Part 34

7.5K 566 57
                                    

Jangan lupa vote, komen dan share. Selamat membaca!

•••

Semua murid SMA Bintang berhamburan keluar kelas saat bel pulang sekolah berbunyi. Hari ini mereka dipulangkan cepat karena guru akan mengadakan rapat untuk ulangan kenaikan kelas.

Rakha mengantarkan Zahra pulang terlebih dahulu untuk berganti pakaian sebelum pergi ke rumahnya. Sedari tadi, Zahra sangat gugup. Otaknya tidak berhenti berpikiran hal ini dan itu.

"Siap ke rumah calon mertua?" tanya Rakha, sedikit bercanda.

Zahra mendengkus, lalu mengangguk. Detik itu juga, mobil yang dikendarai Rakha melesat menuju kediamannya. Hanya membutuhkan waktu sekita 20 menit untuk sampai.

Sekarang, keduanya sudah berada di halaman rumah Rakha yang lebih luas dari rumah Zahra. Ada banyak bunga yang mekar dengan cantik karena sering dirawat.

"Assalamualaikum..." ucap Rakha memasuki rumahnya.

Tangan kiri cowok itu menggenggam tangan Zahra yang dingin sejak tadi. Perlahan namun pasti, genggaman itu membuat Zahra menghangat. Menghilangkan semua rasa gugup yang melandanya.

"Waalaikumsalam." jawab seorang perempuan berambut panjang--- seumuran Aldo. Zahra yakin kalau perempuan itu adalah Khairin, kakak perempuan Rakha.

"Eh, ada yang bawa cewek nih." seru Khairin, ketika melihat Zahra berdiri di sebelah Rakha.

Zahra melempar senyum pada Khairin.

"Ajak duduk dong Kha." seru Khairin, lagi.

"Sewot banget sih." cibir Rakha.

"Ayo Ra," ajaknya. Menarik pergelangan tangan Zahra dengan lembut menuju sofa ruang tamu. Keduanya duduk bersebelahan.

Tak lama seorang wanita paruh baya---yang Zahra yakin mama Rakha---datang. Bersamaan dengan Khairin yang duduk di sebelah Zahra.

"Eh, ada yang bawa cewek cantik rupanya." ujar Mira, mama Rakha.

Zahra menghampiri Mira, dan mencium punggung tangan wanita itu; bersalaman. Dengan senang hati Mira mengelus surai hitam milik Zahra dengan penuh sayang. Seperti yang dia lakukan pada Khairin maupun Rakha.

"Siapa namanya?" tanya Mira dengan nada keibuan. Lembut. Seperti bundanya.

"Zahra, tante." jawab Zahra tersenyum.

"Duduk sini Ra." ajak Khairin. Cewek itu mengangguk, kembali ke tempatnya semula.

"Kok mau jadian sama Rakha?" tanya Khairin membuka perbincangan. Khairin juga sengaja bertanya sambil melirikan matanya pada Rakha.

"Ck. Nggak usah dijawab Ra," ujar Rakha, lembut, tapi langsung berbeda setelahnya. "Pertanyaannya gak bermutu." sambung Rakha dengan ketus. Dan kalimat terakhir itu dilayangkan langsung untuk kakaknya.

"Liat kan Ra, gimana sifatnya? Kayaknya aja cool, aslinya dia kayak banci tau. Suka ngambekan, ketus juga sama kakaknya." ujar Khairin melebih-lebihkan. Mendengar itu, Zahra hanya tertawa saja.

"Udah kakak, jangan mulai lagi deh. Sana ke belakang buat minum." perintah mamanya. Kalau begitu, Khairin tidak bisa membantah. Maka dengan segera, Khairin beranjak dari duduknya kemudian bergegas menuju dapur.

"Aku tinggal bentar gak papa ya? Mau ganti baju soalnya." ujar Rakha yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Zahra.

"Sana A' biar Zahra ngobrol sama mama." titah Mira.

Satu fakta yang Zahra tahu sekarang, kalau Rakha juga dipanggil aa.

Cowok dengan tas hitam yang masih melekat dipunggung itu segera pergi ke kamarnya. Tinggalah Zahra dan Mira di ruang tamu.

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang