Prolog

38.2K 1.4K 87
                                    

Hai, selamat datang di duniaku yang penuh dengan halu 🍁.

⚠️ WARNING ⚠️

Cerita ini belum sepenuhnya di revisi, jadi mohon maaf apabila masih banyak kesalahan. Baik typo, kejadian berulang, atau hal2 yang nggak sesuai. Reader's pasti langsung tahu apa saja yang berubah, bahkan beda dengan versi lama. Versi revisi ada kok, tapi emang sengaja nggak aku publish. Semoga kalian memahami.

Harap siapkan hati, jangan sampai emosi. Selamat membaca para bucinnya Zahra & Rakha ❤️


°°°

Murid baru seringkali menjadi sorotan setiap anak. Dipandang dengan tatapan suka, tidak suka, aneh atau hal lainnya yang membuat risi. Seperti yang dirasakan oleh siswi satu ini. Alifa Azzahra atau lebih akrab dipanggil Zahra. Cewek itu seakan menjadi pusat perhatian anak-anak di sekolah barunya.

Tidak tahu apakah ada yang salah dengan dirinya. Namun, sebelum berangkat dia sudah mengecek penampilannya. Dirinya juga memakai seragam sekolah barunya, SMA Bintang. Sama seperti siswa-siswi yang sedang berlalu lalang sambil melihatnya sesekali saat ini. Apakah dirinya terlihat asing. Ah mungkin saja, dia kan warga baru di sekolah ini. Menghiraukan tatapan-tatapan yang masih mengarah padanya, Zahra melangkahkan kakinya menuju ruang kepala sekolah.

Tok... Tok... Tok...

Seorang laki-laki paruh baya dengan kacamata tebalnya melihat kea rah pintu. "Silakan masuk," ucapnya.

Zahra mengikuti perintah kepala sekolahnya yang bernama Pak Santoso.

"Kamu siswi baru yang bernama Alifa Azzahra?" tanya Pak Santoso.

Zahra mengangguk. "Iya, Pak."

Pak Santoso membolak-balikan berkas yang ada di tangannya. Setelah itu, kembali melihat Zahra. "Kamu masuk di kelas XI. IPA 2, nanti Bu Mayra akan mengantar kamu ke kelas," ujarnya.

"Bapak memanggil saya?" tanya Bu Mayra yang baru saja datang.

Pak Santoso melihat bu Mayra lalu mengangguk. "Tolong ibu antarkan Zahra ke kelas." Diberi perintah, Bu Mayra menganggukkan kepalanya.

"Dan kamu, Zahra. Selamat datang di SMA Bintang, semoga kamu betah bersekolah di sini," lanjut Pak Santoso membuat Zahra tersenyum dan menjawab 'Iya'.

Setelah berpamitan dengan Pak Santoso. Zahra berjalan bersama bu Mayra menuju kelasnya yang baru. Koridor sudah sepi karena bel sudah berbunyi sejak lima belas menit yang lalu. Tetapi, pembelajaran belum dimulai karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur semester ganjil. Biasanya dimanfaatkan untuk pembersihan kelas dan guru-guru akan rapat. Itu yang Zahra tahu.

Zahra sedikit terkejut karena Bu Mayra yang tiba-tiba saja berhenti. Matanya melihat pintu kelas yang saat ini tertutup. Apa ini kelasnya? Kalau iya, bagaimana respons teman-teman barunya nanti? Apakah Zahra akan diterima dengan baik di sini?

"Ayo Zahra," ajak Bu Mayra, berjalan lebih dulu. Zahra pun mengikutinya di belakang sembari merapalkan doa didalam hati.

Saat pintu kelas terbuka, semua murid langsung menghentikan aktivitas masing-masing. Mata mereka mengarah pada Zahra yang berdiri di sebelah Bu Mayra.

"Selamat pagi anak-anak...," ucap Bu Mayra.

"Selamat pagi, Bu...," balas seluruh siswa. Perhatian mereka kini tertuju pada Zahra yang tengah melemparkan senyum malu.

"Kalian kedatangan teman baru, ayo perkenalkan namamu," ucap bu Mayra.

Mengembuskan napasnya, Zahra melihat seluruh siswa yang kini menatapnya dengan berbagai macam ekspresi. "Perkenalkan nama saya Alifa Azzahra, siswi pindahan dari SMA Garuda di Bandung. Saya harap kalian semua bisa menerima saya di kelas ini," ucap Zahra diakhiri dengan senyum.

Semua orang yang duduk di bangku hanya mengangguk-angguk. Ada yang melambaikan tangan dan tak henti-hentinya melemparkan senyum.

"Baiklah, mungkin kalian bisa berkenalan dengan Zahra nanti. Karena ibu akan rapat bersama para guru," jeda bu Mayra. "Fadil, tolong kamu kondisikan teman-temanmu," semua anak mengangguk, begitu juga dengan Fadil yang baru saja diberi amanah.

"Dan kamu Zahra, bisa duduk di samping Rakha," kata bu Mayra menunjuk bangku yang kosong di sebelah Rakha. Zahra pun mengikuti arah pandang Bu Mayra. Dirinya tidak sengaja beradu pandang dengan siswa laki-laki yang akan menjadi teman sebangkunya.

Karena sudah diberi arahan, Zahra berjalan menuju bangku yang berada di samping Rakha. Dia melemparkan senyum bermaksud menyapa. Namun, yang dia dapatkan hanyalah tatapan datar dan tidak bersahabat. Entah karena apa, Zahra tidak mau ambil pusing. Dia duduk di bangkunya dan memerhatikan Bu Mayra yang baru saja kelar dari kelas.

"Hai, gue Rani," ucap seorang siswi yang duduk di bangku depannya. Zahra tersenyum dan menyambut uluran tangan Rani.

"Zahra," sahut Zahra tersenyum.

"Lo mau gabung grup kelas?" tawar Rani. Zahra mengangguk dan menyerahkan ponselnya pada Rani. Cewek itu dengan cepat menambahkan nomor Zahra ke dalam kontaknya. Zahra hanya melihat saja tanpa mau banyak bertanya.

Selesai menambahkan Zahra kedalam grup kelas Rani mengembalikan ponsel Zahra. "Kalau perlu bantuan, bilang aja. Kita semua bakal bantuin kok," ucap Rani dengan tulus

"Ah,iya. Makasih Rani."

***

Bagaimana setelah membaca prolognya?

Jangan lupa vote, coment and share!

Follow:

Terima kasih dan sampai jumpa di part yang akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terima kasih dan sampai jumpa di part yang akan datang.

Puspa Setyaningrum, istri sah Taeyong 💚
Prabumulih, 24 Januari 2020

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang