Part 16

9.1K 696 30
                                    

Ada hal yang bisa kalian lakukan untuk mendapat pahala di bulan puasa ini. Salah satunya bikin author bahagia. Apa Mpus? Cukup vote sebelum baca dan komen setelah selesai membaca. Jangan mau minta next aja. 😆😆

Happy reading🐣

***

Sedang tidak ada quotes.
---Part 16---

     Hari ini semesta sedang berpihak pada kelas XI. IPA 2 karena Bu Shavira yang berhalangan hadir. Jadilah sekarang mereka diberi tugas yang harus dikerjakan bersama teman sebangku.

Biasanya, akan ada guru pengganti yang mengawasi. Tapi kali ini tidak, hanya ada tugas. Siswa IPA 2 pun merasa senang dan bebas. Bahkan saking bebasnya, Harun mengerjakan tugasnya di meja guru bersama Galang. Entahlah, kedua anak itu memang aneh.

"Mau ngerjain bareng?" tanya Zahra pada Rakha. Ragu. Mengingat bagaimana sikap teman sebangkunya itu.

Rakha menoleh. "Iya. Kan emang disuruh berdua ngerjainnya," balas Rakha, melirik Zahra sebentar. Cowok itu masih bermain game di ponselnya.

"Ajarin ya, gue nggak terlalu ngerti kalau berurusan sama fisika," ujar Zahra.

Cowok itu mengangguk. Menyimpan ponselnya ke dalam saku celana. Dia mengambil buku tulis dalam tas, kemudian mulai mengerjakan tugasnya bersama. Sesekali Zahra bertanya saat dia mulai kebingungan, dan Rakha langsung mengajarinya.

Teman-teman sekelasnya ada yang curi-curi pandang. Melihat bagaimana keduanya berinteraksi. Apalagi melihat respons Rakha, mereka mengira kalau keduanya memang lagi dekat. Terbukti sejak hebohnya kedua orang itu pergi bersama ke sekolah.

"Jadi, pakai rumus yang ini?" tanya Zahra.

"Iya. Coba kerjain, nanti gue cek," ujar Rakha. Cowok itu sudah mengerjakan lima soal, sedangkan Zahra baru tiga soal.

"Nih, coba cek," kata Zahra menyodorkan bukunya yang langsung dilihat Rakha.

"Bener ini," kata Rakha.

"Satu soal lagi kan?" tanya Zahra. Rakha langsung menaikkan salah satu alisnya.

"Yakin mau ngerjain?"

"Yakinlah. Kan tugasnya sepuluh soal, kita bagi dua. Lo, lima. Gue lima. Adil," jelas Zahra.

"Yaudah kerjain," ujar Rakha.

Tanpa sadar, dia memperhatikan Zahra yang lagi sibuk memecahkan satu soal lagi. Cewek itu sangat serius. Bahkan beberapa kali Rakha melihat kening Zahra bergelombang samar.

Kedua sudut bibirnya tertarik. Menciptakan sebuah senyum, meskipun samar. Sampai ekspresinya kembali datar saat cewek itu menoleh padanya.

"Kenapa?" tanya Zahra. Dia merasa sedari tadi Rakha memerhatikannya.

"Nggak," kata Rakha.

"Gue ngerasa lo merhatiin gue," ujar Zahra.

"Gue cuma liat, gimana lo ngerjain soalnya," kata Rakha, beralasan.

"Udah selesai. Coba cek lagi, siapa tau kan gue keliru." Cewek itu berujar, lalu mendorong bukunya ke arah Rakha.

"Keliru," kata Rakha.

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang