Part 1

18.6K 1K 44
                                    

Happy reading 💙
Jangan lupa vote, coment and share!

***

Karena kelas sedang free, anak-anak jadi bebas mau melakukan apa. Seperti anak kelas XI. IPA 2 contohnya. Ada yang tidur, bermain gitar, cewek-cewek yang suka bergosip, nge-game, membaca buku, ke kantin, dan beberapa cowok yang tengah fokus menonton sesuatu di sudut kelas. Tidak tahu apa yang dilihat di sana, hanya mereka dan Tuhan lah yang tahu

"Kenapa pindah, Ra?" Rani bertanya.

"Ikut ayah, sih. Sebenernya betah banget di Bandung. Tapi mau gimana lagi," jawab Zahra tersenyum.

"Rani, pinjem ponsel," kata cowok yang duduk sebangku dengan Rani.

"Buat apa sih? Ganggu aja. Orang lagi cerita," sungut Rani, namun tak ayal tetap memberikan ponselnya.

"Uh, jutek banget, sih," kata cowok itu, terkekeh.

"Bodo!" balas Rani. Dia kembali menghadap Zahra.

"Oh iya, Ra. Cowok yang duduk sebangku sama gue, namanya Dion. Yang di bangku depan itu Arvin, dia kapten basket sekolah loh. Nah, kalau yang di sebelha lo ini," Rani menjeda sembari menunujuk Rakha. "Namanya Rakha. Maklum aja, orangnya emang gitu," jelas Rani. Mengabaikan tatapan datar yang Rakha layangkan.

"Kalian temen deket?"

"Iya, dari lama."

"Di, Kha, kantin yuk!" ajak Arvin, berteriak.

Rakha pun langsung berdiri, begitu juga dengan Dion. Ketiganya berjalan bersama dan hilang di balik pintu kelas. Dan sekarang Zahra hanya bersama Rani.

"Mau keliling sekolah, Ra?" tanya Rani. Hari ini, dia siap kalau menjadi tour guide untuk Zahra. Lagian, bosan juga kalau lama-lama di kelas

"Boleh deh."

Setelah itu, keduanya pergi. Rani banyak mengenalkan apa yang ada di sekolah ini. Lab, Uks, Perpustakaan, ruang guru, ruang TU, taman belakang sekolah dan terakhir tujuan mereka adalah kantin. Kata Rani, mie ayam Mang Ojo sangat enak. Mendengar itu, Zahra penasaran dan Rani pun mengajaknya kesana. Capek juga keliling sekolah.

"Nah, duduk sini aja, gue yang pesan," kata Rani, Zahra tersenyum lalu mengangguk.

Sembari menunggu Rani memesan mie ayam, Zahra memainkan ponselnya. Ada beberapa chat dari teman sekelasnya yang minta di save. Lalu, Zahra membuka room chatnya dengan Indah. Wajahnya terlihat tak bersemangat.

Indah

Gmna sekolah bru?
Ada yg jhat sma lo nggk? Kalau ada blng sma gue. Ntar gue gampar anaknya. Wekaweka

Sklahnya bgus. Anknya juga baik² kok
Iya, nnti klau ada yg jhat sma gue.
Gue blng ke elo yaa. Lgi bljar ya Ndah?
Gue kngen lo sma ank² dikelas
Blang sma mreka ya, gue kngen

Zahra menghela napasnya. Benar, dia rindu Indah dan teman-temannya di Bandung. Tahu Zahra akan pindah ke Jakarta, banyak teman-teman di kelasnya yang bertanya, bahkan berusaha menahannya untuk tidak pindah. Bisa saja Zahra tinggal di sana. Tapi, ayah dan bundanya akan tetap pindah ke Jakarta karena pindahnya tugas ayahnya. Alhasil, karena tidak mau sendirian di Bandung, Zahra ikut juga ke Jakarta.

"Chat sama siapa Ra?" tanya Rani yang baru saja datang dengan membawa nampan. Rani tahu karena room chat Zahra dengan seseorang yang masih terlihat.

Zahra tersenyum. "Sama temen gue di Bandung," jawabnya.

"Lo kangen, ya?" tanya Rani. Cewek itu sedang mengaduk mie ayamnya yang siap dimakan.

"Iya, padahal baru beberapa hari," ucap Zahra terkekeh.

Kedua anak itu bercerita disela-sela makan. Kadang, Zahra tertawa karena cerita Rani yang terdengar lucu. Menurutnya Rani adalah cewek yang ceria dan mudah bergaul dengan orang.

"Eh, itu sepupu gue!" seru Rani melihat ke arah pintu kantin.

"Ay, sini!" panggil Rani bersemangat, membuat Zahra mengikuti arah pandang Rani. Cewek yang dipanggil Ay itu berjalan menuju meja mereka berdua.

"Eh, siapa Ran? Kayaknya gue baru liat," ujar cewek itu mengerutkan keningnya.

"Ini anak baru di kelas gue. Kenalan deh."

"Gue Ayla, sepupu Rani," cewek bernama Ayla itu mengenalkan dirinya pada Zahra.

"Gue Zahra," balas Zahra tersenyum.

"Ran, besok gue nginep ke rumah lo ya," ucap Ayla pada Rani.

"Bunda sama ayah ke mana?" Rani bertanya. Padahal jelas-jelas dia tahu jawabannya.

"Bunda nemenin ayah ke luar kota," ujar Ayla dengan wajah cemberut. Zahra hanya mendengarkan saja.

"Yaudah, sih, ke rumah aja nanti," kata Rani.

"Mau nginep di rumah gue juga nggak, Ra?" tawar Rani.

"Nah iya tuh. Ikut aja, Ra, biar rame. Nanti kita jemput deh," seru Ayla bersemangat.

"Ya, nanti. Bilang sama bunda dulu boleh apa enggak."

Ranidan Ayla kompak mengangguk. Mereka bertiga pun kembali bercerita. Dan untuk hari pertamanya masuk di sekolah baru, dia sudah mendapatkan teman.

***

Bagaimana setelah membaca part ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana setelah membaca part ini?

Follow Ig: puspasetyaa_

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Sampai jumpa di part selanjutnya 💙

Puspa Setyaningrum, istri sah Taeyong 💚
Prabumulih, 25 Januari 2020

Zahra & RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang