisma banget," ujar Nadia.

Xaxa menganggukan kepalanya, menyetujui ucapan Nadia. Karena memang Xaxa bisa menilai jika putranya itu benar-benar mewarisi semua sifat Karisma. Kalau Xaxa tahu jika Saka senang mencium gadis orang seenaknya, sepertinya hanya sifat agresif itu saja yang Saka dapatkan dari Xaxa.

"Iya emang, Nad, semuanya mirip Karisma. Gak ada yang dibuang," sahut Xaxa.

"Yaudah ah, sekarang Saka mau berangkat ke kantor. Udah telat banget, mana harus jemput Audrey dulu."

"Ekhem ...," dehem Aqila seolah menggoda saat Saka menyebut nama Audrey.

"Kenapa Kak?"

My Possessive Bo(ss)yfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang