Part 24

8.4K 573 21
                                    

Tak perlu dipikirkan, karena setiap orang membacamu dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda.

---Part 24---

Prittt...

Suara peluit yang ditiup dengan keras oleh Pak Rama, membuat semua siswa IPA 2 menghentikan permainan basket. Beberapa dari mereka bersorak senang karena telah selesai mengambil nilai basket dengan nilai bagus. Sisanya merasa sedikit sedih karena mendapat nilai yang jauh dari KKM.

Saking senangnya Rani sampai memeluk Zahra hingga keduanya tertawa bahagia. Zahra berhasil, dia bisa melakukannya. Usahanya belajar basket selama seminggu ini tidak sia-sia. Semua berkat cowok yang tengah berdiri di pinggir lapangan bersama kedua temannya. Rakha.

"Gue gak nyangka lo bisa," ujar Rani melepaskan pelukan. "Gila ... Keren banget. Gak sia-sia dong diajarin sama Rakha," goda Rani mencolek dagu Zahra. Alhasil kedua pipi cewek itu merona dengan sendirinya.

"Apaan sih, Ran," balas Zahra malu-malu.

"Cie ... Lo gak tau kalau Rakha dari tadi merhatiin lo," ujar Rani.

"Masa iya?" tanya Zahra tak percaya.

Rani mengangguk. "Gue liat, kan tadi berdiri deket Rakha. Matanya fokus banget liatin lo, kayak seluruh pusat perhatiannya itu cuma lo," jelas Rani.

Zahra terdiam. Mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Rani.

"Udah, gak usah bengong," ujar Rani.

"Baiklah, pengambilan nilai basket hari ini selesai. Silakan berganti pakaian dan kembali ke kelas," kata Pak Rama kemudian berlalu menuju ruang guru.

"Ayok Ra," ajak Rani.

"Duluan aja, Ran," kening Rani menjadi bergelombang. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum.

"Mau nemuin Rakha, ya?" tanyanya dengan menaik-turunkan kedua alisnya.

"Cuma bilang makasih gue, Ran," kata Zahra.

"Sekalian pdkt ya, Ra. Gue dukung lo!" ujar Rani penuh semangat.

"Dih, apaan si. Udah sana Dion nungguin lo tuh," ujar Zahra mendorong bahu Rani dengan pelan.

"Ck. Beda banget yang mau pdkt, gak mau diganggu," cibir Rani kemudian berbalik.

"Eh, enak aja ngomong," balas Zahra.

"Siapa yang mau pdkt?" tanya Dion pada Rani.

"Nanti aja aku kasih tau," balas Rani. Sepasang kekasih itu berjalan menuju kelas.

Tinggalah Zahra yang masih berdiri di lapangan bersama beberapa teman kelasnya. Dia bingung, samperin Rakha sekarang atau nanti? Saking bingungnya, dia tidak sadar kalau cowok itu berjalan ke arahnya.

"Balik kanan, Ra," bisik Sisi tersenyum penuh arti. Kemudian cewek itu pergi bersama Jeni. Sebenarnya Zahra bingung, tapi dia mengikuti perintah Sisi. Cewek itu berbalik dan langsung terkejut saat melihat Rakha ada di hadapannya sekarang.

Jadi maksud Sisi nyuruh gue balik kanan karena ada Rakha? Batin Zahra bertanya.

Rakha mengulurkan tangannya. "Selamat," ucapnya dengan senyum tipis.

Walau ragu, Zahra menjabat tangan cowok itu. Menampilkan senyum seperti biasa. "Makasih, semua ini berkat lo," balas Zahra.

Keduanya melepaskan tangan masing-masing.

"Gue cuma bantu dikit." kata Rakha.

Dia senang melihat sikap Zahra yang kembali seperti sebelumnya---bukan seperti kemarin---terlihat seperti menjaga jarak. Walau Rakha sendiri tidak tahu Zahra bisa saja berubah.

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang