Dari semenjak tinggal di kota ini beberapa tahun yang lalu, baru kali ini Jimin merasakan ada orang yang mencoba mengganggunya. Jimin tak mengerti kenapa tiba-tiba ada beberapa orang yang menghadang mobilnya di salah satu jalan sepi saat dia akan pulang ke rumah setelah dari kampus.
Jimin berkendara sendiri karena para sahabatnya sudah lebih dulu melewati mobilnya. Dan Jimin semakin dibuat heran saat beberapa orang itu mendekati mobilnya. Mereka mencoba membuat Jimin keluar meskipun tentu saja Jimin tak takut sama sekali.
"Keluar!" Salah satu pria berteriak membuat Jimin langsung membuka pintu mobil.
"Apa-apaan--,"
"Kau Park Jimin?" Jimin mengerutkan kening saat mereka mengetahui namanya.
"Kalian siapa?"
"Kau tak perlu tahu siapa kami."
"Apa mau kalian?"
"Kami hanya ingin menghabisimu." Jimin tak takut, dia hanya tak mau berurusan dengan hal tak penting seperti ini.
"Aku tak punya waktu untuk berurusan dengan kalian. Dan kumohon pergi saja sebelum aku marah." Jimin berusaha mengabaikan mereka dengan masuk kembali ke dalam mobil dan berniat pergi. Namun sebelum sempat pergi, Jimin tiba-tiba berhenti saat dia merasakan benda tumpul yang terasa memukul tengkuknya.
Tentu Jimin tak merasakan sakit sama sekali, justru benda tumpul yang baru saja mendarat ke tengkuknya lah yang hancur. Dan semua orang di sana begitu kaget sekaligus heran dengan apa yang baru saja terjadi. Bagaimana tongkat baseball itu hancur begitu saja sementara Jimin tak terlihat merasakan sakit sama sekali?
"Aku sudah bilang pergi sebelum aku marah. Kalian benar-benar berurusan dengan orang yang salah." Ucapan Jimin seolah menjadi tanda jika ini bukanlah hal baik bagi mereka. Lihat saja, bahkan setelah itu Jimin langsung menarik tengkuk salah satu pria dan membenturkan kepalanya ke bagian depan mobil.
"AKKHHHH!!" Pria yang yang berada di cengkraman Jimin itu berteriak sekencang-kencangnya. Hal ini membuat beberapa pria lain itu sedikit menciut akibat perbuatan Jimin yang menakutkan.
"Kenapa diam? Ayo serang!" Meskipun mereka takut, mereka tetap menyerang Jimin. Tapi hal itu membuat Jimin melempar mereka satu persatu. Ini bukan apa-apa sekalipun mereka berbadan besar.
"Ahhhh!!"
"Apa mau kalian huh?!" Marah Jimin. "Siapa yang menyuruh kalian?!" Jimin bertanya setelah semuanya berhasil dilumpuhkan. Dan di bawah sana, Jimin tanpa ampun menginjak salah satu pria. Tapi tak lama setelah itu, Jimin yang masih menginjak salah satu pria, tiba-tiba dikejutkan oleh kedatangan sebuah mobil. Mobil yang dikendarai oleh Kim Taehyung bersama teman-temannya.
"Hay.. Park Jimin."
***
Seulgi mengendarai mobilnya sendirian untuk pulang ke rumahnya setelah kuliah selesai. Seakan tak ada rasa takut kejadian kemarin terulang lagi-saat mobilnya mogok di hutan, Seulgi tetap tak peduli. Tapi ngomong-ngomong, Seulgi kembali ingat satu hal. Dia mengingat perkataan Jimin kemarin saat pria itu mengatakan jika dia menyelamatkan Seulgi hanya karena Seulgi yang mirip mantan kekasihnya. Perasaannya pun kembali terusik.
"Kenapa aku merasa sakit saat dia berkata seperti itu ya?" Gumam Seulgi. "Jadi hanya karena aku mirip mantan kekasihnya? Aku pikir dia menyelamatkanku karena dia suka padaku." Entah apa yang dirasakan Seulgi tapi ia tak bisa berbohong jika hatinya begitu sakit. "Jimin tak suka padamu Seulgi."
Seulgi menatap ke depan, di sana masih menunjukkan lampu merah. Diamnya itu membuat Seulgi tak sengaja menatap kaca spion yang menangkap satu mobil hitam di belakang mobilnya. Seulgi pikir-pikir, sepertinya dari tadi mobil itu terus berada di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF BOY
FanfictionHidup Seulgi biasa saja sebelum bertemu Jimin, pria misterius yang sulit dia jangkau. Kejadian-kejadian yang membahayakannya itu membuat Jimin entah kenapa selalu ada untuk melindunginya. Tanpa perlu memanggilnya, Jimin selalu datang dan menyelamatk...