Part 10

10.6K 731 38
                                    

Cara yang lo lakuin, buat gue ingat sama dia yang seharusnya gue lupain.
---Part 10---

     Zahra mengernyitkan kening ketika tahu kalau jalan yang mereka lewati saat ini bukanlah jalan menuju rumahnya. Cewek itu menepuk pundak Rakha pelan dan sedikit memajukan kepalanya.

"Ini bukan jalan ke rumah gue," ujarnya saat Rakha membuka kaca helm.

"Gue mau ke supermarket dulu!" kata Rakha, kemudian menutup kembali kaca helmnya. Zahra yang mendengarnya pun hanya membentuk mulutnya seperti huruf o. Pertanda dia mengerti.

"Mau ikut ke dalam apa nunggu di sini?" tanya Rakha sebelum turun dari motor.

"Ikut, lah. Entar gue diculik," jawab Zahra.

Rakha menanggapinya dengan anggukan sekilas. Turun dari motor, kemudian berjalan lebih dulu dengan Zahra yang membuntutinya di belakang. Zahra bisa melihat bagaimana cowok dengan postur tubuh tegap itu berjalan. Cocok kalau mau jadi anggota TNI, pikirnya.

"Kalau mau, ambil aja. Gue yang bayar," ujar Rakha pada Zahra. Cewek itu mengangguk sekilas dengan posisi berdiri---melihat Rakha saat membuka lemari pendingin---mengambil beberapa minuman dan berjalan menuju lorong yang berisi macam-macam snack.

Fokusnya saat ini hanya satu, yaitu Rakha. Entah kenapa, ada yang aneh dengan hatinya. Seperti ada desiran halus yang langsung diusirnya dengan cepat. Kepalanya menggeleng kuat.

Matanya menjelajahi setiap sudut supermarket yang kebetulan tidak ramai. Kemudian dia melihat keluar. Seketika ada rasa iba, saat melihat seorang anak kecil bersama ibunya dengan membawa karung berisikan botol-botol bekas.

Seperti ada lampu menyala diatas kepalanya, Zahra yang langsung menghampiri Rakha yang sedang mengambil sebungkus roti tawar.

"Rakha?" merasa dipanggil. Cowok itu menaikkan salah satu alisnya.

"Penawaran lo yang tadi masih berlaku?" sempat heran sebentar, tapi Rakha langsung mengangguk. Membuat cewek yang ada di depannya saat itu langsung tersenyum lebar.

Zahra berjalan dua kali lebih cepat. Menuju lemari pendingin, lalu mengambil snack dan juga roti. Rakha yang melihat itu pun merasa aneh. Sampai cewek itu berjalan ke arahnya dan memasukkan belanjaannya ke keranjang.

"Lo yang bayar, kan?" tanya Zahra memastikan. Rakha hanya mengangguk saja.

Kedua anak itu langsung menuju kasir. Sesekali Zahra melihat keluar, di mana anak dan ibu itu masih duduk di pinggir jalan.

"So sweet ya, belanja sama pacar," komentar penjaga kasir itu seraya tersenyum.

Zahra yang mendengarnya hanya memasang cengiran, lalu dilihatnya Rakha dari samping. Cowok itu tetap dengan wajah datarnya.

'Ganteng, tapi mukanya kayak tembok,' batin Zahra.

Zahra segera memalingkan wajah saat Rakha menoleh padanya. Cewek itu merasakan pipinya sedikit panas, efek karena memerhatikan Rakha.

"Mbak, mbak," seru Zahra teringat sesuatu. "Yang ini, ini, sama ini. Bedain, ya," ujarnya menunjuk apa saja yang dia ambil tadi. Penjaga kasir itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Totalnya 112.000 ribu, mas."

Rakha segera mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan kepada kasir.

"Ini kembaliannya. Terima kasih mas, mbak. Semoga langgeng, ya dan jangan lupa mampir ke supermarket kami," ucap penjaga kasir itu dengan ramah. Dengan sekali anggukan kedua anak itu segera keluar.

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang