Bukan polisi Kang tak mau memberitahu mantan istrinya tentang kejadian yang baru saja dia lihat, dia belum terlalu yakin jika itu adalah putrinya. Tapi, ayah mana yang tak mengenali anaknya sendiri?
Seulgi tiba-tiba muncul setelah sekian lama menghilang tanpa kabar. Bukan muncul lalu kembali padanya, tapi muncul tanpa sengaja dan ditemukan masih hidup. Polisi Kang mungkin bersyukur dengan adanya rekaman itu, tapi dia juga bertanya, jika Seulgi memang masih hidup, kenapa dia tak pulang? Kenapa dia lebih memilih bersembunyi?
Polisi Kang menatap ruangan kamar Seulgi yang baru saja dia masuki. Pria itu menatap sekeliling kamar yang begitu dia rindukan dengan wangi khas Seulgi yang tercium di sana. Demi apapun, polisi Kang tak tahu harus mengatakan apa untuk mengungkapkan rasa rindunya.
Dia duduk di tepi ranjang dan pandangannya berhenti pada foto putrinya. Foto Seulgi yang tengah tersenyum ceria. "Apa itu benar kau? Kalau iya, kenapa kau tak pulang? Kenapa kau tak mau menemui ayah? Kemana kau selama ini? Ayah selalu menunggumu pulang tapi kau tak pernah datang. Ayah hanya ingin kepastian dan alasan kenapa kau menghilang. Apa kau benci pada ayah? Apa yang harus ayah lakukan untuk membuatmu kembali?" Pria itu sudah seperti orang paling putus asa.
Tapi walaupun Seulgi sudah ditemukan, dia tak tahu harus mencari gadis itu kemana. "Aku yakin akan menemukanmu, dan aku harap kau cepat kembali. Ayah menyayangimu."
***
TIGA PEJALAN KAKI TEWAS DENGAN LUKA PARAH DI LEHER.
SEMAKIN BANYAK ORANG YANG DILAPORKAN HILANG, KOTA SUDAH TAK AMAN.
"Jim, ini sudah keterlaluan." Jimin hanya bisa menunduk diam saat Sehun mengatakan itu. Sayangnya, Seulgi seperti tak peduli dan benar-benar tak menginginkan kehidupannya kembali.
"Aku sudah mencoba membujuknya, tapi dia tak mau."
"Kau harus mencobanya lagi Jimin."
"Tapi bagaimana jika dia menolak? Bagaimana jika dia benar-benar sudah melupakan semuanya dan memilih untuk seperti itu selamanya?"
"Setidaknya kau harus berusaha. Bawa Seulgi kembali, jangan biarkan dia seperti ini. Kalau tidak, dia akan membunuh orang lebih banyak lagi." Jimin kembali diam.
"Kalau saja kita lebih cepat membunuh Baekhyun saat itu." Dan perasaan bersalah itu datang lagi. "Tapi semuanya sudah terjadi. Memang harusnya seperti ini." Mereka semua diam. Dan Jimin adalah satu-satunya yang sedang berpikir bagaimana harus membawa Seulgi untuk kembali.
Beberapa menit mereka terdiam, seseorang tiba-tiba membuka pintu. Dan itu adalah Moon. "Moon?"
"Jim, ini gawat. Seulgi, kau harus menemuinya sekarang."
***
Semenjak kejadian dimana Seulgi melihat Jimin bersama Moon, Seulgi semakin tak terkendali. Seulgi berkali-kali lipat lebih kejam dan lebih terang-terangan saat menghabisi beberapa orang. Dia benci dirinya yang lemah saat mengetahui Jimin sudah melupakannya, dan dia tak peduli jika apa yang dia perbuat akan berdampak besar suatu saat nanti.
"Buang semua mayatnya ke jurang." Setelah menghabiskan 'makanan'nya, Seulgi meninggalkan teman-temannya dan berakhir terduduk di tengah hamparan rumput di atas tebing. Dia ingin melampiaskan semuanya. Tak ada satupun yang mengerti.
Masih dalam posisi itu, satu suara tiba-tiba terdengar. "Kau semakin tak terkendali." Suara yang dia rindukan, sekaligus dia benci. "Sebenarnya apa yang kau inginkan?"
Seulgi kini berbalik menatap pria yang juga tengah menatapnya. Kini, tak ada tatapan gembira atau rindu saat menatap pria itu. Di sana hanya ada tatapan tajam dan benci.
"Ayo kita pulang." Seulgi benci mendengar itu. Untuk apa dia menyuruhnya setelah dia bahkan punya wanita lain? "Kumohon, kali ini saja."
Seulgi melangkah dan berdiri tepat di hadapan Jimin. Gadis itu masih menatapnya tajam. "Apa urusanmu?" Mendengar itu, Jimin mengerutkan keningnya.
"Apa urusanku? Jelas karena kau pergi bersamaku Seulgi, dan kau harus kembali bersamaku, pada ayahmu. Kau tahu? Ayahmu sudah tahu jika kau masih hidup." Seulgi terdiam. "Dan dia sedang mencarimu sekarang."
Untuk kedua kalinya, Seulgi cukup terkejut.
Apa ayahnya juga tahu jika Seulgi membunuh dua gadis SMA itu?"Sebelum ayahmu mencaritahu kasus itu, kau harus pulang. Yakinkan dia kalau kau bukan pembunuhnya. Karena kau pasti akan dijadikan saksi jika ayahmu sudah menemukanmu. Kumohon Seulgi, kali ini saja. Kita pergi bersama dan temui ayahmu."
Seulgi menatap Jimin. Benar, dia harus pulang. Dia harus bertemu ayahnya sebelum ayahnya curiga. Tapi Seulgi merasa tak butuh Jimin, dia tak akan meminta Jimin untuk menemaninya.
"Kau mau kan?" Tanya Jimin sekali lagi. Tapi alih-alih mendapat jawaban, Seulgi malah semakin mendekat.
"Urusi saja urusanmu, tak usah pedulikan aku."
Jimin termangu saat Seulgi pergi begitu saja meninggalkannya. Kenapa Seulgi terlihat membencinya? Apa yang salah?
***
"Halo Namjoon? Ya, sebentar lagi aku berangkat. Tunggu." Polisi Kang menutup sambungan teleponnya. Sesuai janji, dia akan mencari Seulgi bersama Namjoon. Cuaca pun cukup dingin membuat polisi Kang harus mengeratkan jaketnya sebelum benar-benar keluar dari rumah.
Polisi Kang kemudian mengambil kunci mobilnya di atas meja lalu pergi menuju pintu. Awalnya, polisi Kang tak melihat hal mengejutkan. Tapi sampai dia benar-benar membuka pintu, langkahnya seketika berhenti saat seseorang sudah berdiri di sana.
Seketika polisi Kang terdiam menatap seseorang itu. Dia bahkan menjatuhkan kunci mobil di genggamannya. Dia bahkan baru akan pergi ke kantor polisi, tapi hal ini mengurungkan niatnya.
"S-Seulgi?" polisi Kang benar-benar terkejut.
Gadis itu pun tersenyum. "Ini aku ayah, aku pulang."
TBC
jangan bosen aku update terus ya :'D
KAMU SEDANG MEMBACA
WEREWOLF BOY
Fiksi PenggemarHidup Seulgi biasa saja sebelum bertemu Jimin, pria misterius yang sulit dia jangkau. Kejadian-kejadian yang membahayakannya itu membuat Jimin entah kenapa selalu ada untuk melindunginya. Tanpa perlu memanggilnya, Jimin selalu datang dan menyelamatk...