PROLOG

359K 13K 176
                                    

Setelah voting di insta story sama di wp, dan kalau ditotal keseluruhan dari dua vote itu, banyakan sequel jadi ya aku mutusin bikin sequel dan post prolognya hari ini :)

Hope you like it!

***

Audrey menginjakkan kakinya di depan pintu masuk sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Karisma Enterprise.

Dari kabar yang berlalu-lalang ia dengar, bahwa hari ini perusahaan ini tengah membuka lowongan pekerjaan sebagai sekretaris CEO muda bernama Saka Aldino Justine.

Dari kabar yang lagi-lagi Audrey dengar, Saka adalah penerus perusahaan ini, anak sulung dari pemilik perusahaan ini, Karisma Justine. Dan berhubung Papanya, yang sudah memilih untuk lengser dari jabatan dengan alasan ingin bersantai-santai menikmati masa tuanya dan hanya mengawasi perusahaannya, toh Saka sudah berusia 23 tahun, akhirnya menyerahkan jabatannya pada putra sulungnya.

Dengan perasaan berdegup cepat, Audrey melangkahkan kakinya menuju meja receptionist untuk menanyakan ruangan tempatnya interview hari ini.

"Permisi, apa benar hari ini ada interview untuk jadi sekretaris Pak Saka?" tanya Audrey ragu.

Wanita yang berdiri di balik meja receptionist bername tag Alisa itu tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan Audrey.

"Iya benar. Mbaknya mau interview juga?" tanya Alisa tepat sasaran.

Juga. Awalnya Audrey sempat terdiam, wanita di hadapannya mengatakan juga, itu artinya sudah banyak wanita-wanita di dalam sana yang juga melamar sebagai sekretaris Saka.

Walau Audrey sedikit pesimis, mungkinkah ia akan diterima, tapi gadis itu menganggukan kepalanya, membuat Alisa kembali tersenyum tipis.

"Kalau gitu langsung ke lift aja, keluar di lantai 3, dari lift lurus aja terus mentok belok kanan langsung ada pintu, itu pintu ruangan Pak Saka," jelas Alisa. Tangan kanannya menunjuk letak keberadaan lift.

Mata Audrey mengikuti arah tangan Alisa, kemudian kepalanya ia anggukan begitu mengerti arah yang Alisa jelaskan.

"Makasih," ujar Audrey.

"Iya."

Audrey mulai melangkahkan kakinya menuju lift, akan mengikuti arah yang Alisa berikan tadi untuk sampai di ruangan Saka.

***

Begitu dirinya sampai di lantai 3, dan sampai di depan pintu ruangan yang Alisa bilang adalah ruangan Pak Saka, gadis itu sempat bingung karena lantai itu begitu sepi.

Audrey pikir di sini banyak orang yang menunggu giliran untuk diinterview. Mengingat lowongan pekerjaan ini bersistem walk in interview, di mana para pelamar datang membawa CV sekaligus langsung melakukan interview.

Dengan ragu-ragu, Audrey mengetuk pintu bercat hitam di hadapannya, yang tak lama kemudian terdengar sahutan dari dalam.

"Masuk!"

Audrey mulai mendorong pintunya, sepatu high heels berwarna hitamnya yang ia kenakan tiba-tiba memberikan suara yang begitu berisik saat ia melangkah masuk ke dalam ruangan bertuliskan Chief Executive Officer di bagian pintunya.

Detak jantung Audrey semakin tak menentu saat matanya melihat sosok pria yang tengah fokus menatap laptop di hadapannya.

Audrey sering melihat wajah Karisma Justine--Papa dari pria yang berada di hadapannya--dari majalah bisnis yang berada di atas meja di apartement milik temannya, tapi untuk bertemu pria bernama Saka Aldino Justine yang notabene adalah putra dari Karisma Justine, ini pertama kalinya.

Audrey tidak menyangka bila pria bernama Saka ini memiliki wajah yang 11-12 dengan Papanya, ya itu wajar, karena faktanya mereka adalah Ayah dan Anak, tapi tetap saja Audrey takjub menyadari itu.

Pria di hadapannya ini memiliki ekspresi yang datar, rahang yang terlihat kuat dan kekar seperti kedua lengannya yang terbalut jas berwarna hitamnya. Tatapan mata yang tajam, yang membuat detak jantung Audrey semakin tak karuan memikirkan pertanyaan apa yang nanti akan pria ini berikan.

Saka mengalihkan pandangannya dari laptop di hadapannya, menatap dari ujung kaki hingga naik ke atas, ujung kepala Audrey, membuat Audrey hanya bisa menundukan kepalanya, menetralkan rasa groginya.

"Siapa nama kamu?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Saka justru terdengar seperti sebuah pedang kematian untuknya, karena menurut Audrey suara Saka terdengar begitu datar dan dingin.

Audrey mengangkat wajahnya, menatap Saka yang sekarang sedikit menyunggingkan senyum. Sedikit. Ingat, hanya sedikit.

"Audrey Latisha."

---
Nah gimana prolognya? Tapi part-part berikutnya nanti yah, setelah aku namatin AMNESIAL gitu atau seminggu sekali deh, intinya aku gak bisa rajin next😂

Serang, 13 Oktober 2017

Love,
Agnes

My Possessive Bo(ss)yfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang