Part 38

7K 525 60
                                    

Now Playing | Seanggun warna senja menyapa - Cover Tereza Fahlevi

Pembaca kisah Zahra & Rakha mana suaranya???

Siap spam komen setiap paragrafnya?

Kasih tau kalau ada typo!

Putar lagu di mulmed biar feelnya dapet.

Jangan lupa vote, komen dan share biar lapak ini makin rame. Buat yang sider, yok nimbul yok. Ga usah sembunyi² wkwk.

•••

Malam hari di vila Arvin terasa lebih ramai karena Tama dkk sudah datang selepas isya. Sebagian dari mereka membawa pasangan sendiri-sendiri, seperti yang Arvin dan Rakha bilang. Sekarang jumlah cewek menjadi 7 orang, sedangkan jumlah cowok lebih banyak yakni ada 9 orang.

Ketujuh cewek itu sedang berkutat di dapur untuk menyiapkan makan malam. Lalu para cowok menyiapkan tempat di halaman belakang, berupa lesehan untuk makan bersama. Biar seru dan terasa kebersamaannya.

"Ndah, coba cicip deh." ujar Zahra. Indah mendekat lalu mencicipi masakan yang Zahra buat. Cewek itu berdecak kagum.

"Pindah ke Jakarta, lo rajin terjun ke dapur ya?" ujar Indah terkekeh. Sedangkan Zahra tersenyum membenarkan.

"Loh, kak Zahra itu pindahan ya?" tanya Seryn, yang Arga anggap sebagai adik angkatnya di depan semua orang. Tidak tahu perasaannya sendiri sama atau tidak.

"Iya, Ser." balas Zahra.

"Udah lama Ra?" tanya Aletta, gebetan Tama.

"Setelah libur semester ganjil, gue pindah." jawabnya.

"Ihh, lo jorok ya!" semua orang teralihkan saat mendengar suara melengking Ayla.

"Apaan sih, sewot bener." balas Elang.

"Iuh, sana lo jauh-jauh!" usir Ayla. Cewek itu beringsut menjauh dari Elang.

"Ck. Awas lo entar kayak lagu Armada, awas jatuh cinta." ucap Elang, ngawur. Yang melihat hanya geleng-geleng kepala.

Setelah menyiapkan semua makanan beserta peralatannya. Semua anak itu berkumpul, duduk dengan beralaskan tikar membentuk lingkaran besar. Kegiatan makan malam bersama itu terasa ramai, apalagi karena Malik dan Elang yang selalu ribut dan melempar lelucon receh.

Zahra tak henti-hentinya tertawa. Dan Rakha suka hal itu. Tak bosan ia memadangi wajah pacarnya itu dari samping. Menghiraukan tatapan orang lain yang melihatnya aneh. Ah, bukan aneh, tapi bucin.

"Cowok lo ngeliatin mulu noh dari tadi." Indah yang duduk di sebelah kiri Zahra berbisik. Sontak saja cewek berkaus lengan panjang berwarna navy itu menoleh ke kanan, tempat Rakha duduk. Benar saja, cowok itu sedang menatapnya dengan binar kebahagiaan.

"Beruntung lo bisa sama dia." ujar Indah, setengah berbisik.

"Sangat Ndah." balas Zahra.

"Baik-baik sama dia, kalau ada apa-apa jangan sungkan buat cerita sama gue." ujar Indah. Zahra tersenyum lalu mengangguk.

Suasana yang tadinya ramai, kini mendadak sepi. Para cewek sudah beristirahat di kamar setelah beres-beres. Tersisa cowok-cowok yang memilih berkumpul di ruang tengah, tempat mereka tidur. Pukul 12.00 mereka masih asik bercerita, tapi setelahnya satu-persatu dari mereka memutuskan untuk tidur. Tinggalah Arvin sendiri karena cowok itu insomnia.

Cowok itu melihat ke arah tangga, ada Indah yang turun sambil membawa gelas. Arvin tersenyum miring, dia bangkit dari duduk kemudian mengikuti langkah Indah menuju dapur.

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang