Eps29 : Begin

1.8K 383 40
                                    

LAGI, DUA ORANG HILANG SETELAH MELEWATI HUTAN

TIGA PRIA PENDAKI GUNUNG DITEMUKAN TEWAS

KEHABISAN DARAH, SEORANG PRIA DITEMUKAN TEWAS DI TENGAH JALAN

"Seulgi masih belum berhenti." Jimin, Sehun, Jungkook, Hanbin dan Moon semakin resah dengan apa yang baru saja mereka ketahui. Setelah Jimin mencoba membujuk Seulgi, gadis itu masih pada pendiriannya dan memilih untuk menolak mentah-mentah bujukan Jimin. "Semuanya berantakan."

"Seulgi sudah berubah." Jimin adalah satu-satunya yang tak mengeluarkan suara.

"Jimin, apa kau sudah berusaha membujuk Seulgi?" Jangan kira Jimin tak berusaha. Bahkan semuanya sudah dia lakukan agar Seulgi berhenti.

"Aku sudah berusaha, dia tetap tak mendengarkanku."

"Seulgi benar-benar sudah kehilangan dirinya." Ucapan Moon yang tiba-tiba, membuat semua orang menatapnya. "Kita sudah tak bisa melakukan apapun. Kalau ini dibiarkan, cepat atau lambat semuanya akan terbongkar." Mereka kembali menatap Moon. "Jimin, kita tak bisa diam saja. Kita harus melakukan sesuatu."

"Melakukan apa lagi? Seulgi tak akan menurutiku."

"Jika dengan cara baik-baik tak bisa membuatnya berhenti, kita terpaksa memakai jalan kekerasan." Saat itu, semuanya terkejut. Apa Moon bercanda? Tapi apa yang diucapkan Moon benar. Jika memang Seulgi masih keras kepala, jalan ini harus dilakukan.

"Jimin, mungkin Moon benar." Kini Sehun yang berbicara.

"Tapi—,"

"Aku setuju dengan Moon. Kita tak bisa lemah seperti ini terus, Seulgi harus dihentikan." Dan pada akhirnya semua orang setuju. Dan Jimin lah satu-satunya yang masih ragu. Tapi disisi lain Jimin berpikir, apa yang teman-temannya bilang mungkin benar. Seulgi harus segera dihentikan.

"Jimin?" Pria itu tersadar dari lamunannya dan seketika menatap Moon.

"Aku setuju, kita lawan Seulgi."

***

Kasar, kejam, tak bisa dilawan. Selain memang sifat alaminya, Seulgi semakin leluasa melakukan kekacauan. Tapi tanpa Seulgi tahu, diam-diam Jimin memperhatikannya. Dia bahkan tahu berapa banyak orang yang sudah Seulgi bunuh bersama teman-temannya. Dan ini mungkin sudah saatnya untuk menghentikan Seulgi. Jimin harus menempuh jalan yang lebih keras.

Jimin pun mendekat dan berdiri di belakang Seulgi membuat gadis itu menyadarinya. "Oh, Hay Jimin." Seulgi tersenyum remeh sambil mengusap bekas darah di bibirnya yang bercucuran. "Kenapa? Ingin memaksaku berhenti lagi? Pulanglah, aku tak akan melakukannya." Jimin masih menatap gadis itu. "Pergilah, aku tak akan—,"

"Aku bahkan tahu berapa banyak orang yang kau bunuh hari ini." Seulgi tersenyum. "Apa kau akan seperti ini selamanya?"

"Kau masih berpikir jika aku akan berhenti?"

"Ini tentang ayahmu. Dia tak akan selamanya diam tentang ini. Dan cepat atau lambat, semua orang akan tahu jika kau yang menyebabkan semua ini."

"Apa kau pikir aku peduli?"

"Aku benar-benar tak mengenalmu." Kini Seulgi yang menatap Jimin. "Kau bukan Seulgi, dia tak seperti ini." Tapi setelah itu, senyum remeh dari Seulgi kembali terlihat. "Kembalikan dia padaku."

Setelah itu, raut Seulgi berubah serius. "Kau mencari Seulgimu yang lemah dan bodoh itu?" Jimin tertegun. "Kau mencari gadis yang bahkan rela melakukan apapun untuk pria yang tak pernah mencintainya?" Jimin semakin tertegun. "Kau mencari dia yang dulu masih setia menunggu setelah kau tinggalkan begitu saja?" Jimin sadar, Seulgi sedang membicarakan dirinya. "Seulgimu yang bodoh itu sudah mati. Dia sudah tak ada lagi. Kalau kau mau Seulgimu yang lemah itu kembali, kembalikan juga kehidupannya yang dulu."

Kini, Seulgi melangkahkan kakinya mendekat ke arah Jimin. "Kau yang membuatku seperti ini. Kalau kau tak mau semua ini terjadi, harusnya kau tak pernah meninggalkanku saat itu Jimin."

Sungguh, dadanya sakit mendengar itu. "Kau tak pernah tahu seberapa besar aku ingin mati saat kau meninggalkanku." Di sana, Jimin melihat mata Seulgi yang sedikit berkaca. Rasa sakit itu tak bisa dia sembunyikan.

Sayangnya, Jimin berpikir jika semua itu bukan sepenuhnya kesalahan Jimin. Dia hanya berusaha menyelamatkan Seulgi dari Baekhyun. "Itu bukan sepenuhnya salahku." Hal itu membuat Seulgi mendongak. "Kau bahkan dengan bodohnya menyerahkan dirimu pada Baekhyun."

"Kau menyalahkanku?"

"Memang seperti itu keadaannya kan? Kalau saja kau tak pergi bersama Baekhyun, mungkin semua ini tak akan terjadi."

"Kau yang meninggalkanku Jimin!"

"Aku hanya berusaha menyelamatkanmu!!"

"Menyelamatkanku? Kau pergi begitu saja dan kau sebut itu menyelamatkanku?"

"Kau tidak mengerti."

"Apa yang tidak aku mengerti!!!" Nafas Seulgi memburu. Dia mengeluarkan semua amarahnya pada Jimin. "Kau tak pernah tahu bagaimana perasaanku saat kau meninggalkanku! Aku sakit Jimin! Tak ada yang aku pikirkan selain mengakhiri hidupku! Dan kau masih menyalahkanku saat kau sudah jelas tak peduli padaku?"

Jimin bungkam. Dia tak tahu apa yang harus dia katakan.

"Kalau kau memang tak mencintaku, untuk apa kau masih peduli padaku? Pergilah, jangan pedulikan aku seperti sebelumnya. Pergilah seperti saat kau meninggalkanku waktu itu." Gadis itu tak mau berbicara apapun lagi. Langkahnya mundur, dia berniat pergi dari sana sebelum Jimin menahannya.

"Kau masih belum mau berhenti?" Seulgi menurunkan tatapannya pada tangan Jimin yang menahan tangannya.

"Kau pikir aku akan berhenti?" Seulgi menghempaskan tangan Jimin dan kembali beranjak meninggalkan gadis itu. Tapi untuk kedua kalinya, Jimin menahan tangan Seulgi.

"Aku sudah muak. Kalau bujukanku masih tak kau hiraukan, maaf aku tak bisa diam saja." Seulgi masih menunggu Jimin melanjutkan ucapannya. "Lupakan jika kita pernah bersama. Kau dan aku, kita selesaikan semuanya. Dan aku tak masalah jika harus membunuhmu."

Seulgi sempat tertegun, tapi bukannya merasa kecewa, Seulgi malah semakin menatap Jimin tajam. "Kau mau membunuhku? Baiklah, kita lihat nanti. Gunakan harimu sebaik-baiknya, karena besok, aku yang akan membunuhmu."

WEREWOLF BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang