Suara tangisan beberapa orang berpakaian hitam memenuhi rumah duka menunggu jenazah yang belum juga datang. Setelah mendengar kabar Seulgi yang meninggal dunia, ibu Seulgi tak henti-hentinya menangis. Dia tak menyangka jika Seulgi akan pergi secepat ini. Polisi Kang pun hanya bisa menenangkan mantan istrinya sambil sesekali mengelus punggung wanita itu.
Lain halnya dengan keadaan di rumah duka, di tempat lain, empat pria di sana juga tengah berkumpul dengan raut wajah panik dan kebingungan menatap temannya yang menutup mata. Dan hal ini benar-benar terjadi. Hal yang pernah Moon katakan sebelumnya. "Jika Seulgi mati, Jimin juga."
Benar, semua temanya mendapati Jimin yang tertidur di ranjangnya setelah terjatuh tanpa sebab. Jimin sama sekali tak bernafas. Dan penyebab Jimin seperti ini adalah karena Seulgi yang juga berhenti bernafas. Tapi saying, mereka tak tahu apakah Seulgi dan Jimin akan bangun kembali seperti sebelumnya.
"Kau tak salah memberi saran pada Jimin kan?" Tanya Sehun pada Moon.
"Aku tak tahu, semoga saja."
"Kita tak bisa jika seperti ini! Kita butuh kepastian! Aku tak bisa jika Jimin mati." Sehun berteriak sedikit emosi.
"Aku bukan Tuhan, semuanya sudah dia lakukan sesuai aturan, tapi kita tak tahu hasilnya akan seperti apa."
"Apa kita harus berhenti menunggunya bangun?" Semua pandangan seketika menatap ke arah Sehun.
"Jangan gila. Jimin pasti bangun." Sehun pun hanya bias menatap Jimin yang masih tertidur. Benar, mungkin dia harus sedikit bersabar menunggu Jimin kembali.
***
Riasan make-up telah menghiasi wajah cantik yang masih terbaring sambil menutup matanya itu. Mungkin bukan masih, tapi memang akan selalu seperti itu sampai dirinya dikubur. Selain riasan makeup yang membuatnya cantik, dress hitam yang kontras dengan kulit pucatnya pun membuat gadis itu semakin cantik meski tubuhnya sudah tak bernyawa.
"Dia bahkan sangat cantik. Sayang sekali Tuhan sudah memanggilnya." Si perias jenazah mengoleskan lipstik ke bibir gadis itu untuk polesan terakhir. Sebelum dikubur bersama peti, jenazah dirias terlebih dahulu sebagai penghormatan terakhir. "Aku doakan kau tenang di sana." Wanita itu berbicara meskipun dia tahu tak akan mendapatkan jawaban apapun. "Aku keluar sebentar ya." Setelah itu, wanita tadi memutuskan untuk keluar dari ruangan meninggalkan Seulgi yang masih tertidur di sana.
Tapi.. mungkin tak ada yang tahu jika ada sesuatu yang terjadi setelah wanita tadi keluar. Tak ada yang tahu jika gadis yang tengah terbaring itu sedang 'mengambil' kehidupannya kembali.
***
Tangisan beberapa orang itu masih terdengar begitu pilu. Ibu Seulgi terlihat masih belum bisa berhenti menangis. Polisi Kang juga masih terus menenangkan mantan istrinya itu. Tapi beberapa lama mereka menunggu kedatangan jenazah Seulgi, polisi Kang tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang menghampirinya.
"Polisi Kang." Ujar seseorang itu yang ternyata adalah salah satu bawahannya.
"Ambulance-nya sudah datang?" Yang dimaksud polisi Kang adalah ambulance yang membawa jenazah Seulgi.
"Eum.. bukan."
"Lalu?"
"Itu.."
***
Suara ketukan heels menggema di sebuah lorong rumah sakit. Wanita pemilik heels itu berjalan santai menuju sebuah ruangan berniat kembali ke sana. Setelah keluar beberapa menit, dia berniat kembali ke ruangan jenazah. Wanita itu berniat membawa jenazah yang sudah siap pada petugas ambulance untuk selanjutnya dibawa ke rumah duka.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF BOY
Fiksi PenggemarHidup Seulgi biasa saja sebelum bertemu Jimin, pria misterius yang sulit dia jangkau. Kejadian-kejadian yang membahayakannya itu membuat Jimin entah kenapa selalu ada untuk melindunginya. Tanpa perlu memanggilnya, Jimin selalu datang dan menyelamatk...