Eps 23 : Thirst

2.5K 529 63
                                    

Sehari Seulgi tinggal di rumah Jimin bersama teman-temannya. Sehari juga dia pergi tanpa mengabari ayahnya semenjak dinyatakan meninggal dan menghilang entah kemana. Kaburnya Seulgi tanpa kabar sepertinya tak terlalu buruk. Buktinya, dia begitu bahagia saat waktunya selalu dia habiskan bersama Jimin, apa lagi saat melihat pria itu berada di dekatnya.

"Selamat pagi Seulgi."

"Hay, pagi." Seulgi menjawab Jimin yang kemudian dibalas dengan ciuman di pipinya. Di sana, Jungkook dan Hanbin juga tengah menyiapkan sarapan.

"Seulgi, kau tunggu di sana saja." Jimin kemudian berujar, hal itu pun membuat Seulgi kemudian duduk sambil menatap keempat pria yang terlihat sibuk dan sesekali bercanda. Dia senang berada di sini, melihat keseharian mereka yang sebelumnya belum pernah dia lihat. Meski sebenarnya dia juga merasa ingin pulang menemui ayahnya.

Tapi lama dalam posisi itu, Seulgi mulai bosan karena harus duduk untuk beberapa menit. Selanjutnya gadis itu memutuskan untuk pergi ke ruang tengah. Mungkin dia bisa keluar untuk melihat pemandangan indah pagi ini.

Beberapa menit terdiam, Seulgi yang semula melamun tiba-tiba dibuat mendongak saat mendengar suara bel pintu yang berbunyi. Mendengar itu, Seulgi buru-buru berdiri dan menghampiri pintu. Sampai Seulgi melihat siapa yang datang.

"Hai Seulgi." Itu Moon.

"Hay Moon."

"Mana Jimin?"

"Mm.. dia di dal—," Entah apa yang membuat Seulgi tiba-tiba menghentikan ucapannya. Moon yang berdiri di sana pun mengerutkan kening.

"Seulgi?"

***

"Jungkook, itu sudah matang."

"Coba ini." Ujar Jungkook menyuruh Jimin mencicipi masakannya.

"Ah, ini asin."

"Benarkah?"

"Coba saja sendiri."

Jungkook pun mencoba masakannya. "Ah sial."

"Aku sudah bilang jangan menaruh garam terlalu banyak."

"Tapi biasanya enak."

"Kau memang tidak berbakat, bagaimana ini? Sia-sia kita memasak—,"

PRANGG!

Entah suara apa yang tiba-tiba itu, tapi mereka semua terkejut. Seketika keempat pria itu menoleh sedetik kemudian.

"Apa itu?"

"Aku rasa suaranya dari ruang tengah."

Sedetik kemudian, Jimin langsung berlari, diikuti teman-temannya yang menyusul. Jimin tak tahu apa yang terjadi, tapi.. semua pemikiran itu terjawab saat matanya dengan jelas melihat Seulgi yang tengah memendamkan kepalanya ke leher Moon dan menyudutkannya ke dinding.

"Oh sial!" Detik itu juga, Jimin berlari menghampiri Seulgi dan langsung mencoba menjauhkan gadis itu dari Moon. "Seulgi apa yang kau lakukan! Seulgi, hentikan!" Tapi ucapan Jimin tak digubris sama sekali, sementara Moon sudah berteriak kesakitan.

Berulang kali Jimin mencoba, tapi yang dia dapat hanyalah penolakan. Bahkan Jimin sempat terhempas ke lantai karena Seulgi yang mendorongnya sangat kuat. Tak hanya Jimin yang berusaha, tapi semua temannya juga.

Mereka masih mencoba berkali-kali, sampai akhirnya, mereka berhasil menghentikan Seulgi. Matanya memerah, mulutnya dipenuhi darah.

"Hei, lihat aku Seulgi, lihat aku." Jimin berusaha menenangkan gadis itu. "Kau baik-baik saja, jangan seperti ini." Seulgi yang awalnya terus meronta, perlahan mulai tenang saat melihat Jimin. Sampai dia menunduk dan tersadar apa yang baru saja dia lakukan. "Hey." Ujar Jimin membawa Seulgi ke pelukannya.

"Maaf." Seulgi berujar di tengah keheningan. Kini hanya tinggal mereka berdua karena Jungkook dan Hanbin sudah menyusul Sehun untuk menolong Moon. "Maafkan aku."

"Tidak, kau tak perlu minta maaf."

"Aku tak tahu apa yang aku lakukan. Maafkan aku—,"

"Ssst, lupakan semuanya. Ayo ke dalam." Jimin tak mau membahas semuanya sekarang. Yang terpenting kini adalah Seulgi tak boleh menyalahkan dirinya sendiri.

***

"Kau baik-baik saja?" Jimin baru saja masuk ke kamar Moon setelah menenangkan Seulgi. Jimin merasa bersalah karena Moon mendapatkan semua kesialan yang dia buat. Setelah Sehun mengobati luka Moon, gadis itu tampak baik meskipun terdapat perban di bagian kiri lehernya.

"Ini hanya luka kecil Jim."

"Maafkan aku."

"Kenapa meminta maaf?"

"Ini salahku." Bukannya membalas, Moon malah diam memperhatikan Jimin.

"Jimin, kau hanya harus melindunginya dan jangan sampai ada korban lagi. Awasi dia terus."

Jimin tahu dan keputusannya mengajak Seulgi menikah bukan hanya karena dia mencintai Seulgi, tapi karena dia ingin gadis itu terus di dekatnya.

"Aku sudah bilang dia lebih kuat." Jimin menatap Moon. "Dia bisa kehilangan jiwa manusianya jika terus meminum darah manusia." Jimin tak tahu jika akan seperti itu. "Dan aku sudah bilang jika sisi vampir Seulgi lebih dominan. Dia akan selalu membutuhkan darah dan akan lebih banyak korban jika kau tak mengawasinya." Ucapan Moon semakin membuatnya khawatir. "Kau tahu? Dia lebih kuat dari apa yang kau bayangkan. Aku hanya memperingatkanmu." Moon menjeda kalimatnya sebelum melanjutkan. "Jika dia sudah kehilangan dirinya, dia bahkan bisa membunuhmu." Lagi, Jimin benar-benar tak bisa berkata apapun. "Jaga dia, jangan sampai ada korban lagi."

***

Kata demi kata yang baru saja Moon ucapkan padanya benar-benar membuat Jimin berpikir dan menyalahkan dirinya sendiri. Kalau saja waktu itu dia tak pergi, kalau saja dia melindungi Seulgi dari Baekhyun, mungkin semua ini tak akan terjadi. Tapi semua itu tak ada gunanya. Tugasnya kini hanya harus berada di dekat Seulgi dimana pun dan kapan pun.

Setelah menemui Moon di kamarnya, Jimin memutuskan untuk kembali ke kamar. Dia membuka pintu dan mendapati ruangan yang gelap. Jimin pun akhirnya meraih sakelar lampu dan menyalakannya. Tapi, saat seharusnya pemandangan pertama yang dia lihat adalah Seulgi, Jimin malah tak menemukan Seulgi di sana.

"Seulgi?" Pria itu berjalan menuju kamar mandi dan mengeceknya. Tapi, Seulgi tetap tak ada di sana. "Seulgi? Kau dimana?" Jimin menyusuri segala sudut kamar. Tapi tetap saja hasilnya nihil. Sampai pandangannya tak sengaja mengarah ke jendela yang terbuka.

Tunggu, apa Seulgi keluar lewat jendela? Detik itu juga Jimin menghampiri jendela dan melihat ke bawah. Tapi tetap saja dia sama sekali tak menemukan gadis itu. "Seulgi!!"





TBC

Ada yang kangen?

Aku mau ngasih sedikit spoiler ya.. nanti seulgi nya itu bakalan jadi jahat dan ngebunuh manusia. Dia juga jadi jauh dan jahat sama jimin.

ya segitu aja hehe, semoga kalian masih nungguin ini dan setia sampe cerita ini end yaa

WEREWOLF BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang